Ketum Fatayat NU: Angka Stunting Itu Fenomena Gunung Es, Di Bawah Banyak Kasus Tak Terkontrol!

Reporter : -
Ketum Fatayat NU: Angka Stunting Itu Fenomena Gunung Es, Di Bawah Banyak Kasus Tak Terkontrol!
CEGAH STUNTING: Margaret Aliyatul Maimunah, upaya Fatayat NU cegah stunting di Lamongan. | Foto: Barometer Jatim/HAMIM

LAMONGAN | Barometer Jatim – Prevalensi stunting di Indonesia yang saat ini masih 21,6ri target 14% di 2024, bisa jadi kondisi riil di lapangan jauh lebih besar. Sebab, angka yang ditampilkan tersebut sebenarnya fenomena gunung es.

Hal itu disampaikan Ketua Umum PP Fatayat NU, Margaret Aliyatul Maimunah saat menghadiri acara pelayanan kesehatan ibu hamil dan balita serta cegah stunting melalui metode emo demo (emotion demonstration) di Aula Kampus Institut Agama Islam (IAI) Tarbiyatut Tholabah Lamongan, Minggu (7/1/2024).

“Angka itu kan sebenarnya fenomena gunung es. Artinya, angka yang ditampilkan itu seperti puncak gunung es, padahal sebenarnya di bawahnya itu ada lebih banyak kasus yang tidak terkontrol,” ujarnya.

| Baca juga:

Karena itu, tandas Margaret, harus dilakukan upaya kolaboratif. Tidak bisa dari satu pihak saja, hanya mengandalkan pemerintah saja dalam melakukan upaya-upaya pencegahan stunting.

“Tapi kita harus melibatkan banyak pihak, salah satuya adalah dengan Fatayat ini. Alhamdulillah, kita pernah mendapatkan penghargaan sebagai salah satu Ormas yang ikut serta berpartisipasi aktif dalam upaya cegah stunting,” ujarnya.

Penghargaan itu diberikan, kata Margaret,  karena Fatayat NU sudah melakukan banyak hal. Misalnya memasukkan informasi tentang cegah stunting dalam daiyahnya Fatayat NU.

“Jadi daiyah Fatayat itu enggak sekadar bicara soal agama, tapi salah satunya juga kita isi dengan cegah stunting,” terang perempuan yang juga komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) tersebut.  

| Baca juga:

Selain itu, Fatayat NU mengajak para tokoh lintas sagama supaya memasukkan isu stunting dalam dakwah sesuai dengan agama masing-masing.

Kemudian, Fatayat NU juga melakukan semacam hearing ke DPR, terutama yang membidangi kesehatan serta BUMN, supaya dana Corporate Social Responsibility (CSR) ada yang dialokasikan untuk upaya cegah stunting.

“Termasuk juga kita melakukan hearing dengan DPR yang berkaitan dengan Kemendes, karena kita ingin upaya-upaya cegah stuntig itu juga melibatkan aparat desa. Fatayat sendiri punya Gerakan Barnas (Barisan Nasional) Fatayat NU Cegah Stunting,” pungkasnya.{*}

| Baca berita Stunting. Baca tulisan terukur Hamim Anwar | Barometer Jatim - Terukur Bicara Jawa Timur

Simak berita terukur barometerjatim.com di Google News.