SESAMA WARGA NU: KH Agoes Ali Mashuri (kiri), KH Mutawakkil Alallah dan Khofifah Indar Parawansa saat acara Muslimat NU di UINSA Surabaya. | Foto: Barometerjatim.com/ROY HASIBUAN
SURABAYA, Barometerjatim.com Kesan sikap tak konsisten dipertontonkan Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim, KH Mutawakkil Alallah. Medio Januari lalu, dia meminta bakal Cagub Jatim dari kader NU, termasuk Khofifah Indar Parawansa, agar bersilaturahim ke PWNU.
Baca juga: Dugaan Korupsi Hibah SMK di Jatim Rp 65 Miliar, Kapan Kejati Tetapkan Tersangka?
Namun ketika Khofifah merespons sebagai sikap tawadhu terhadap kiai lewat surat permohonan silaturahim, justru pihak PWNU menolaknya. Sebagai gantinya, hanya tim pemenangan Khofifah-Emil Dardak yang diperbolehkan hadir dalam pertemuan yang diagendakan Rabu, 13 Februari 2018.
Konfirmasi melalui lisan sudah, kalau surat belum. PWNU hanya mau menerima (silaturahim) dari tim saja. Tapi saya sudah minta reschedule ke Prof Zaki, (Sekretaris PWNU Jatim, Achmad Muzakki) agar dipindah ke lain waktu karena tanggal itu pada sibuk ke KPU, terang Juru Bicara (Jubir) Khofifah-Emil, KH Zahrul Ashar Asad alias Gus Hans.
Baca: Kiai Pendukung Gus Ipul: Kiai Mutawakkil Langgar Khitthah NU
Meski kehadiran Khofifah ditolak, Gus Hans menegaskan tim Khofifah-Emil tidak keberatan atas keputusan tersebut. Apalagi Khofifah yang juga ketua umum PP Muslimat NU telah menunjukkan iktikad baik untuk bersilaturrahmi dengan PWNU.
Menurut Gus Hans, surat permohanan silaturahim Khofifah tersebut sebagai bentuk ketaatan atas permintaan Kiai Mutawakkil yang berharap semua bakal Cagub Jatim agar datang ke PWNU untuk minta restu.
Kalau dari kita, prinsipnya ngikut yang disampaikan PWNU maunya beliau bagaimana. Yang jelas, dari pihak ibu (Khofifah) telah memberikan niat baik, sopan santun sebagai kader untuk sowan ke PWNU. Poinnya, ibu (Khofifah) legowo. Biarlah orang menilai, yang jelas niat sowan itu dari kita, paparnya.
Baca: Kiai Mutawakkil Bikin Jawa Timur Tak Adem Lagi
Gus Hans juga enggan berspekulasi atas keputusan yang terkesan tidak konsisten tersebut. Gus Hans berharap agar PWNU Jatim bersikap adil kepada seluruh calon yang ada.
Baca juga: VIDEO: Survei Sebut Kinerja Khofifah Belum Sesuai Harapan Mayoritas Warga Jatim!
Saya berharap semua calon tidak diterima dua-duanya. Biarlah orang yang menilai, karena Ibu Khofifah itu inginnya, mau turun ke bawah setelah sowan dulu ke orang tuanya (PWNU), tandasnya.
Nahdliyin Makin Antipati
Sebaliknya, Mustasyar PCNU Kota Surabaya, KH Asep Saifuddin Chalim menilai penolakan terhadap permohonan silaturahim Khofifah itu sebagai cerminan sikap keberpihakan terhadap salah satu pasangan calon.
"Saya tidak kaget dengan penolakan ketua PWNU terhadap niat Bu Khofifah bersilaturahim. Itu menunjukkan keberpihakan yang bersangkutan pada calon tertentu. Biar publik yang menilai terhadap penolakan itu," tutur pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet itu.
Selain itu, lanjut Kiai Asep, sikap Kiai Mutawakkil menunjukkan tipe pemimpin yang tidak konsisten dan kontraproduktif serta membuat warga NU maupun masyarakat Jawa Timur semakin antipati. "Sikap itu kontraproduktif," tegas kiai yang juga ketua umum Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) itu.
Baca juga: Survei: 75,1% Warga Jatim Sebut Kinerja Khofifah Belum Sesuai Harapan, Cenderung Seremonial!
Baca: Ketum PBNU: PWNU Wajib Netral di Pilgub Jatim
Kenyataannya, tambah Kiai Asep, kini kiai-kiai yang mendukung Khofifah-Emil semakin bertambah. Mereka yang tadinya netral sesuai arahan PBNU, justru berubah mendukung Khofifah. Hal itu karena merespons sikap ketua PWNU yang mendukung secara terbuka dan mendorong Nahdliyin memilih Saifullah Yusuf-Puti Guntur.
Apalagi kini ditambah sikap Kiai Mutawakkil yang tak konsisten dan diskriminatif. "Sikap berat sebelah itu malah membuat kiai pendukung Khofifah bertambah banyak, baik di struktural maupun non struktur NU," katanya.
"Saya punya datanya, yang jelas tidak semua kiai pendukung Khofifah bersikap vulgar memperlihatkan dukungannya. Tapi dukungan mereka sangat konkret dan nyata," imbuh salah seorang kiai pendukung Khofifah-Emil tersebut.
Editor : Redaksi