PANSUS COVID-19 KANDAS: Herlina ke Imam Syafi'i: Memangnya Pansus Covid-19 untuk mengawsi Eri Cahyadi? | Foto: IST
SURABAYA, Barometerjatim.com Ketua Fraksi Demokrat-Nasdem DPRD Surabaya, Herlina Harsono Njoto angkat bicara soal tudingan koleganya, Imam Syafi'i terkait usulan Pansus Covid-19 yang kandas lewat voting di Badan Musyawarah (Banmus).
Baca juga: VIDEO: Bahlil Rayu Emil Dardak: Kalau Sudah Tak Nyaman di Demokrat, Golkar Siap!
Sebelumnya, Imam yang menjabat sekretaris Fraksi Demokrat-Nasdem, menuding Herlina mbalelo dengan menolak usulan Pansus lantaran memiliki kedekatan dengan Ketua DPRD Surabaya, Adi Sutarwijono (Awi) dan Kepala Bappeko Pemkot Surabaya, Eri Cahyadi.
Imam menduga, Herlina takut jika Pansus bakal menjadi alat untuk mengawasi bantuan sembako buat warga terdampak Covid-19, yang berpotensi ditunggangi kepentingan elektoral Eri di Pilwali Surabaya 2020.
"Saya dekatlah dengan semua orang di Pemkot. Jangankan Eri, dengan Risma (Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini) saya juga dekat kok, tapi kedekatan secara profesional ya," tepis Herlina kepada Barometerjatim.com, Sabtu (17/5/2020).Dia justru heran mengapa penolakan usulan Pansus dikaitkan dengan Pilwali. "Memangnya Pansus ini tujuannya untuk mengawasi Eri? Saya kan enggak punya pikiran ke sana, saya cuma menilai bahwa Pemkot sudah berbenah lebih baik," ujarnya.
Herlina mencontohkan permintaan dewan soal data penerima bantuan sosial, maupun data sumbangan dan penerima Corporate Social Responsibility (CSR), semuanya dipenuhi Pemkot. Artinya Pemkot sudah berupaya lebih transparan, dan harusnya fakta ini jangan dipungkiri pro Pansus.
"Tapi kalau menuding saya seperti itu (melindungi Eri), saya justru tanya: Apa berarti Pansus ini tujuannya untuk mengawasi Eri Cahyadi? Saya semata menolak, karena melihat komisi masih efektif dan melihat Pemkot juga berubah lebih baik. Terus kaitanya dengan Eri apa?" kata Herlina."Kalau mereka (pro Pansus) khawatir saya melindungi Eri, buat apa? Lha memangnya Pansus ini tujuannya untuk apa? Jadi kelihatan kan tujuan Pansus itu, kenapa dikait-kaitkan dengan Eri. Memangnya tujuan Pansus ini untuk menyerang Eri? Wong Eri nyalon aja belum pasti kok," paparnya.
Tak Ada yang Ditinggal
Baca juga: Herman Khaeron Sekjen Demokrat, Agung Mulyono Apresiasi AHY: Sosok yang Tepat!
Sementara soal voting, Herlina menjelaskan, dua pendukung Pansus, Syaiful Bahri (Nasdem) dan Yanto (PKS) yang disebut Imam memilih pulang karena tidak ada keputusan tapi rapat malah dilanjutkan, tidaklah demikian yang sebenarnya terjadi.
"Bukan dua pendukung Pansus itu pulang karena enggak ada keputusan, tapi memang rapat belum selesai. Rapat diskors untuk bermusyawarah, tapi karena enggak ada keputusan ya beberapa teman mengusulkan voting," katanya.
Dalam rapat Banmus tersebut, Herlina juga mengutarakan kalau dirinya melihat Pemkot sudah berbenah lebih baik. Sebelumnya, salah satu yang menjadi ganjalan DPRD Surabaya, yakni terkait sulitnya meminta data di Pemkot.
Tapi setelah difasilitasi pimpinan dewan, akhirnya data soal penerima bansos diberikan. Termasuk data dari CSR dan pendistribusiannya."Prinsipnya, saya melihat Pemkot mau berbenah lebih baik. Walaupun memang penanganan Covid-19 ini belum optimal, tapi saya pikir daerah mana sih dikatakan 100 persen sukses mengatasi Covid-19," ujarnya.
Baca juga: AHY Raih Gelar Doktor Predikat Cumlaude, Agung Mulyono: Kader Demokrat Bangga!
Lagi pula, ketidakhadiran pro Pansus jangan dianggap karena mereka ditinggal kemudian diadakan voting. "Bisa jadi mereka enggak hadir itu sikap politiknya, gitu lho. Enggak ada itu ditilap." kata politikus Partai Demokrat tersebut.
Bahkan voting diulang sampai dua kali, karena permintaan pro Pansus. Ternyata, setelah diulang, hasilnya malah lebih turun lagi pendukungnya yang pro Pansus.Pertama, hasilnya enam lawan tujuh. Voting kemudian diulang karena saat itu ada yang masih shalat. Setelah diulang, tiga orang malah pulang dan rapat Banmus belum selesai. "Terus yang bilang ditinggal itu siapa?" kata Herlina.
ยป Baca Berita Terkait Wabah Corona, PSBB
Editor : Redaksi