Wacana Duet Khofifah-Fauzi Berhembus Kencang! Emil Dardak Bakal Terlempar?
SURABAYA | Barometer Jatim – Menyusul niat PDIP mengusung Khofifah Indar Parawansa, makin berhembus kencang saja wacana duet Khofifah-Achmad Fauzi Wongsojudo di Pilgub Jatim 2024.
Terlebih muncul kabar rencana pertemuan antara Ketua DPD PDIP Jatim, Said Abdullah dengan Ketua DPD Partai Gerindra Jatim, Anwar Sadad dan Ketua DPD Golkar Jatim, Muhamad Sarmuji.
Gerindra dan Golkar merupakan dua dari empat partai yang sudah memberi rekomendasi untuk Khofifah maju Cagub Jatim 2024, bahkan sudah diserahkan sebelum kontestasi Pilpres 2024. Dua partai lainnya yakni PAN dan Demokrat.
Dikonfirmasi Barometer Jatim terkait rencana pertemuan dengan Said, Sarmuji membenarkan tapi belum terwujud. “Belum jadi. Rencana kemarin saya ketemu Pak Said tapi belum jadi,” katanya, Kamis (25/4/2024).
Apakah akan membahas soal bakal Cawagub pendamping Khofifah? “Sepertinya enggak. Kalau saya karena mau lebaran. Mungkin bahas Pilkada tipis-tipis. Kalau Wagub kan bahasnya sama Bu Khofifah,” jelasnya.
Sebelumnya, usai Peringatan Nuzulul Qur'an dan Santunan Ayat Yatim di kantor DPD Partai Golkar Jatim, Surabaya, Sabtu, 6 April 2024, Sarmuji menyebut bakal ada pembicaraan-pembicaraan serius jika benar PDIP merapat ke dalam partai pengusung Khofifah.
“Kita belum tahu ujungnya seperti apa. Nanti saya akan tanya Bu Khofifah, kira-kira apa dan bagaimananya seperti apa,” ujarnya.
Spekulasi bakal bergabungnya PDIP, bisa jadi membuat rencana Khofifah-Emil Elestianto Dardak Jilid II bisa terancam. Apalagi Said disebut-sebut akan mengusulkan nama Cawagub yang bisa saja membuat Emil terlempar dari persaingan.
“Said ingin posisi Wagub tapi belum sebut nama,” kata sumber Barometer Jatim di internal Parpol pemberi rekomendasi Khofifah maju Cagub 2024.
TATAP 2024: Khofifah, bakal tetap bergandengan dengan Emil Dardak di Pilgub jatim 2024? | Foto: Barometerjatim.com/RQ
Di sisi lain, Golkar dan Gerindra juga sudah menyiapkan nama bakal Cawagub untuk disodorkan ke Khofifah.
“Tentu harus kita bicarakan sama Bu Khofifah, kita punya banyak sumber daya yang bisa kita dorong,” ujar Sarmuji.
Nama-nama yang disiapkan, terang Sarmuji, kalau pilihannya yang muda ada Bayu Airlangga. Kalau pilihannya lebih senior dan berpengalaman di birokrat ada Heru Tjahjono.
Ada pula Wakil Ketua DPRD Jatim, Istu Hari Subagio; Ketua DPD Ormas MKGR Jatim, Kodrat Sunyoto; serta Ketua Fraksi Golkar DPRD Jatim, Blegur Prijanggono yang masih existing.
Sedangkan Sadad menegaskan, nama bakal Cawagub tidak akan diumbar ke publik saat ini, karena baru akan disampaikannya saat digelar pertemuan bersama antara Khofifah dengan Parpol pemberi rekomendasi.
“Gerindra Jatim akan menyodorkan nama Cawagub dalam suatu pertemuan antara partai-partai, yang sudah secara tegas memberikan dukungan kepada Bu Khofifah di hadapan Bu Khofifah sendiri,” katanya.
Hal itu menjadi penting, tandas politikus keluarga Pondok Pesantren (Ponpes) Sidogiri, Pasuruan yang akrab disapa Gus Sadad tersebut, agar Cawagub yang diusung menjadi bagian dari strategi kemenangan bersama.
Bukan hanya terkait kepentingan Pilgub, tapi juga menyangkut kepentingan Pilkada di kabupaten/kota dan kepentingan Partai Gerindra secara khusus.
“Dan sebenarnya kita menunggu inisiatif dari Cagub yang sudah kita usung, bagaimana membangun komunikasi itu kalau misalnya hari ini Gerindra Jatim mengusulkan nama A atau B sebagai Cawagub,” kata Sadad yang di Pemilu 2024 ini terpilih menjadi anggota DPR RI.
Setop Urusan Pilgub
Sementara itu Achmad Fauzi saat dikonfirmasi, mengaku belum mendengar desas-desus wacana duet Khofifah dengan dirinya. Apalagi soal rencana permuan Ketua PDIP Jatim, Gerindra Jatim, dan Golkar Jatim.
"Itu isu dari mana sumbernya? Setop dulu ya urusan Pilgub," kata Bupati Sumenep tersebut usai menghadiri acara kepemudaan di Surabaya, Rabu (24/4/2024) malam.
Fauzi yang juga Ketua DPC PDIP Sumenep juga enggan menjawab spekulasi politik yang berkembang terkait Pilgub Jatim 2024.
“Mungkin teman-teman (wartawan) bisa tanya ke yang mau maju saja, jangan ke saya. Kok saya terus di tanyain," candanya.
Di sisi lain, hasil analisis Direktur Accurate Research and Consulting Indonesia (ARCI) Baihaki Siratj menilai duet Khofifah-Fauzi memang cukup realistis untuk memimpin Jatim. Fauzi dinilai sebagai sosok teknokrat yang bisa membantu Khofifah dalam memajukan Jatim.
"Saya kira keduanya kalau bersanding menjadi pasangan yang saling melengkapi dalam memajukan Jawa Timur," katanya.
Menurut Baihaki, Fauzi memiliki modal sosial cukup kuat, yakni dukungan masyarakat Madura dan pesisir utara Jatim. Selain itu, punya kinerja cemerlang karena berhasil menaikkan pertumbuhan ekonomi di Sumenep.
Melihat data Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, selama tiga tahun Sumenep dipimpin Fauzi pertumbuhan ekonominya memang meningkat signifikan.
Pada tahun pertama kepemimpinan Fauzi di 2021, ekonomi Sumenep tumbuh 2,61% secara year on year (y-o-y). Pertumbuhan cukup signifikan juga terjadi pada 2022, yakni 3,11%. Bahkan di 2023, meloncat menjadi sebesar 5,35%.
"Saya kira modal yang dimiliki cukup melengkapi. Kalau duet Khofifah-Fauzi memimpin, Jatim akan semakin bergerak kencang," tambahnya.
Pun dari sisi elektabilitas. Hasil survei ARCI menyebut, Fauzi memiliki keterpilihan 8,1% untuk posisi Cagub. Sedangkan di trek Cawagub, survei terbaru pada Maret 2024 elektabilitasnya mencapai 19,2%.{*}
- PASANGAN KHOFIFAH DI PILGUB JATIM
2008 : Khofifah berpasangan dengan Mudjiono (Kaji). Hasil putaran II: Kaji yang diusung PPP dan Parpol nonkursi memperoleh 7.669.721 suara (49,80%), kalah dari Soekarwo-Saifullah Yusuf (Karsa) yang diusung PAN dan Demokrat dengan raihan 7.729.944 suara (50,20%). Kaji menggugat ke MK dan putusannya memerintahkan pemungutan ulang di Kabupaten Bangkalan dan Sampang, serta penghitungan ulang di Pamekasan. Hasil Putaran III: Karsa tetap menang (50,11%) atas Kaji (49,89%).
2013 : Khofifah berpasangan dengan Herman S Sumawiredja (Berkah). Diusunng PKB dan Parpol nonkursi (PMB, PK, PPNUI, PKPI). Hasilnya: Khofifah-Herman meraih 6.525.015 suara (37,62%), kalah dari Soekarwo-Saifullah Yusuf (Karsa Jilid II) yang diusung Demokrat, Golkar, PAN dan Parpol nonkursi dengan raihan 8.195.816 suara (47,25%). Pasangan lain dari jalur perseorangan, Eggi Sudjana-M Sihat (Beres) menempati urutan buncit dengan 422.932 suara (2,44%).
2018 : Khofifah berpasangan dengan Emil Dardak. Diusung Demokrat, Golkar, Nasdem, PPP, Hanura, dan PAN. Hasilnya: Khofifah-Emil meraih 10.465.218 suara (53,55%), mengalahkan Saifullah Yusuf-Puti Guntur Soekarno yang diusung PDIP, PKB, PKS, dan Gerindra yang mendapat 9.076.014 suara (46,45%)
| Baca berita Pilgub Jatim. Baca tulisan terukur Roy Hasibuan | Barometer Jatim - Terukur Bicara Jawa Timur