
Urban farming. Konsep menjadikan pertanian sebagai paru-paru Kota Surabaya mulai tergeser.
Baca juga: Turun ke Blitar, Megawati Ziarahi Makam Bung Karno dan Serahkan 2 Sapi Kurban
SABTU pagi (9/3/2019), puluhan orang yang tergabung dalam Kelompok Tani Gaul Mina Rahayu Surabaya di kawasan Jalan Barata Jaya, melakukan pengembangan budidaya sayuran dan ternak lele bagi warga sekitar.
Selama ini, kelompok tani tersebut sudah melakukan berbagai budidaya sayuran. Apalagi tidak memerlukan lahan luas, cukup petak halaman rumah berukuran kecil, namun kaya akan kandungan tanah dan sinar matahari.
Hanya saja, upaya pengembangan urban farming alias pertanian kota di Kota Pahlawan mulai terkendala maraknya pembangunan gedung bertingkat.
"Memang, pembangunan gedung di Surabaya sekarang ini agak sedikit menggeser budidaya pertanian. Khususnya tanaman dan sayuran," terang Koordinator Kelompok Tani Gaul Mina Rahayu Surabaya, Kasirah.
Padahal, pembangunan yang ada seharusnya tetap bisa menjaga urban farming. "Contohnya gedung-gedung pencakar langit itu, bisalah memanfaatkan lahan kecil untuk bercocok tanam,'' terang perempuan pembudidaya sayuran dan Tanaman Obat Keluarga (Toga) itu.
Aktivitas kelompok tani tersebut, turut dihadiri Wakil Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya, Taru Sasmita. Dia menuturkan, program urban farming di Surabaya merupakan gagasan Bambang DH, wali kota Surabaya sebelum Tri Rismaharini (Risma).
Baca juga: Bulan Bung Karno, Adi Sutarwijono Ajak Kader Sarinah Doakan Megawati Ketum PDIP Lagi!
Menurut Taru, sayang kalau program ini sampai harus tergeser karena pembangunan. Sebab, Surabaya tak hanya butuh keindahan lewat taman kota, tapi harus memiliki paru-paru kota berwujudurban farming
Tetap Dilestarikan

Meski mulai tergeser, Taru berharap program ini dapat terus dilestarikan dan dibudidayakan. "Saya juga memahami keluhan para petani tentang maraknya pembangunan di Surabaya. Nah, ini yang perlu menjadi perhatian," katanya.
Jika terpilih duduk di legislator DPRD Kota Surabaya, Taru berjanji akan mengawal penuh regulasi terkait urban farming. ''Karena tidak hanya hasil urban farming yang bermanfaat, tetapi bagaimana menjadikan pertanian sebagai paru-paru kota," katanya.
Baca juga: VIDEO: Apa sih Dosa Adi Sutarwijono Sampai Dicopot dari Ketua PDIP Surabaya?
Apalagi, Taru menilai saat ini Pemkot Surabaya belum maksimal dalam mengawal program urban farming bagi gedung-gedung bertingkat. Padahal, jika program tersebut dikembangkan dan dikreasikan secara kreatif akan menarik dari berbagai segi.
''Manfaat hasil pertanian juga dapat, sisi keindahannya juga bisa dinikmati. Jadi tidak hanya taman kota saja,'' tandas Taru yang mencalonkan diri sebagai Caleg DPRD Kota dari PDI Perjuangan Dapil I Surabaya.
ยป Baca Berita Terkait PDIP, Pemilu 2019
Editor : Redaksi