Sumber Nganget, Wanawisata dengan Tiga Air Panas Berbeda

KEKAYAAN TUBAN: Sumber Nganget Tuban, suguhkan tiga suhu air panas berbeda. | Foto: Barometerjatim.com/HAMIM ANWAR
Wanawisata Sumber Nganget Tuban menyuguhkan tiga suhu air panas berbeda. Air di salah satu kolam bahkan diyakini untuk pengobatan.
DILINTASI kawasan pegunungan Kars dan berada di pesisir pantai utara Jatim, Kabupaten Tuban dikenal memiliki banyak potensi wisata alam yang indah nan memesona.Salah satunya yakni kawasan wanawisata Sumber Nganget atau pemandian air hangat. Letaknya di kawasan hutan seluas 0,33 hektare petak 33A Resort Pemangku Hutan (RPH) Kejuron, BKPH Bangilan, KPH Jatirogo.
Secara administrasi, kawasan wanawisata Sumber Nganget berada di wilayah Desa Sidorejo, Kecamatan Kanduruhan, kecamatan paling barat di wilayah Tuban.
Bagi wisatawan yang hendak berkunjung, dibutuhkan waktu tempuh sekitar satu jam lebih dengan jarak sekitar 50 kilometer dari pusat kota.Sesampainya di lokasi, para wisatawan yang berkunjung cukup merogoh kocek untuk membayar tiket masuk Rp 8.000 per orang, ditambah biaya parkir kendaraan.
"Tiket masuk Rp 8.000 per orang sudah termasuk biaya asuransi jiwa para pengunjung," kata Junior Manager Bisnis KPH Jatirogo, Eko Sembodo, Senin (13/7/2020).
Di kawasan wanawisata Sumber Nganget, terdapat tiga bangunan kolam pemandian dan kawasan perkemahan. Menariknya, ketiga kolam memiliki suhu air panas yang berbeda.Kolam utama berdiameter 10 meter, diperkirakan tempat sumber utama air panas. Tampak sumber air panas muncul dari dalam kolam dan membuat gelembung udara pada permukaan air.
Air panas bercampur bau seperti belerang di dalam kolam utama terasa begitu menyengat, sehingga para pengunjung hanya disarankan untuk berendam saja.
"Pengunjung yang berendam tidak boleh lebih dari 10 menit, tidak boleh berendam dalam kondisi perut kosong, dan wanita yang sedang datang bulan juga dilarang berendam," terang Eko.Berdekatan dengan kolam utama, terdapat kolam kedua yang berbentuk persegi panjang dengan ukuran 12 x 6 meter. Di kolam ini juga terdapat sumber air hangat dan airnya tak sepanas di kolam utama.
Bagi para pengunjung yang tidak tahan berendam di kolam utama karena suhu airnya cukup panas, mereka bisa memanfaatkan kolam kedua untuk mandi atau berendam.
Berjarak sekitar 50 meter dari kolam utama dan kolam kedua, terdapat bangunan kolam ketiga atau yang sering disebut dengan kolam lanang.Pada kolam lanang memiliki sumber air dengan suhu air panas yang rendah. Di kolam ini para pengunjung juga bisa memanfaatkan untuk mandi dan berendam.
Bahkan, beberapa pengunjung yang datang mempercayai air di kolam lanang ini dapat dipakai untuk sarana pengobatan yang mujarab.
"Seringkali ada pengunjung yang mengambil air di kolam lanang untuk diminum atau dibawa pulang, katanya sih untuk pengobatan," tutur Eko.Keberadaan sumber air panas tersebut, terang Eko, sebenarnya sudah diketahui sejak dulu namun baru pada 2003 dipugar Perhutani dan dibuka untuk masyarakat umum.
Datang untuk Terapi
PENGOBATAN: Wanawisata Sumber Nganget Tuban, airnya diyakini bisa untuk pengobatan. | Foto: Barometerjatim.com/HAMIM ANWAR PENGOBATAN: Sumber Nganget Tuban, airnya diyakini bisa untuk pengobatan. | Foto: Barometerjatim.com/HAMIM ANWAR
Menurut Eko, sebelum adanya kebijakan penutupan kawasan wisata akibat wabah pandemi Covid-19, para pengunjung yang datang cukup ramai.
Mereka yang berkunjung berasal dari masyarakat lokal Jatim dan Jateng. Sebagian yang datang juga tidak hanya untuk berwisata, tapi ada yang bertujuan untuk terapi kesehatan.
"Boleh percaya atau tidak, mereka yang datang ke sini ada yang terapi, seperti sakit stroke, reumatik, gatal-gatal, atau sakit lainnya dan mereka ada yang sembuh," ungkapnya.
Nah, untuk menambah kenyamanan pengunjung, pihak pengelola menyiapkan sejumlah fasilitas wisata, di antaranya penginapan, terapi pijat, dan fasilitas umum lainnya.Tak hanya itu, pengelola juga sedang mempersiapkan fasilitas wisata yang bebas dari Covid-19, termasuk memasang tanda physical distancing bagi pengunjung, pengecekan suhu tubuh, hingga penerapan protokol kesehatan lainnya.
» Baca Berita Terkait Pariwisata