MENTERI RAKYAT: Khofifah Indar Parawansa, menteri berprestasi yang selalu dekat dengan rakyat dalam berbagai kesempatan. | Foto: Barometerjatim.com/MARIJAN AP
SURABAYA, Barometerjatim.com Khofifah Indar Parawansa masih menyimpan rapat bakal Cawagub pendampingnya di Pilgub Jatim 2018. Begitu pula dengan orang-orang dekatnya maupun elit Parpol pengusung: Tak ada yang mau memberi bocoran.
Baca juga: Formasi Baru Direksi-Komisaris Bank Jatim, Ada Eks Pimpinan KPK!
Entah strategi apa yang 'dimainkan' Khofifah dan timnya. Namun menyimak pernyataan Ketua Umum DPP PAN, Zulkifli Hasan, sepertinya Khofifah masih menunggu tambahan Parpol pengusung di luar Demokrat, Golkar, PPP, Nasdem dan Hanura.
Kami (PAN, PKS dan Gerindra) sudah sepakat menghimpun koalisi untuk mendukung Ibu Khofifah sebagai gubernur Jatim. Tapi kami harus banyak berdiskusi soal visi dan misi serta yang lain-lain, tegas Zulkifli kepada awak media di Gedung DPR, Kamis (9/11) lalu.
Baca: Zulkifli: PAN Dukung Khofifah atau Bentuk Poros Ketiga
Salah satu kesepakatan yang ditawarkan koalisi tiga Parpol tersebut yakni mendorong tokoh muda untuk mendampingi Khofifah sebagai Cawagub. Zulkifli menawarkan musisi yang kader PAN, Anang Hermansyah.
Tapi politik kan tidak maksa-maksa. Kita perlu bicara dan berdiskusi. Jadi intinya, berdialog dulu, katanya.
Pengamat politik dari Universitas Trunojoyo Madura (UTM), Surochim Abdussalam, menilai langkah Zulkifli tersebut sebagai hal yang wajar. Sebab, semua Parpol sedang mencari posisi terbaik di Pilgub Jatim 2018.
Baca: Ketum PAN Tawarkan Anang Cawagub Pendamping Khofifah
"PAN sadar diri bahwa posisi Cawagub adalah target paling masuk akal dan realistis untuk meningkatkan daya tawar," katanya saat dihubungi wartawan, Senin (13/11).
PAN, tandas Surochim, melihat hingga kini bakal Cawagub pendamping Khofifah masih terbuka. Semua partai berkepentingan mendapat jatah langsung agar punya efek electoral dalam Pileg dan Pilpres 2019.
Baca juga: VIDEO: 1 Persen pun Hibah Gubernur Jatim Tak Disentuh KPK, Kebal Hukumkah Khofifah?
"Khofifah termasuk calon gubernur potensial, sehingga semua berusaha menawarkan bakal Cawagub," terang peneliti senior Surabaya Survey Center (SSC) tersebut.
Baca: Tokoh Muda se-Jatim Deklarasi Relawan Sahabat Khofifah
Bagaimana dengan rencana membangun poros ketiga atau 'poros emas'? Menurut Surochim, bagi PAN itu hanya jarak antara kalau gagal mendapat posisi terbaik bersama Khofifah.
"Kan masih bisa punya alternatif, namanya politik semua berhitung untung rugi bagi partai. Kalau dapat posisi di Khofifah, ya otomatis menarik diri (dari poros ketiga). Wajar kan itu dalam politik," tegasnya.
Musyawarah Mufakat
Baca juga: Bank Jatim Catat Laba Bersih Rp 1,281 Triliun, Tertinggi di Antara BPD se-Indonesia!
Sementara Khofifah menegaskan, Cawagub akan diumumkan setelah tercapai musyawarah mufakat dengan seluruh Parpol pengusung. Namun soal dua nama yang diusulkan Tim 9, Mensos yang juga Ketua Umum PP Muslimat NU itu menyebut bukan ranahnya.
"Saya tidak punya hak untuk mengumumkan soal dua nama. Sekarang sudah dikomunikasikan dan dimusyawarahkan dengan partai-partai pengusung. Mudah-mudahan dalam waktu dekat semua sudah mufakat bulat," katanya usai acara Program Keluarga Harapan (PKH) di Kecamatan Sukun, Kota Malang, Minggu (12/11).
Baca: Khofifah Berjalan di Atas 9 Pedoman Politik Warga NU
Khofifah menjelaskan, butuh proses untuk memilih satu dari dua figur yang ditawarkan Tim 9 yang beranggotakan para kiai dan ibu nyai pengasuh Ponpes tersebut.
"Tidak bisa kita sampaikan nama-nama itu sebelum ada kesepakatan bulat oleh partai-partai pengusung. Tolong sabar dulu," pintanya sambil tersenyum.
Editor : Redaksi