
SURABAYA, Barometerjatim.com Perusahaan startup berbasis teknologi untuk layanan kesehatan, PT Alpha Darena Nutrixima, meluncurkan aplikasi layanan kesehatan yang diberi nama My Ners di Surabaya, Rabu (27/3/2019).
Baca juga: Peserta BPJS Kesehatan Pindah Faskes Tak Perlu Izin Dinkes, Asal Bukan secara 'Gaib'!
CEO My Ners, dr David Raditya Soehartono menuturkan, layanan online ini untuk kebutuhan kesehatan home visit dengan tiga penyedia jasa: Perawat, bidan, dan fisioterapis profesional.
Ide membuat aplikasi ini, menurut David, berangkat dari pengalamannya saat menjadi koas di rumah sakit (RS). "Saya melihat banyak perawat itu sebenarnya ingin membutuhkan pekerjaan tambahan," katanya usai launching aplikasi My Ners.
David melihat, para perawat tersebut sulit mendapat tambahan karena waktunya lebih banyak dihabiskan di RS. "Mereka kalau hanya praktik di RS saja kan sulit, dengan jadwalnya (yang padat) sulit sekali," tandasnya.
"Jadi saya terinspirasi dari situ untuk memberikan kesempatan bagi perawat-perawat, untuk mempunyai pekerjaaan tambahan di luar pekerjaan yang ada di RS atau klinik di mana mereka bekerja," sambungnya.
Karena itu, David mengajak perawat rumah sakit atau lulusan sekolah keperawatan untuk bermitra memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat, di luar kegiatan shift jaga rumah sakit maupun klinik.
"Tentu bukan hanya memberikan pekerjaan perawat rumah sakit maupun klinik, tetapi kami juga memberikan layanan kepada masyarakat yang membutuhkan perawatan di rumah," katanya.
Aplikasi home care online ini, tambah David, bakal memudahkan masyarakat karena mereka tidak perlu mengantre di rumah sakit, tetapi cukup men-download aplikasi dari smartphone.
Baca juga: Gara-gara Sistem BPJS Kesehatan Error, Antrean di RSUD Soewandhie Numpuk!
"Home care ini bisa dilakukan tidak hanya untuk yang sakit, mungkin kondisinya masih bisa di rawat di rumah tapi perlu penjagaan. Pencarian perawat, bidan, dan psikoterapis dari handphone bisa dipilih untuk datang ke rumah," katanya.
Dalam aplikasi My Ners, pengguna bisa memilih tiga layanan jasa dengan berbagai pilihan perawatan, seperti perawatan kelahiran, bayi, pasien stroke, diabetes, hingga perawatan lansia. "Harapan kami menembus pasar Indonesia di revolusi digital," pungkasnya.
Kompetensi Perawat

Baca juga: Eri Cahyadi Jamin Anggaran Pengobatan HIV Tak Kena Pangkas: Khusus Ber-KTP Surabaya!
Bagaimana dengan kompetensi perawat? Menurut David, secara dasar, para perawat kalau sudah mempunyai ijazah, lulus dari pendidikan formal, atau mempunyai registrasi berarti mereka sudah tregistrasi menjadi perawat. Apalagi kalau sudah mempunyai SIPP (Surat Izin Praktik Perawat).
"Tadi juga ada tambahan dari teman-teman untuk SKCK (Surat Keterangan Catatan Kepolisian). Nanti SKCK ini jadi syarat tambahan, dan minimal itu adalah benteng-benteng untuk mencegah perawat, bidan atau fisioterapis yang nakal," paparnya. Soal komplain?
"Pengguna bisa komplain langsung ke parawat atau lewat aplikasi. Dari situ nanti akan kita seleksi apa masalah dengan perawat untuk kita selesaikan masalahnya," jelas David.
ยป Baca Berita Terkait Kesehatan
Editor : Redaksi