Muhammadiyah Dukung Haram Beli Produk Pro Israel, Prof Haedar: Itu Sudah Otomatis!

SURABAYA | Barometer Jatim – Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah, Prof Dr KH Haedar Nashir mendukung fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang mengharamkan membeli produk dari produsen pro Israel lantaran melakukan agresi barbar ke Palestina.
“Itu sudah otomatis saja sebenarnya,” katanya usai menghadiri Resepsi Milad ke-111 Muhammadiyah yang diadakan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim di kantor PWM Jatim, Jalan Kertomenanggal Surabaya, Sabtu (11/11/2023).
Jadi mendukung ya? “Iya, sudah otomatis saja. Kita berharap bahwa boikot itu bentuk dari sikap kita, sebenarnya kan ingin menghentikan agresi itu,” tegasnya.
Sebelumnya, Jumat (10/11/2023). dalam salah satu poin fatwanya MUI menegaskan bahwa membeli produk dari brand yang mendukung Israel adalah haram. Sebab, tindakan pembelian itu dinilai sebagai bentuk dukungan terhadap agresi militer Israel ke Palestina.
| Baca juga:
- Rawat Kebesaran Muhammadiyah, Sejarawan Muda Teliti Jejak KH Ahmad Dahlan di Jatim
- Tegas! Muhammadiyah Jatim Tak Akan Arahkan Warganya Dukung Salah Satu Paslon di Pilpres
- PW Pemuda Muhammadiyah Jatim Dikukuhkan, Khofifah: Pemprov Buka Ruang Bangun Sinergitas!
"Mendukung pihak yang diketahui mendukung agresi Israel, baik langsung maupun tidak langsung, seperti dengan membeli produk dari produsen yang secara nyata mendukung agresi Israel hukumnya haram," kata Ketua MUI Bidang Fatwa, Prof Asrorun Niam Sholeh.
Meski Muhammadiyah mendukung, Prof Haedar memandang biar pun ada boikot ekonomi hingga demo di berbagai kawasan, tetap saja butuh sikap tegas dari negara-negara yang punya hak veto di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) -- terutama negara besar yang selama ini membela Israel -- agar agreasi ke Pelastina dihentikan.
“Kalau memang solusinya yang dikehendaki oleh semua negara, termasuk Indonesia two state solution, dua negara yang merdeka, ya tinggal ngakui aja Palestina sebagai negara merdeka dan dilindungi oleh PBB. Isarel kan sudah jadi negara yang diakui,” kata Prof Haedar.
“Jadi sampai kapan sesungguhnya politik global itu ambigu. Kesalahan-kesalahan di masa lampau, Perang Dunia I, kesalahan menganeksasi Kuwait ternyata enggak ada senjata pemusnah, apa mau terus diulangi,” imbuhnya.
| Baca juga:
- 4 Tahun Khofifah-Emil, Muhammadiyah Singgung Orang Miskin di Jatim Masih 4,2 Juta!
- Lengser 31 Desember 2023, Khofifah Bakal Tinggalkan 1,17 Juta Orang Pengangguran!
- Sejarah Baru! Sukadiono, Dokter Pertama Pimpin PW Muhammadiyah Jawa Timur
Dalam kesempatan tersebut, Muhammadiyah Jatim juga melakukan mobilisasi dana untuk Palestina, terhimpun Rp 10,3 miliar lebih dan akan digabung dengan donasi yang dihimpun PP.
“Artinya, bahwa Muhammadiyah tidak sekadar melakukan pembelaan secara politik, diplomasi dan moral global terhadap Palestina, tapi juga ikut meringankan beban,” kata Prof Haedar.
Apalagi hingga kini sudah 10 ribu lebih nyawa warga Palestina melayang akibat brutalnya Israel. Maka, Muhammadiyah selama ini sudah bangun sekolah di Beirut dan akan terus membangun lembaga pendidikan, di samping banyak anak-anak Pelastina yang disekolahkan di perguruan tinggi Muhammadiyah.{*}
| Baca berita Muhammadiyah. Baca tulisan terukur Abdillah HR | Barometer Jatim - Terukur Bicara Jawa Timur