Minta Kader Demokrat se-Jatim Resapi Pidato Politik AHY, Emil Dardak: Putar sampai 14 Kali!

SURABAYA, Barometer Jatim – Ketua DPD Partai Demokrat Jatim, Emil Elestianto Dardak menginstruksikan kader Demokrat se-Jatim untuk meresapi nilai-nilai pidato politik Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang disampaikan pada Jumat (14/7/2023) malam.
"Pidato Ketum AHY harus diputar berulang-ulang untuk dimengerti makna dan nilainya. Kita semua harus paham, minimal diputar 14 kali (merujuk nomor urut Demokrat)," katanya usai nonton bareng pidato politik AHY di rumah AHY Jatim di Surabaya.
Menurut Emil, dalam pidato politik AHY tersampaikan, berpolitik bukan soal menang dan kalah dalam pemilihan legislatif dan bukan soal berapa kursi yang harus didapat.
"Tapi juga sampaikan kepada masyarakat, bahwa Partai Demokrat punya solusi atas semua permasalahan rakyat. Kita semua punya solusi, sampaikan solusi itu kepada masyarakat," kata Emil.
| Baca juga:
- Turbulensi Demokrat Jatim Jelang Pemilu 2024! Siapa Orang Baru yang Bikin Pengurus Terus-terusan Mundur?
- Lagi-lagi Pengurus Mundur: Blakblakan Ungkap Ada yang Tak Beres soal Pengelolaan Keuangan di Demokrat Jatim!
Politikus yang juga Wakil Gubernur Jatim itu meminta, apa yang disampaikan AHY dikaji matang-matang dan disampaikan dengan segala kerendahan hati. "Tanpa merendahkan dan menihilkan pencapaian selama ini. Yang pasti Partai Demokrat paham yang akan dilakukan," jelasnya.
Dalam pidato politiknya, AHY menyampaikan tiga hal yang melandasi pemikiran Demokrat dalam melakukan agenda perubahan. Pertama, studi dan pengamatan atas apa yang dilakukan negara dan pemerintah selama sembilan tahun terakhir.
Kedua, permasalahan serius yang dirasakan rakyat. Ketiga, keinginan dan harapan rakyat yang dijumpai di seluruh Tanah Air.
| Baca juga:
- HAMI Minta KPK Tersangkakan Wakil Ketua DPRD Jatim dari Demokrat: Bukti JPU Mustahil Tak Terkait Korupsi!
- Siapa Pemilik Nama Choirul Anam yang Muncul dalam Sidang Suap Hibah? Ketua KPU Jatim: Saya Ndak Kenal Iskandar!
Meskipun ada capaian, lanjut AHY, tetapi harus diakui secara jujur dalam sembilan tahun terakhir terjadi sejumlah kemandekan, dan bahkan kemunduran serius.
“Pertumbuhan ekonomi menurun, jauh di bawah yang dijanjikan tujuh persen hingga delapan persen. Pertumbuhan ekonomi stagnan di angka lima persen, bahkan sempat anjlok ketika pandemi Covid-19,” kata AHY.
“Akibatnya, penghasilan dunia usaha dan kesejahteraan rakyat terpukul, daya beli golongan menengah ke bawah juga menurun, kemiskinan dan pengangguran meningkat. Sementara itu ketika ekonomi tumbuh rendah yang meroket justru utang kita, baik utang pemerintah maupun BUMN,” jelasnya.
Ada yang berdalih, kata AHY, lambatnya pertumbuhan ekonomi karena pandemi Covid-19. “Argumentasi seperti ini saya nilai hanya separuh benar. Faktanya, sebelum pandemi datang, ekonomi kita sudah mengalami permasalahan. Sehingga, mesti ada sebab dan faktor yang lain di luar pandemi,” ucapnya.
Masih Kesulitan Hidup
Demokrat berpendapat, faktor lain itu menyangkut kebijakan dan langkah pemerintah dalam mengelola ekonomi dan kesejahteraan rakyat, serta dalam menentukan prioritas pembangunan dan upaya mengatasi krisis.
“Sulit dimengerti, ketika ekonomi menurun, kekuatan fiskal melemah, utang tinggi, pemerintah justru membangun infrastruktur secara besar-besaran. Apalagi, sebagian proyek dan megaproyek itu tidak berdampak langsung pada kehidupan dan kesejahteraan rakyat yang tengah mengalami tekanan. Seharusnya masih bisa ditunda pelaksanaannya,” kata AHY.
| Baca juga:
- Hasil Survei PDIP Nyaris Tanpa Lawan di Surabaya, Adi Sutarwijono: Tak Ada Hasil Khianati Proses, tapi Jangan Lengah!
- Ketum MKGR Respons Isu Panas Munaslub Golkar: Itu Hanya Riak-riak Kecil, Tak Mudah Ganti Airlangga Hartarto!
Partai Demokrat berpendapat, pemerintah tidak sensitif. “Pemerintah juga kurang berpihak kepada seratus juta lebih rakyat kita, yang sedang mengalami kesulitan hidup yang serius. Menurut kami, sikap, kebijakan dan tindakan pemerintah seperti inilah yang perlu diubah dan diperbaiki,” tegasnya.
“Ketika terjadi krisis dan tekanan ekonomi yang dampaknya sangat dirasakan masyarakat, prioritas dan alokasi anggaran negara seharusnya diarahkan untuk meringankan penderitaan rakyat. Utamanya para petani, nelayan, kaum buruh, dan golongan lemah lainnya,” seru AHY.{*}
| Baca berita Demokrat Jatim. Baca tulisan terukur Roy Hasibuan | Barometer Jatim - Terukur Bicara Jawa Timur