Gawat! 153.476 Warga Surabaya Diterjang Risiko Obesitas, Dinkes Gencar Lakukan Edukasi
SURABAYA, Barometer Jatim – Pemkot Surabaya mencatat terdapat 153.476 orang mengalami perkembangan dengan risiko obesitas (Indeks Massa Tubuh >25). Ratusan ribu orang dengan risiko obesitas tersebut, tercatat dalam data Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya hingga Juni 2023.
Kepala Dinkes Kota Surabaya, Nanik Sukristina mengatakan, selama ini pihaknya intens memberikan edukasi kepada masyarakat untuk mencegah obesitas. Salah satunya dilakukan dengan memberikan penguatan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) tentang kesehatan.
"Upaya yang dilakukan melalui KIE, berupa sosialisasi tentang faktor risiko obesitas dan bahaya obesitas bagi kesehatan melalui penyuluhan langsung kepada masyarakat, media sosial, elektronik dan lainnya," katanya, Jumat (4/8/2023).
Selain itu, Nanik menyebut, Dinkes Surabaya juga memberikan edukasi tentang makanan seimbang. Selain juga mengimbau dan mengarahkan untuk melakukan cek kesehatan secara rutin di Puskesmas dan layanan Pos Binaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Pos Bindu) di masing-masing wilayah.
| Baca juga:
- Aspal di Jalan Pasar Kembang Surabaya Mendadak Meletus, PDAM: Warga Tak Perlu Khawatir, Ada Rehabilitasi Pipa!
- Resmikan Kebun Raya Mangrove Surabaya, Megawati: Ini Inisiasi Saya dan Bu Risma!
"Sosialisasi juga dilakukan melalui imbauan agar menghindari masyarakat Makanan Berpemanis Dalam Kemasan (MBDK)," ujarnya.
Tak hanya itu, Nanik menyatakan, antisipasi terkait obesitas di Surabaya juga dilakukan melalui Puskesmas di setiap wilayah. Sosialisasi itu mulai dari kegiatan penyuluhan bagi kader dan masyarakat umum, kegiatan pemeriksaan terpadu (Bindu) serta pemeriksaan Terpadu Jiwa, Rokok dan Narkoba (Bindu Jirona).
"Sosialisasi juga dilakukan pada kegiatan pertemuan rutin lainnya di masyarakat yang terintegrasi dengan kegiatan RT/RW, kelurahan dan lainnya," ungkapnya.
Menurut Nanik, faktor risiko obesitas (Indeks Massa Tubuh >25) lebih rentan terkena pada kelompok usia >18 tahun. Seperti pria berinisial S (51) warga Kelurahan Kapasmadya Baru, Kecamatan Tambaksari. Sebelumnya, dia harus dievakuasi oleh Tim Gerak Cepat (TGC) untuk mendapatkan perawatan ke rumah sakit pada Selasa (1/8/2023) lalu.
| Baca juga:
- 1.476 Guru di Surabaya Terima SK PPPK, Eri Cahyadi Sebut Gajinya Tak Sebesar Tenaga Kontrak, tapi..
- Ternyata Video Bocah Jualan Peyek Sambil Merangkak di Surabaya Sengaja Dibuat, Sang Ibu Tak Berani Melihat: Nangis Saya!
"Intervensi yang dilakukan terhadap pasien tersebut oleh Tim TGC yaitu telah dilakukan evakuasi dan merujuk pasien ke RSUD dr Soetomo," ungkapnya.
Selain membantu evakuasi ke rumah sakit, Nanik juga memastikan pihaknya melakukan monitoring perkembangan kesehatan pria itu secara intensif. Monitoring akan dilakukan selama perawatan serta koordinasi dengan layanan rujukan.
"Pasien mempunyai riwayat hipertensi yang kontrol rutin ke Puskesmas. Akan tetapi obat yang diresepkan tidak diminum secara teratur oleh pasien," pungkasnya.{*}
| Baca berita Pemkot Surabaya. Baca tulisan terukur Andriansyah | Barometer Jatim - Terukur Bicara Jawa Timur