Gus Ipul-Puti Janjikan Rp 1 T, Khofifah-Emil Siap Beri Rp 1,6 T

barometerjatim.com

SAMBUTAN HANGAT: Khofifah mendapat sambutan hangat saat menghadiri silaturahim dan konsolidasi ulama serta relawan di Ponpes Nurul Qarnain, Jember. | Foto: Barometerjatim.com/MARIJAN AP

JEMBER, Barometerjatim.com Provinsi Madura menjadi perhatian khusus dua pasangan bakal calon yang akan berkontestasi di Pilgub Jatim 2018. Namun soal hitung-hitungan anggaran, rupanya pasangan Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak lebih cermat dan rigit.

Baca juga: Dugaan Korupsi Hibah SMK di Jatim Rp 65 Miliar, Kapan Kejati Tetapkan Tersangka?

Jika pasangan Saifullah Yusuf (Gus Ipul)-Puti Guntur Soekarno menjanjikan 'hanya' Rp 1 triliun untuk program di Madura lewat program "Satria" alias Satu Triliun untuk Pulau Madura, Khofifah-Emil malah siap mengalokasikan anggaran minimal Rp 1,6 triliun.

"Jadi kalau ada yang menyampaikan di Madura akan disiapkan anggaran dari APBD Rp 1 triliun itu sebetulnya kekecilan. Hitungan saya, Madura membutuhkan minimal Rp 1,6 triliun," kata Khofifah saat menghadiri acara Silaturahim dan Konsolidasi Ulama serta Relawan di Pondok Pesantren (Ponpes) Nurul Qarnain Balet Baru, Sukowono, Jember, Jumat (9/2).

Baca: KPU Jatim Tawarkan Batasan Dana Kampanye Rp 416 Miliar

Bagaimana hitung-hitungannya? Mantan Menteri Sosial itu menjabarkan, dari 29,6 triliun APBD Jatim untuk gaji pegawai mencapai Rp 6,45 triliun atau hampir Rp 6,5 triliun. Selebihnya hibah Rp 7,5 triliun, kemudian Rp 5,4 triliun terkait dengan bagi hasil. Sisanya Rp 9,3 triliun untuk berbagai pemerataan program di seluruh kabupaten/kota di Jawa Timur.

"Artinya, kalau masyarakat Jatim memberikan amanat, mandat dan dukungan kepada pasangan Khofifah-Emil, insyallah yang terkait dengan beasiswa guru madrasah diniyah, terkait dengan rekomendasi pesantren di Madura yang ingin menambahkan pendidikan vokasi, kita sudah pada proses melakukan hitung-hitungan tidak sekadar perencanaan," paparnya.

Insentif Hafidz-Hafidzoh

Baca juga: VIDEO: Survei Sebut Kinerja Khofifah Belum Sesuai Harapan Mayoritas Warga Jatim!

MENUJU JATIM 1: Khofifah bersama para pendukungnya dalam silaturahim dan konsolidasi ulama serta relawan di Ponpes Nurul Qarnain, Jember. | Foto: Barometerjatim.com/MARIJAN APMENUJU JATIM 1: Khofifah bersama para pendukungnya dalam silaturahim dan konsolidasi ulama serta relawan di Ponpes Nurul Qarnain, Jember. | Foto: Barometerjatim.com/MARIJAN AP MENUJU JATIM 1: Khofifah bersama para pendukungnya dalam silaturahim dan konsolidasi ulama serta relawan di Ponpes Nurul Qarnain, Jember. | Foto: Barometerjatim.com/MARIJAN AP

Tak hanya terkait beasiswa dan pendidikan vokasi, kepedulian juga ditunjukkan pasangan Khofifah-Emil untuk hafidz-hafidzoh dari 2.500 yang saat ini mendapat insentif dari Pemprov Jatim akan ditambah minimal menjadi 10 ribu.

"Jika kita berseiring memberikan penghormatan terutama terhadap hafidz, maka imam masjid yang menjadi referensi utama," katanya.

Kalau para imam masjid dengan syarat minimal hafal 10 juz Al Qur'an yang mendapatkan insentif, jelas Khofifah, maka untuk imam di 41 ribu masjid di Jatim -- begitu pula untuk gereja, wihara dan klenteng -- akab diberi sapaan penghormatan Rp 2 juta. Angka tersebut di luar APBD kabupaten/kota yang mungkin pula akan memberikan sapaan serupa.

Baca juga: Survei: 75,1% Warga Jatim Sebut Kinerja Khofifah Belum Sesuai Harapan, Cenderung Seremonial!

Baca: Menangkan Khofifah-Emil, Ojo Leren Dadi Wong Apik

"Intinya tolong jaga keberagaman, kerukunan, saling menghormati, dan sekarang tugas pemerintah adalah memberikan sapaan kepada mereka," ucap perempuan yang juga ketua umum PP Muslimat NU itu.

Sapaan ini, tandas Khofifah, menjadi penting karena hari ini mungkin para kiai dan ibu nyai memiliki kesibukan yang tinggi. Sehingga anak cucu kita, bahkan mungkin santri tidak sempat berguru langsung yang berujung nyantrinya lewat digital.

"Namanya digital, ada yang memang jelas dasarnya, sanatnya dan ada pula yang tidak jelas. Tapi karena yang tidak jelas ini viral, maka jadi perbincangan dan menjadi dasar membangun proses muamalat di lingkungan masing-masing," ujarnya.

Editor : Redaksi

Sudut Pandang
Berita Populer
Berita Terbaru