Di Hadapan Khofifah, Gus Ipul Bantah Mengkritik Pakde Karwo

barometerjatim.com

Gus Ipul sowan ke kediaman Khofifah, Minggu (10/2) malam. | Foto: Barometerjatim.com/roy hsGus Ipul sowan ke kediaman Khofifah, Minggu (10/2) malam. | Foto: Barometerjatim.com/roy hs
Gus Ipul sowan ke kediaman Khofifah, Minggu (10/2) malam. | Foto: Barometerjatim.com/roy hasibuan

SURABAYA, Barometerjatim.com Meski belakangan rajin mengkritik Gubernur Soekarwo, termasuk tak ada legacy selama 10 tahun kepemimpinannya, Wagub Jatim Saifullah Yusuf (Gus Ipul) enggan disebut mengkritik kinerja tandemnya di Pemprov Jatim itu.

Baca juga: Formasi Baru Direksi-Komisaris Bank Jatim, Ada Eks Pimpinan KPK!

"Bukan! Bukan saya mengkritik, tapi ini catatan saja," kata Gus Ipul di hadapan Khofifah Indar Parawansa usai sowan ke gubernur Jatim terpilih 2019-2024 tersebut di rumahnya, kawasan Jemursari, Surabaya, Minggu (10/2/2019) malam.

Gus Ipul menuturkan, dirinya dan Pakde Karwo -- sapaan akrab Soekarwo -- selama 10 tahun memimpin Jatim memang ada kemajuan, tapi untuk kebaikan ke depan tentu harus diberikan koreksi supaya menjadi catatan bersama.

"Masih banyaklah PR (pekerjaan rumah)-nya. Tidak cukup Jatim ini hanya dengan penghargaan-penghargaan resmi yang itu sifatnya normatif," ucapnya.

Mantan ketua umum PP GP Ansor dua periode itu menambahkan, Jatim masih membutuhkan yang ekstrem di bidang tertentu dan Khofifah dinilai orang yang tepat untuk mempercepat di sejumlah bidang yang efeknya ke semua bidang.

"Jadi saya sampaikan, ini adalah catatan saya dan tentu bisa disetujui bisa tidak oleh pihak lain. Tetapi saya sampaikan, legacy itu sesuatu yang konkret menjadi pengungkit kemajuan dan dampaknya jangka panjang," paparnya.

Dia mencontohkan gubernur Jatim sebelumnya, Mohammad Noer (periode 1967-1976) yang mendeklarasikan program "Jatim Gemuyuh" dan ditindaklanjuti Gubernur Soelarso (1988-1993) dengan industrialisasi.

Lalu ketika ada orang ramai-ramai ke kota, Gubernur Basofi Sudirman (19931998) membikin Gerakan Kembali ke Desa (GKD) untuk membikin keseimbangan.

Baca juga: VIDEO: 1 Persen pun Hibah Gubernur Jatim Tak Disentuh KPK, Kebal Hukumkah Khofifah?

Berikutnya saat era Gubernur Imam Utomo (1998-2008) isu utama yang diangkat adalah kesenjangan, maka dia habis-habisan menghadirikan Jembatan Surabaya-Madura (Suramadu) dan Jalan Lintas Selatan (JLS).

"Nah, setelah itu, 10 tahun ini, yang ada adalah sesuatu prestasi yang boleh disebut ya kita syukurilah. Kemiskinan turun, pengangguran turun, tapi seperti kata Bu Khofifah pada saat kampanye, penurunannya itu biasa-biasa saja. Jatim mestinya bisa lebih cepat dari itu," jelasnya.

Karena itu, tandas Gus Ipul, "Prestasinya kita syukuri, tapi sebagai catatan ke depan kita berikan untuk mudah-mudahan nanti bisa diselesaikan lebih cepat."

Renggang Sejak Pilgub

Baca juga: Bank Jatim Catat Laba Bersih Rp 1,281 Triliun, Tertinggi di Antara BPD se-Indonesia!

Seperti diberitakan, pasca dikalahkan Khofifah di Pilgub Jatim, Gus Ipul rajin mengkritik kinerja Pakde Karwo. Paling menohok, Pakde Karwo disebutnya 10 tahun memimpin Jatim tanpa legacy, sementara dirinya tak bisa berbuat banyak karena hanya sebagai wakil.

Hubungan Gus Ipul dengan Pakde Karwo terbaca renggang, sejak gubernur yang juga ketua DPD Partai Demokrat Jatim itu tak mendukungnya di Pilgub Jatim 2018. Sebaliknya, malah mendukung Khofifah, rival keduanya selama dua kali Pilgub Jatim (2008 dan 2013).

ยป Baca Berita Terkait Pakde Karwo, Khofifah, Gus Ipul

Editor : Redaksi

Sudut Pandang
Berita Populer
Berita Terbaru