SUMENEP, Barometer Jatim – Salah satu kesenian tari yang menjadi ikon di Pulau Madura dan akan tampil di Sumenep Culture Festival Soul of Madura, Sabtu, 26 Agustus 2023, yakni Tari Muang Sangkal.
Yuk akrabi kesenian ini! Tari Muang Sangkal berasal dari Kabupaten Sumenep dan berfungsi sebagai penolak bala atau menjauhkan dari bahaya.
Baca juga: Kejurprov Catur di Tulungagung, Fauzi Harap Lahir Bibit Unggul Level Dunia!
Dirangkum dari berbagai sumber, secara harfiah muang artinya membuang dan sangkal adalah petaka. Artinya, tarian itu memang dilakukan untuk membuang petaka dalam diri seseorang. Belakangan, tarian itu berkembang dan dibuat seni pertunjukan di Madura.
Tari Muang Sangkal lahir dilatarbelakangi kepedulian seorang seniman Sumenep bernama Taufiqurrachman, terhadap kekayaan yang dimiliki Pulau Madura. Sejak munculnya tari ini hingga sekarang, sudah melekat sebagai salah satu ikon budaya yang ada di Sumenep.
| Baca juga:
- Meriahkan Madura Culture Festival, Penari se-Tapal Kuda Akan Bergoyang di Sumenep
- Wisata Keraton Sumenep Digandrungi Pelancong: Ada Kereta Berusia 1000 Tahun hingga Al Qur'an Ditulis Dalam Semalam
Tanam Ratusan Mangrove di Sumenep, Bupati Fauzi: Ya Jaga Ekosistem, Ya Bikin Wilayah Pesisir Makin Asri!
Kemunculan tari Muang Sangkal juga tidak terpisahkan dari Keraton Sumenep. Keberadaan Keraton Sumenep telah melahirkan tradisi budaya, baik terkait dengan upacara adat maupun kesenian.
Soal gerakan, tarian Muang Sangkal seperti gerak-gerak dari Keraton Sumenep yang bertitik tolak dari gaya Yogyakarta. Gerakan itu dipadukan dengan ciri-ciri yang ada di Keraton Sumenep.
Namun ada beberapa yang menjadi ciri khas, yaitu penarinya harus ganjil, dalam keadaan suci atau perawan, serta tidak sedang datang bulang (menstruasi).
Lalu busana yang dipakai adalah dodot legha. Ketika menari, penari memegang cemong (mangkok kuningan) yang berisi beras kuning dan aneka kembang (bunga), seperti kembang melati dan mawar atau daun pandan.
Baca juga: Diresmikan Fadli Zon, Tugu Keris Sumenep Jadi Daya Tarik Baru Wisatawan
Makna Beras Kuning
Bupati Sumenep, Acmad Fauzi Wongsojudo mengatakan, sesungguhnya tari Muang Sangkal mempunyai makna simbolis untuk menolak bala. Para penari biasanya menaburkan beras kuning ketika memperagakan tari itu sebagai simbol menolak bala.
“Tari Muang Sangkal adalah simbol penolak bala, yang biasanya digelar ketika hajatan atau ada tamu besar yang datang ke Sumenep,” katanya, Minggu (20/8/2023).
| Baca juga:
- Titipkan Masa Depan Madura ke Cak Fauzi, Lora se-Pulau Garam: Bismillah! Kita Dukung Maju Pilgub Jatim 2024
- Gerindra Sebut Wajar Wabup Blitar Mundur karena Persyaratan Nyaleg: Bukan Masalah Etis atau Tak Etis!
Penaburan beras kuning sebagai simbol ungkapan doa memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa, agar tamu yang datang diberi keselamatan dan terhindar dari bahaya dan acara yang diselenggarakan pun berjalan sukses.
Baca juga: Gerindra Rekom 4 Bacakada di Jatim, Gus Sadad: Spesial Ditandatangani Presiden Terpilih!
Saat acara resepsi pernikahan, agar prosesi pernikahan berjalan lancar dan mempelai berdua dalam menjalani hidup rumah tangga berjalan langgeng.
Selain itu, dari segi gerakan yang halus dan luwes serta anggun menunjukkan sikap andhap asor, membentuk karakter penarinya halus dan lembut serta luwes.{*}
| Baca berita Sumenep. Baca tulisan terukur Roy Hasibuan | Barometer Jatim - Terukur Bicara Jawa Timur
Editor : Redaksi