TAK KOMPAK: Imam Syafi'i dan Herlina, tak kompak soal usulan Pansus Covid-19. | Foto: Barometerjatim.com/ROY HS/IST
SURABAYA, Barometerjatim.com Upaya pembentukan Panitia Khusus (Pansus) Covid-19 DPRD Surabaya kandas. Penyebabnya, usulan lima fraksi dikalahkan lewat hasil voting dalam rapat Badan Musyawarah (Banmus) bersama segenap pimpinan dewan, Jumat (15/5/2020).
Baca juga: Turun ke Blitar, Megawati Ziarahi Makam Bung Karno dan Serahkan 2 Sapi Kurban
Mungkin, baru kali ini di rapat Banmus ada voting. Padahal, biasanya hanya menjadwalkan usulan Pansus di rapat paripurna untuk diputuskan apakah Pansus disetujui atau tidak, termasuk dengan voting kalau tidak bisa dengan musyawarah mufakat.
Pemandangan menarik terjadi, saat Fraksi Partai Golkar berbalik arah dalam rapat Banmus. Golkar yang semula ikut mengusulkan Pansus secara tertulis, berubah menolaknya.
Tak hanya Golkar, anggota Banmus yang juga Ketua Fraksi Demokrat-Nasdem, Herlina Harsono Njoto juga 'mbalelo' dari kesepakatan fraksi.Padahal Fraksi Demokrat-Nasdem hingga voting dalam Banmus digelar, tidak pernah mencabut apalagi membatalkan usulan untuk pembentukan Pansus Covid-19 yang dikirim ke ketua DPRD.
"Saya kaget juga mendengar cerita teman dari fraksi lain, dimana kami tidak pernah membatalkan keputusan pembentukan Pansus. Herlina sendiri tidak pernah mengajak bicara utk perubahan itu," kata Sekretaris Fraksi Demokrat-Nasdem, Imam Syafi'i, Sabtu (16/5/2020).
Dalam rapat Banmus kemarin, dua orang mewakili Fraksi Demokrat-Nasdem, yakni Herlina dan Syaiful Bahri. Syaiful tetap mengusulkan adanya Pansus Covid-19 dan minta dijadwalkan di paripurna. Sebaliknya, Herlina mengambil keputusan berbeda."Beberapa teman dari fraksi lain menduga, Herlina berani mengorbankan marwah fraksi dan meninggalkan teman-teman fraksi, dikarenakan punya hubungan dekat dengan ketua DPRD dari PDIP," kata Imam.
Ada Kepentingan di Pilwali
Imam menambahkan, sejak semula Herlina memang terlihat 'alergi' dengan usulan Pansus Covid-19. Tapi dalam rapat Fraksi Demokrat-Nasdem yang dihadiri tujuh orang (lengkap) sudah memutuskan secara bulat perlu adanya Pansus. Pertimbangannya semata karena kemanusiaan.
Selain itu, Pemkot Surabaya tidak punya roadmap dan konsep yang jelas dalam menangani merebaknya pandemi Corona, sehingga jumlah pasien positif terus melonjak.
Baca juga: Bulan Bung Karno, Adi Sutarwijono Ajak Kader Sarinah Doakan Megawati Ketum PDIP Lagi!
Hingga Jumat (15/5/2020) mencapai 945 kasus atau 49,34 persen dari total kasus positif di Jatim. Karena itu, Fraksi Demokrat-Nasdem kemudian membuat surat usulan pembentukan Pansus Covid-19 yang dikirim ke ketua DPRD Surabaya.
Terlebih, kata Imam, Herlina dikenal dekat dengan kepala Bappeko yang juga kandidat wali kota Surabaya, Eri Cahyadi yang bisa 'mati kutu' jika DPRD sampai membentuk Pansus.Imam menduga, Herlina takut jika Pansus jadi alat untuk mengawasi bantuan sembako buat warga terdampak Covid-19, dan berpotensi ditunggangi kepentingan elektoral Eri di Pilwali Surabaya 2020.
"Padahal Pansus ini, jelas-jelas tidak ada unsur politiknya sama sekali. Pertanyaannya, sampai sebegitunya upaya ingin mangadang Pansus. Kenapa takut adanya Pansus?" kata politikus Partai Nasdem tersebut.
Baca: Moda Transportasi Dibuka, Check Point di Jatim Diperketat!
"Semoga rakyat tahu kondisi yang sebenarnya terjadi di dalam DPRD surabaya, dan yang sebenarnya dikerjakan Pemkot," imbuhnya.
Baca juga: VIDEO: Apa sih Dosa Adi Sutarwijono Sampai Dicopot dari Ketua PDIP Surabaya?
Tak hanya Imam, Wakil Ketua Fraksi Demokrat-Nasdem, Moch Machmud juga merasa kaget teranyata ada personel fraksi yang berubah sikap. "Selama ini tidak ada ralat atau pembatalan," katanya.
Kalaupun ada pembatalan atau perubahan sikap, menurut Machmud aturannya jelas. "Kami semua diberitahu, dirapatkan dulu di internal fraksi," ujarnya.
Sebenarnya, sambung Imam, dalam rapat Banmus kemarin terjadi deadlock antara yang setuju dan menolak Pansus. Delapan orang setuju dan delapan lainnya menolak.Namun ketika dua orang pendukung Pansus pulang karena tidak ada keputusan, yakni Syaiful Bahri (Nasdem) dan Yanto (PKS), rapat dilanjut lagi dan dilakukan voting. Sehingga pihak pengusung Pansus kalah suara.
Sementara Herlina saat dikonfirmasi Barometerjatim.com via telepon belum bisa memberikan komentar. Politikus Partai Demokrat itu masih ada kesibukan.
ยป Baca Berita Terkait Wabah Corona, PSBB
Editor : Redaksi