Pengamat: Dongkrak Elektabilitas Demokrat, Emil Harus Keluar dari Bayang-bayang Khofifah

barometerjatim.com

MENUJU 2024: Emil Dardak (kanan), dinilai belum bisa keluar dari bayang-bayang Khofifah. | Foto: Barometerjatim.com/IST

SURABAYA, Barometerjatim.com Sekitar 1,6 tahun jelang Pemilu Legislatif (Pileg) 2024, elektabilitas Partai Demokrat di bawah kepemimpinan Emil Elestianto Dardak tak kunjung terdongkak, bahkan cenderung menurun.

Baca juga: VIDEO: Survei Sebut Kinerja Khofifah Belum Sesuai Harapan Mayoritas Warga Jatim!

Demokrat menjadi sorotan, lantaran sempat diguncang gaduh Musyawarah Daerah (Musda) yang membuat politikus muda potensial rival Emil di Musda, Bayu Airlangga sampai loncat ke Partai Golkar.

Merujuk hasil survei terbaru lembaga Surabaya Survey Center (SSC) 1-10 Agustus 2022, dalam simulasi terbuka (top of mind) Demokrat berada di posisi kelima dengan elektabilitas 5,4%, masih di bawah Golkar (5,6%). Sedangkan tiga besar secara berurutan diduduki PDIP (15,0%), PKB (18,6), dan Gerindra (9,8%).

Tingkat keterpilihan Demokrat ini bisa dibilang merosot jika dibandingkan sebelum dipimpin Emil. Dalam survei Accurate Research and Consulting Indonesia (ARCI) 11-25 April 2022, Demokrat juga berada di peringkat kelima tapi elektabilitasnya menyentuh 7,6%. Sedangkan posisi teratas diduduki PKB (19,9%), disusul PDIP (16,2%), Gerindra (14,9%), dan Golkar (10,1%).

Padahal, menurut Pengamat Politik Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Moch Mubarok Muharam, Demokrat Jatim punya keuntungan besar mengingat Emil juga menjabat wakil gubernur.

"Demokrat Jatim sangat beruntung memiliki wakil gubernur. Emil bisa menjadi modal besar bagi Demokrat untuk menaikkan elektabilitas," ujarnya pada wartawan, Selasa (13/9/2022).

Tapi mengapa elektabilitas Demokrat Jatim tak kunjung terdongkrak? Menurut Mubarok, meski faktor Emil berpengaruh terhadap elektabilitas, keberadaannya masih di bawah bayang-bayang Gubernur Khofifah Indar Parawansa.

Baca juga: Survei: 75,1% Warga Jatim Sebut Kinerja Khofifah Belum Sesuai Harapan, Cenderung Seremonial!

Jadi Diri Sendiri

Sebagai wakil gubernur, Mubarok yang juga Ketua Lembaga Transformasi (Letram) menilai eksistensi Emil seolah kalah jauh dengan gubernur.

Mestinya Emil keluar dari bayang-bayang gubernur jika ingin menaikkan elektabilitasnya ataupun Parpolnya. Dia harus menjadi dirinya sendiri,"  paparnya.

Kendati demikian, lanjut Mobarok, peluang Demokrat untuk mendongkrak elektabilitas di Pileg 2024 belum tuntas asal Emil bisa memainkan perannya sebagai ketua Parpol lebih maksimal.

"Semuanya tergantung Emil sendiri memanfaatkan posisinya menghadapi momen politik di 2024," ucapnya.

Baca juga: Setoran PAD Kecil! DPRD Jatim Minta PT PWU, PT JGU, dan PT AB Diaudit Khusus

Lagi pula, terang Mubarok, naik atau turunnya elektabilitas Parpol dipengaruhi dua faktor, yakni performance dari DPP termasuk simbol ketua umum dan performance ketua DPW atau DPD.

Sebagai simbol, keduanya beriringan. Sehingga, jika keduanya menunjukkan persepsi positif di kalangan publik maka elektabilitas partai akan naik, tuntasnya.

» Baca berita terkait Demokrat Jatim. Baca juga tulisan terukur lainnya Roy Hasibuan.

Editor : Redaksi

Sudut Pandang
Berita Populer
Berita Terbaru