4 Tahun Khofifah-Emil, Survei ARCI: Warga Jatim Sebut Kondisi Perekonomian Tak Semakin Baik!

-
4 Tahun Khofifah-Emil, Survei ARCI: Warga Jatim Sebut Kondisi Perekonomian Tak Semakin Baik!
KEMISKINAN: Jumlah orang miskin di Jatim terbanyak se-Indonesia menurut data BPS. | Foto: Barometerjatim.com/IST

SURABAYA, Barometer Jatim – Empat tahun dipimpin duet Gubernur Khofifah Indar Parawansa dan Wagub Emil Elestianto Dardak, hasil survei Accurate Research and Consulting Indonesia (ARCI) memotret kondisi perekonomian di Jawa Timur tak semakin baik.

Survei ARCI dilakukan pada 9 Februari-17 Februari 2023 di 38 kabupaten/kota se-Jatim menggunakan metode multistage random sampling. Jumlah sampel sebanyak 1.200 responden dengan margin of error 2,8% pada tingkat kepercayaan sebesar 95%.

Hasilnya? Mayoritas responden (35,1%) menyatakan kurang setuju saat disodori pertanyaan apakah kondisi perekonomian Jatim saat ini semakin baik. Lalu 2,6% persen lainnya menjawab sangat kurang setuju, 18,7% cukup setuju, 32,9% setuju, dan 10,7% sangat setuju.

“Jadi masyarakat masih belum puas dengan kondisi perekonomian yang ditantgani oleh Gubernur dan Wakil Gubernur Jatim,” kata Direktur ARCI, Baihaki Siratj, Sabtu (25/2/2023).

Apakah ketidakpuasan tersebut karena responden melihat kondisi kemiskinan di Jatim yang masih tinggi? “Bisa saja seperti itu,” katanya.

Melihat data Badan Pusat Statistik (BPS) terkait angka kemiskinan di Jatim, pada September 2022 mengalami kenaikan 55,22 ribu atau menjadi 4,24 juta orang (10,49%).

Bahkan jika ditarik ke belakang atau sejak empat tahun dipimpin Khofifah-Emil, orang miskin di Jatim malah tambah naik. Faktanya? Kembali berdasarkan data BPS. Khofifah dilantik sebagai gubernur pada 13 Februari 2019, maka acuan terdekat untuk mengukur kinerjanya terkait kemiskinan yakni semeter II (September) 2019. Saat itu jumlah orang miskin pada Maret 2019 sebanyak 4,11 juta (10,37%) dan September 2019 turun menjadi 4,06 juta (10,20%).

Namun setahun setelah Khofifah menjabat, kemiskinan di Jatim justru meroket tajam menjadi 4,42 juta (11,09%) pada Maret 2020 dan terus naik menjadi 4,58 juta (11,46%) pada September 2020.

Maret 2021 turun sedikit menjadi 4,57 juta (11,40%) dan kembali turun menjadi 4,25 juta (10,59%) pada September 2021. Memasuki 2022, kembali turun menjadi 4,18 juta (10,38%) namun pada September 2022 kembali naik menjadi 4,24 (10,49%) atau orang miskin di Jatim naik 55,22 ribu.

Angka tersebut menempatkan Jatim sebagai provinsi dengan penambahan jumlah orang miskin terbanyak pada September 2022 terhadap Maret 2022. Disusul Jawa Tengah yang tambah 26,79 ribu, Nusa Tenggara Timur (NTT) 17,55 ribu, Banten 15,64 ribu, dan Papua 14,2 ribu melengkapi lima besar.

Sedangkan lima provinsi dengan penurunan orang miskin paling banyak, lima besarnya yakni Jawa Barat 17,36 ribu, disusul DKI Jakarta 7,11 ribu, Lampung 6,82 ribu, Sumatera Utara 6,1 ribu, dan Bengkulu 4,3 ribu.

Secara nasional, per September 2022 Jatim juga masih menjadi provinsi dengan jumlah penduduk miskin terbanyak 4,24 juta orang. Dalam lima besar disusul Jawa Barat 4,05 juta, Jawa Tengah 3,85 juta, Sumatera Utara 1,26 juta, dan NTT 1,14 juta.

Namun demikian, lanjut Baihaki, responden juga menunjukkan kepuasan terhadap kinerja Khofifah-Emil di sektor lainnya.

“Kalau yang lain termasuk infrastruktur, kemudian kesehatan, pendidikan, ini masyarakat mengatakan sangat puas terhadap kinerja Gubernur maupun Wagub Jatim,” ucapnya.{*}

» Baca Berita 4 Tahun Khofifah-Emil Pimpin Jatim

Simak berita terukur barometerjatim.com di Google News.