DPRD Jatim: Millennial Job Center Hanya Keren di Nama!
SURABAYA, Barometerjatim.com - Tak hanya menyoroti kemiskinan di Jatim yang masih tinggi. Wakil Ketua DPRD Jatim, Anwar Sadad juga mengkritik tajam sejumlah program Pemprov yang dinilainya hanya keren secara nama, tapi hasilnya tak memberikan dampak signifikan. Salah satunya Millennial Job Center (MJC).
"Nama yang keren, tapi fakta membuktikan tidak cukup memberikan dampak yang signifikan terhadap kaum milenial," katanya, Rabu (1/9/2021).
Kritik Sadad didasari data Badan Pusat Statistik (BPS) yang mengungkap kenaikan angka pengangguran, terutama pada kelompok anak muda berusia 20-29 tahun. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada penduduk usia 20-24 tahun pada Februari 2021 sebesar 17,66n penduduk usia 25-29 tahun 9,27%.
Data tersebut diungkap Kepala BPS, Margo Yuwono dalam Rapat Kerja Komisi XI DPR RI bersama Kemenkeu, Bappenas, Bank Indonesia, OJK, dan BPS yang disiarkan kanal Youtube Komisi XI DPR RI, Senin (30/8/2021).
"Agak mengagetkan data yang dirilis BPS, bahwa ada fakta makin banyak jumlah anak muda yang menganggur," kata legislator yang juga ketua DPD Partai Gerindra Jatim tersebut.
Data BPS disebut Sadad mengagetkan, lantaran selama ini baik Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa maupun Wagub yang milenial itu, Emil Elestanto Dardak kerap menyebut banyak melakukan inovasi dan terobosan seperti program Millennial Job Center. '
"Ternyata, tidak cukup memberikan dampak yang positif terhadap pemenuhan lowongan pekerjaan bagi anak-anak muda," katanya.
Data yang diterima Sadad, justru menunjukkan terjadi peningkatan pengangguran bahkan juga termasuk pada lulusan SMK. Padahal, SMK ini anak-anak muda yang dibekali dengan skill lebih dibandingkan dengan anak SMA lainnya.
"Saya kira ini ada sesuatu yang mesti dievaluasi, bahwa program-program inovatif itu janganlah hanya menjadi jargon. Tetapi harus benar-benar di-create secara serius, agar menjadi tempat anak-anak muda itu mendapatkan pengalaman," paparnya.
Kemudian dengan pengalaman tersebut, kata Sadad, mereka bisa lebih produktif. Apalagi anak-anak muda mempunyai kemampuan daya pikir dan lebih kreatif.
"Mereka lebih aware terhadap IT. Perkembangan teknologi informasi ini mereka lebih punya kemampuan, lebih punya passion. Menurut saya mengarahnya harus ke sana," tandasnya.
Siapkan Jalan Mulus YANG MUDA YANG NGANGGUR: Data Badan Pusat Statistik (BPS), banyak anak muda yang mengganggur. | Data: BPS
Sebaliknya, lanjut Sadad, tugas DPRD Jatim adalah menyiapkan ruang yang besar untuk memberikan penekanan-penekanan, skenario-skenario, yang dibuat Pemprov Jatim.
"Menyiapkan jalan yang mulus lah kalau misalnya kita buat metafor. DPRD menyiapkan jalan yang tidak bergelombang supaya program, pikiran besar, gagasan, ide yang diproduksi eksekutif bisa melaju dengan kencang, sehingga sampai pada tujuan pemerintahan ini," ucapnya.
Dengan demikian, dari kedua belah pihak, baik legislatif maupun eksekutif, akan melihat 'kendaraan' ini sampai pada tujuan. Tidak berkutat pada selebrasi-selebrasi di tengah jalan, sementara tujuan yang didapatkan masih jauh panggang dari api.
"Tentu DPRD memberikan support yang besar, supaya di dalam menjalankan pemerintahan daerah ini ada konsistensi pada tujuan dan target," katanya.
Dia mencontohkan beberapa waktu lalu DPRD Jatim merevisi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dengan menyesuaikan target, mengurangi target karena kondisi riil betapa beratnya pandemi Covid-19. Tapi jangan kemudian berhenti pada angka, harus benar-benar konkret.
"Nah, angka yang disampaikan kepala BPS menunjukkan bahwa Pemprov belum bergerak ke arah mewujudkan visi misi, janji kampanye. Masih berkutat pada sesuatu yang bersifat karitatif," katanya.
Namun Sadad berharap, masih ada waktu untuk berbuat kepada masyarakat. Meski tidak sampai pada target yang ditentukan, paling tidak kesungguhannya akan dilihat bahwa benar-benar berpikir bekerja untuk masyarakat Jatim.{*}
» Baca Berita Terkait Kemiskinan