4 Tahun Khofifah-Emil: Kemiskinan Jatim Jadi 4,2 Juta, Orang Nganggur Masih 1,2 juta, Apa Kabar Millennial Job Center?
SURABAYA, Barometer Jatim – Empat tahun dipimpin Gubernur Khofifah Indar Parawansa dan Wagub Emil Elestianto Dardak, angka kemiskinan di Jatim bertambah 55,22 ribu (0,11%) menjadi 4,236 juta orang dan 1,26 juta orang masih menganggur.
Sejumlah program yang selama digaungkan untuk mengurangi kemiskinan dan pengangguran pun disorot tajam legislatif. Salah satunya Millennial Job Center (MJC) yang dinilai belum berjalan maksimal. Apalagi MJC seolah-oleh menjadi program Emil, sehingga Khofifah terlihat tak gencar menggaungkan.
“Saya melihatnya begini, antara Bu Khofifah dan Pak Wakil Gubernur ini ada beberapa hal yang kadang enggak sinkron. Mereka jalan sendiri-sendiri,” kata Anggota Komisi E DPRD Jatim, Mathur Husyairi, Senin (27/2/22023).
“Terkait dengan Millennial Job Center ini kan yang selalu didengungkan oleh Pak Emil, ndak pernah kemudian Bu Khofifah menggaungkan ini. Seolah ini punyanya Pak Wagub,” sambungnya.
Padahal bicara APBD, bicara tentang program, tandas Mathur, tentunya Millennial Job Center bukan kavlingan gubernur dan wakil gubernur. “Itu yang saya tangkap,” ucapnya.
Selain itu, Mathur juga minta Pemprov Jatim dalam menyajikan data tidak agregat. Misalnya dibilang tahun ini sekian ribu orang yang sudah difasilitasi Millennial Job Center.
“Tapi ini siapa aja, kelas-kelas apa. Artinya apakah teman-teman milenial betul yang punya ketertarikan untuk bekerja, entah itu dengan sektor pemberdayaan yang online, entrepreneur, dan segala macam itu,” kata Mathur.
“Ini kalau hanya di angka agregat, ya saya pikir atau main total sekian ribu, tapi di mana, kerja apa, ndak terpublikasikan ya klaim saja akhirnya,” tegas legislator asal Partai Bulan Bintang (PBB) tersebut.
Tak hanya Millennial Job Center., Mathur juga menilai Khofifah-Emil belum bisa menuntaskan persoalan data by name by address tentang kemiskinan.
“Ada program PKH Plus, ada kemudian feminisasi kemiskinan, ada Jatim Puspanya itu. Nah ini kan selalu dieksekusi setiap tahun dengan anggaran enggak jauh di angka Rp 250-300 miliar,” katanya.
Menurut Mathur, yang harus dipertanyakan apakah Keluarga Penerima Manfaat (KPM) atau Rumah Tangga Miskin (RTM) yang dieksekusi lewat program-program Khofifah sejak 2019 sampai 2022 sudah terevaluasi dengan benar.
“Apakah terevaluasi sedemikian rupa bahwa yang sudah diberdayakan sejak 2019, 2020, 2021, ini statusnya berubah jadi apa?” tandas wakil rakyat dari Daerah Pemilihan (Dapil) Madura tersebut.
- Baca juga:
4 Tahun Khofifah-Emil, Survei ARCI: Warga Jatim Sebut Kondisi Perekonomian Tak Semakin Baik!
“Apakah masih tetap miskin, mendekati miskin, atau sudah berdaya. Justru kemudian ada istilah kemiskinan ekstrem Jatim di beberapa kabupaten/kota termasuk Bangkalan,” katanya.
Menilik data BPS, jumlah angkatan kerja pada Agustus 2022 mencapai 21,61 juta orang. Artinya penduduk berusia pekerja mencapai separuh dari total masyarakat Jatim yang berjumlah 41,15 juta.
Dari jumlah angkatan kerja yang mencapai 21,61 orang tersebut, 1,26 juta (5,49%) di antaranya menganggur atau belum mendapatkan pekerjaan.
Memang, angka ini turun dari Agustus 2021 (1,28 juta/5,74%), lalu turun lagi dari Agustus 2020 (1,30 juta/5,84%), namun naik tajam jika dibandingan Agustus 2019 (0,84 juta/3,82%) atau saat Khofifah-Emil mulai melakoni tahun pertama memimpin Jatim.{*}
» Baca Berita 4 Tahun Khofifah-Emil Pimpin Jatim