Gaduh Seragam Sekolah Mahal: Aktivis Desak Kadindik Jatim Aries Dicopot, Wah Belum Seumur Jagung Menjabat!

Reporter : -
Gaduh Seragam Sekolah Mahal: Aktivis Desak Kadindik Jatim Aries Dicopot, Wah Belum Seumur Jagung Menjabat!
COPOT: Massa JADI demo di Kantor Dindik Jatim, minta Aries Agung Paewai dicopot. | Foto: Barometerjatim.com/ICAL

SURABAYA, Barometer Jatim – Belum seumur jagung Aries Agung Paewai menjabat Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim. Namun massa Jaringan Aktivis Demokrasi Indonesia (JADI) mendesak agar dicopot, lantaran gaduh seragam sekolah mahal.

Desakan JADI tersebut diteriakkan lewat aksi demonstrasi di Kantor Dindik Jatim, Jalan Genteng Kali 33 Surabaya, Rabu (26/7/2023).

Diketahui, Aries dilantik Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa sebagai Kadindik menggantikan Wahid Wahyudi di Gedung Negara Surabaya pada 20 Juni 2023. Selain itu, Aries juga merangkap sebagai Penjabat (Pj) Wali Kota Batu.

Dalam aksinya, massa mengusung spanduk di antaranya bertuliskan "Copot Kepdis Pendidikan & Kabid SMA” dan “Komersialisasi Pendidikan Jawa Timur”. Selain itu, mereka menuntut agar oknum kepala sekolah yang melakukan dugaan pungli dengan modus penjualan seragam ditindak tegas.

| Baca juga:

Setelah beberapa saat berorasi, massa yang kecewa karena tidak ditemui pihak Dindik Jatim lantas membakar ban bekas. Bahkan massa mencoba menerobos masuk kantor namun dihalangi aparat kepolisian.

“Kita mau menemui Bapak Kepala Dinas dan Kabid SMA Jatim, untuk meminta klarifikasi dan tanggapan beliau dengan temuan-temuan JADI di lapangan dan sudah menjadi konsumsi publik,” ujar Koordinator Aksi, Eri Mahmudi.

“Karena ini ada laporan publik, kemudian JADI ingin juga membuka ruang-ruang kepada Bapak Kepala Dinas untuk menjawab persoalan-persoalan ini dan publik biar tahu, benar apa enggak?” tandasnya.

Temuan tentang apa? “Temuan tentang ada pungli di beberapa sekolah SMA tentang pembelian seragam sekolah dan sebagainya. Banyak fakta-fakta yang sudah berkeliaran di media-media soal temuan-temuan itu,” kata Eri.

“Cuma Bapak Kepala Dinas dimintai ditemui di sini mereka enggak mau. Sebenarnya kan kita cuma mempertanyakan temuan-temuan itu saja, benar apa enggak? Lalai apa enggak dalam tugasnya sebagai Kepala Dinas Jatim dan juga Kabid SMA se-Jatim,” imbuhnya.

| Baca juga:

Sebab, tandas Eri, persoalan pendidikan jangan sampai dikapitalisasi karena dijamin negara. Semua warga negara berhak mendapatkan pendidikan, maka jangan kemudian dijadikan lahan bisnis.

Pendidikan bukan lahan bisnis, kalau mau bisnis cari yang lain. Ini institusi negara yang mengelola tentang pendidkan, maka perlu dimiliki seluruh rakyat.  Bukan hanya orang kaya, tapi juga masyarakat miskin, petani, semuanya berhak mendapatkan pendidikan,” ucapnya.

Lantaran tak ditemui pihak Dindik Jatim, Eri menegaskan JADI akan kembali menggelar aksi dengan massa yang lebih besar. “Saya pastikan itu,” tegasnya. 

Copot dari Pj Wali Kota Batu

PJ WALI KOTA: Aries Agung Paewai saat dilantik jadi Pj Wali Kota Batu. | Foto: Barometerjatim.com/ICAL

Berbeda dengan aktivis yang mendesak Aries dicopot dari jabatan Kadindik Jatim. Anggota DPRD Jatim, Freddy Poernomo mendesak Aries dicopot sebagai Pj Wali Kota Batu karena pendidikan Jatim tengah dihantam polemik Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) dan jual beli seragam yang membutuhkan fokus perhatian serta penanganan. 

Aries dilantik Khofifah sebagai Pj Wali Kota Batu di Gedung Negara Grahadi Surabaya pada Kamis, 19 Januari 2023. Di saat yang sama, kala itu, Aries juga menjabat sebagai Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Jatim.

"Pendidikan itu sangat penting, butuh konsentrasi tinggi, butuh inovasi dan kecakapan. Pak Aries sebaiknya meninggalkan posisi Pj Wali Kota Batu dan konsentrasi menangani masalah pendidikan yang ternyata tidak bisa diurus sambil lalu," Kata Fredy.

| Baca juga:

"Kami mendesak Gubernur Khofifah untuk tegas dengan kondisi ini. Agar beliau fokus dengan tugas utamanya, maka sebaiknya posisi Pj Wali Kota Batu di gantikan dengan pejabat lain," tandas politikus Partai Golkar tersebut.

Diketahui, saat ini wali siswa digalaukan dengan pembelian seragam sekolah yang nilainya cukup memberatkan. Di SMAN 1 Kedungwaru Tulungagung, misalnya, membandrol seragam siswa huingga Rp 2,3 juta berbuntut pada pencopotan kepala sekolahnya.

Terbaru terjadi di SMAN 2 Kota Mojokerto. Wali murid berinisial NG mengungkap, dirinya dimintai pungutan lebih dari Rp 2 juta dengan dalih untuk daftar ulang selama satu tahun serta uang seragam.

| Baca juga:

Khusus seragam putrinya, dia diminta Rp 2.150.000 untuk item seragam batik, abu-abu dan putih, Pramuka, seragam olahraga, jilbab, dasi, kaus kaki dan atribut.

Lalu ada biaya lainnya sebesar Rp 1.650.000 dan Rp 140.000 untuk kegiatan pelatihan. Menurut NG, biaya itu untuk iuaran kurban Idul Adha dan kegiatan siswa selama satu tahun.

Kemudian ada lagi pembayaran SPP Rp 200.000 setiap bulan. Menurut NG, pihak sekolah tidak memberikan surat edaran resmi, hanya merincikan di papan tulis.{*}

| Baca berita Pendidikan. Baca tulisan terukur Abdillah HR | Barometer Jatim - Terukur Bicara Jawa Timur

Simak berita terukur barometerjatim.com di Google News.