Arumi Bachsin Sebut Perempuan Rentan Jadi Korban Pinjol Ilegal dan Investasi Bodong, Solusinya?

Reporter : -
Arumi Bachsin Sebut Perempuan Rentan Jadi Korban Pinjol Ilegal dan Investasi Bodong, Solusinya?
LITERASI KEUANGAN: Arumi Bachsin jadi narasumber dalam Surabaya Sharia Investor City (Sub Story). | Foto: IST

SURABAYA | Barometer Jatim – Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Jawa Timur, Arumi Bachsin menyebut masih banyak ditemukan perempuan yang terjerat pinjaman online (pinjol) ilegal serta investasi bodong.

"Data menunjukan bahwa yang jadi korban terbanyak untuk investasi bodong dan pinjol itu mayoritas perempuan. Bahkan OJK {Otoritas Jasa Keuangan) mencatat persentase perempuan yang mendapatkan pinjol sebesar 54,95%, sementara laki-laki sebesar 45,05% pada tahun 2021," katanya.

Hal ini dikatakan Arumi saat menjadi narasumber dalam Surabaya Sharia Investor City (Sub Story) 2023 di Hotel Double Tree by Hilton, Sabtu (25/11/2024).

"Ini menunjukkan bahwa perempuan lebih rentan menjadi korban dan sasaran pinjol ilegal, karena perempuan memiliki literasi keuangan yang relatif lebih rendah dibandingkan laki-laki. Meskipun perempuan dianggap paling bertanggung jawab dalam urusan domestik, dalam urusan rumah tangga," sambungnya.

| Baca juga:

Masuknya perempuan dalam pusaran investasi bodong maupun pinjol, lanjut Arumi, memiliki dampak yang sangat besar. Selain rusaknya rumah tangga, perempuan juga mengalami kekerasan secara psikis dan fisik serta tekanan sosial. Bahkan dalam beberapa kasus ada yang mengakibatkan hilangnya nyawa atau bunuh diri.

Solusinya? Agar hal tersebut tidak terus-terusan terjadi, kata Arumi, maka perlu menyosialisasikan pentingnya literasi keuangan kepada para perempuan, karena mereka adalah pahlawan keuangan keluarga.

"Literasi keuangan bagi kaum perempuan itu sangat penting karena yang mengatur keuangan dalam keluarga adalah perempuan, ibu-ibu. Jadi penting sekali perempuan itu dibekali tentang pengelolaan dan keamanan keuangan" katanya.

Apalagi 85% keputusan dalam rumah tangga, kata Arumi, berada di tangan perempuan. Sehingga diperlukan literasi keuangan khususnya berkaitan pengelolaan dan keamanan kuangan kepada perempuan.

| Baca juga:

Hingga kini pun, sebut Arumi, TP PKK terus bergerak memberikan pelatihan keuangan kepada ibu-ibu di Jawa Timur. Adapun pelatihan yang biasanya diberikan meliputi manajemen keuangan rumah tangga, simpanan dan pinjaman, asuransi, dan investasi.

"Sosialisasi dan pelatihan seperti ini yang kita lakukan, sehingga perempuan melek finansial, literasi keuangannya bagus dan insyaallah menghindarkan mereka dari modus penipuan seperti investasi bodong," katanya.

Selain peningkatan literasi keuangan, perempuan juga perlu mendapatkan sosialisasi pengetahuan mengenai cybersecurity terkait keamanan dan perlindungan sistem, data diri, jaringan, privasi, serta ancaman serangan digital yang kini tengah marak terjadi di lingkungan masyarakat.{*}

| Baca berita Pemprov Jatim. Baca tulisan terukur Abdillah HR  | Barometer Jatim - Terukur Bicara Jawa Timur

Simak berita terukur barometerjatim.com di Google News.