LAYAK KETUA PWNU JATIM: Gus Kikin (kiri) dan Kiai Asep, dua kiai hebat yang dinilai layak menjadi ketua PWNU Jatim. | Foto: Barometerjatim.com/ROY HASIBUAN/IST
SURABAYA, Barometerjatim.com 12 hari lagi, 28-29 Juli, Konferensi wilayah (Konferwil) PWNU Jatim digelar di Ponpes Hidayatul Mubtadiin, Lirboyo, Kediri. Sejumlah hal akan dibahas dalam forum tertinggi wilayah tersebut dengan agenda utama: Memilih ketua tanfidziyah dan rais syuriyah PWNU Jatim.
Mantan Bendahara PBNU, Haji Masnuh berharap ada penyegaran untuk ketua tanfidziyah maupun rais syuriyah untuk memimpin PWNU Jatim lima tahun ke depan. "Harus! Pengurus PWNU Jatim harus disegarkan," tegasnya saat ditemui wartawan di kediamannya, Ngingas, Waru, Sidoarjo, Minggu (15/7).
Saudagar yang dikenal dekat dengan almaghfurlah KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) itu menuturkan, penyegaran dibutuhkan supaya pengurus PWNU betul-betul menjalankan jamiyah secara khitthah, supaya NU tidak terseret arus politik praktis.
Baca: NU Komitmen Jadikan Jatim Barometer Keamanan Nasional
"Konklusi khitthah ini kan sebenarnya sederhana sekali, tapi mereka itu menerimanya terlalu jauh sehingga yang sederhana malah mempersulit dirinya," katanya.
Dia lalu menyampaikan apa yang pernah disampaikan Gus Dur. "Kalau kiai-kiai NU tidak ngurusi politik, itu selamat NU-nya. Tapi kalau sudah pengurus NU masih ngurusi politik praktis, itu yang akan merusak NU," paparnya.
Makanya, tegas Masnuh, kalau masih mau mengurusi politik praktis jangan menjadi pengurus NU, langsung terjun saja ke partai politik (Parpol).
Baca: NU Siaga Penuh! Sekjen PBNU: Teror Bom Bukan Jihad Islam
"Supaya kalau ada rusaknya, NU tidak terseret. Sederhananya ya itu saja. Tapi karena banyak dalil dan arguemntasi yang dikeluarkan, untuk mencerna artinya saja menjadi simpang siur."
Apakah pengurus PWNU Jatim sekarang belum menjalankan khitthah seperti yang diharapkan Gus Dur? "Ya jelas belum dong! Mereka masih berpolitik praktis," sergahnya.
"Buktinya kemarin masih membela paslon di Pilgub Jatim. Itu kan urusan politik, bukan mutlak urusan di NU. Ada apa? Anak kecil juga tahu, tak perlu intelektual yang menjawab," katanya.
Baca: Luluh! Didatangi Sukmawati, PWNU Cabut Laporan di Polda
Karena itu, Masnuh berharap ada penyegaran di kepengurusan PWNU. Bahkan dia menyebut sejumlah nama yang layak menjadi ketua PWNU Jatim, di antaranya Wakil Pengasuh Ponpes Tebuireng Jombang, KH Abdul Hakim Mahfud alias Gus Kikin, Pengasuh Ponpes Amanatul Ummah Mojokerto, KH Asep Saifuddin Chalim serta KH Ali Maschan Moesa.
"Gus Kikin ini jelas dzuriyah pendiri NU. Beliau juga santun, bijaksana dan kuat secara ekonomi. Tapi kalau Gus Kikin berkenan ya, kalau beliau lebih memilih membesarkan pondoknya, ya wallahu a'lam," katanya.
Begitu pula dengan Kiai Asep, Masnuh yakin mustasyar PCNU Kota Surabaya itu memiliki kemampuan untuk memimpin PWNU Jatim. Dari garis NU, dia juga putra pendiri NU Surabaya, KH Abdul Chalim Leuwimunding.
Baca: Ditekan PWNU, Muslimat NU Kian Solid Dukung Khofifah
"Beliau termasuk kiai yang mumpuni. Tapi, sekali lagi, kalau beliau berkenan karena bisa saja lebih berkonsentrasi untuk membesarkan pondoknya," katanya.
Bagaimana dengan Kiai Ali Maschan, bukankah dia pernah memimpin PWNU Jatim? "Lho kenapa? Memang ada aturan yang melarang kalau sudah pernah tidak boleh? Kalau untuk menata NU ya enggak apa-apa," tandasnya.
Masnuh menambahkan, andai ketiganya tidak bersedia, sebaiknya tetap mencari sosok lain di luar pimpinan yang ada sekarang untuk penyegaran kepengurusan PWNU Jatim.
Editor : Redaksi