Ketua TKD Prabowo-Gibran di Jatim Bukan Khofifah, Gus Hans: Siapa pun Ketuanya Gak Ngaruh!

Reporter : -
Ketua TKD Prabowo-Gibran di Jatim Bukan Khofifah, Gus Hans: Siapa pun Ketuanya Gak Ngaruh!
PERBANYAK RELAWAN: Gus Hans, lebih bagus kalau Prabowo-Gibran memperbanyak relawan. | Barometerjatim.com/DOK

SURABAYA | Barometer Jatim – Kursi Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di Jatim yang semula santer bakal diduduki Khofifah Indar Parawansa, ternyata diemban Boedi Soeprajitno.

Namun belum jelas, apakah setelah Khofifah lengser dari Gubernur Jatim pada 31 Januari 2023, kursi tersebut akan diambilalih perempuan yang Ketua Umum Muslimat NU tersebut.

Boedi sendiri merupakan pensiunan birokrat yang pernah menjabat Wadir Umum RSUD Dr Soedono Madiun, Kepala Bakorwil Bojonegoro, Kepala Bapenda Jatim, dan Sekretaris Dewan Pengurus Korpri Jatim.

Ketua TKD Prabowo-Gibran di Jatim bukan Khofifah, akankah berpengaruh besar terhadap perolehan suara pasangan nomor urut 2 tersebut?

| Baca juga:

Bagi Ketua Umum Jaringan Gawagis (Jaga) Nusantara -- elemen pendukung Prabowo-Gibran dari 'jalur hijau' Nahdliyin dan pesantren -- KH Zahrul Azhar As’ad, mau Khofifah, mau Boedi atau siapa pun tidak berpengaruh.

“Saya hanya ingin menyampaikan jaminan kepada pihak Jakarta, bahwa sebenarnya siapa pun yang menjadi Ketua di TKD itu gak ngaruh!” kata kiai muda Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Queen Al Azhar Darul Ulum Jombang yang akrab disapa Gus Hans tersebut, Senin (4/12/2023).

“Karena jaringan dan juga sistem partai kan sudah berjalan dengan baik. Gerindra sudah kuat, Golkar sudah jalan, dan yang perlu diperhatikan lagi itu akan lebih bagus kalau memperbanyak jumlah relawan,” tandasnya.

Gus Hans cukup memahami pertarungan di medan tempur Jatim, karena merupakan Jubir Khofifah-Emil Dardak saat Pilgub Jatim 2018, bahkan nyaris berkontestasi di Pilwali Surabaya 2020.

| Baca juga:

Strategi memperbanyak jumlah relawan, menurut Gus Hans, jauh lebih masif dan efisien ketimbang meributkan tokoh yang duduk di kursi TKD.

“Dengan bayaknya jumlah relawan, artinya semakin banyak memberdayakan peran para 'muhibbin', para pecinta dan pendukung Prabowo-Gibran yang bisa berperan sesuai dengan kreasi masing-masing,” kata Gus Hans.

Jadi, tandasnya, pendekatan Jakarta belum tentu sesuai dengan pendekatan Surabaya, belum tentu pula sesuai dengan pendekatan Banyuwangi, dan sebagainya. Maka yang diperlukan adalah perbanyak jumlah relawan.

“Sekali lagi saya tekankan, Jakarta tidak usah galau dan pusing kenapa kok bukan ini, bukan itu yang menjadi Ketua TKD. Ndak ada masalah siapa pun ketuanya,” tegas Gus Hans.

Pengaruh Khofifah Tak Besar

Jadi Ketua TKD Jatim tidak butuh dinakhodai tokoh besar? Gus Hans malah balik bertanya, “Tokoh besar di Jatim itu siapa?” Saat disebut nama Khofifah, Sekjen Jaringan Kiai Santri Nusantara (JKSN) itu mengajak melihat data.

“Kalau merujuk di Pilwali Surabaya kemarin, ini saya berbasis data ya dari salah satu lembaga survei, buka asal, pengaruh Khofifah hanya 1,82%. Itu baru di Surabaya,” katanya.

| Baca juga:

Merujuk hasil survei Indo Survey & Strategy jelang Pilwali Surabaya 2020, Khofifah hanya dipilih 1,82% responden sebagai tokoh paling berpengaruh di Surabaya. Sebaliknya Menteri Sosial, Tri Rismaharini alias Risma mencatat angka 92,95%, dan 5,23% sisanya tidak tahu atau tidak menjawab.

“Artinya, energi kita aka habis untuk meributkan sesuatu yang hanya berdampak 1,82%. Lebih baik kita gerakkan sebanyak mungkin relawan yang ada di grass-roots,” kata Gus Hans.

Berarti efek Khofifah enggak besar untuk mendulang suara Prabowo-Gibran? “Enggak, enggak. Enggak seperti yang dibayangkan Jakarta,” ucapnya.{*}

| Baca berita Pilpres 2024. Baca tulisan terukur Roy Hasibuan | Barometer Jatim - Terukur Bicara Jawa Timur

Simak berita terukur barometerjatim.com di Google News.