Khofifah Bantah Gagal Turunkan Kemiskinan, Anwar Sadad: Melihatnya Sejak 2019, Jangan Parsial!

Reporter : barometerjatim.com -
Khofifah Bantah Gagal Turunkan Kemiskinan, Anwar Sadad: Melihatnya Sejak 2019, Jangan Parsial!
JANGAN PARSIAL: Anwar Sadad, Khofifah melihat data kemiskinan di Jatim jangan parsial. | Foto: Barometerjatim.com/ROY HS

SURABAYA, Barometerjatim.com - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa membantah para pengkritik yang menyebut dirinya gagal menurunkan angka kemiskinan di Jatim.

Terlebih pada September 2021 orang miskin di Jatim berkurang 313,13 ribu jiwa (0,81%). Bahkan, katanya, dalam 10 tahun terakhir kemiskinan perdesaan turunnya paling signifikan, 1,37% di September 2021.

Bantahan itu disampaikan Khofifah saat menghadiri pelantikan Ikatan Keluarga Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (IKA PMII) Jatim periode 2022-2027 di Hotel Bumi Surabaya, Minggu (12/6/2022).

Wakil Ketua DPRD Jatim, Anwar Sadad yang selama ini terdepan dalam melontarkan kritik terkait kemiskinan di Jatim menuturkan, apa yang disampaikan Khofifah adalah fakta. Memang faktanya dari 2020 ke 2021 penurunannya kan drastis.

"Tapi sebenarnya harus dilihat dari 2019 ke 2020 itu kenaikannya juga drastis, sehingga kalau dikalkulasi ya kurang lebih sama," katanya, Selasa (14/6/2022). "Tapi apa pun itu harus diapresiasi. Kenapa? Ya karena memang tidak mudah menurunkan kemiskinan," tandas legislator yang juga Ketua DPD Partai Gerindra Jatim tersebut.

Hanya saja, lanjut Sadad, kalau mau sportif harusnya narasi yang disampaikan Khofifah tidak hanya angka kemiskinan dari 2020 ke 2021, tapi sampaikan pula yang dari 2019 ke 2020.

Jadi begini narasinya. "Kita bersyukur, setelah 2019 ketika saya pertama kali menjabat, setahun kemudian kemiskinan naik secara drastis. Kemudian dari 2020 ke 2021 alhamdulillah bisa turun dengan drastis. Setelah naik drastis, turun drastis," tutur Sadad.

"Jadi gubernur melihat kemiskinan mestinya sejak 2019, enggak boleh parsial. Tapi apapun, turunnya kemiskinan itu ya patut diapresiasi," tandasnya.

Berarti, imbuh politikus keluarga Ponpes Sidogiri, Pasuruan yang akrab disapa Gus Sadad itu, dalam setahun terakhir Khofifah dan seluruh tim bekerja ekstra keras. Sehingga, tingkat penurunan kemiskinan melebihi tingkat penurunan rata-rata di provinsi yang lain.

Orang Miskin di Jatim Terbanyak KEMISKINAN JATIM: Berkurang 313,13 ribu jiwa, Jatim masih provinsi dengan penduduk miskin terbanyak. | Sumber Data: BPSKEMISKINAN JATIM: Berkurang 313,13 ribu jiwa, Jatim masih provinsi dengan penduduk miskin terbanyak. | Sumber Data: BPS KEMISKINAN JATIM: Berkurang 313,13 ribu jiwa, Jatim masih provinsi dengan penduduk miskin terbanyak. | Sumber Data: BPS

Melihat kembali data Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, setahun setelah Khofifah dilantik menjadi gubernur, penduduk miskin di Jatim memang naik tajam menjadi 4,42 juta jiwa (11,09%) pada Maret 2020 dari 4,06 juta (10,20%). Bahkan terus naik menjadi 4,58 juta jiwa (11,46%) di September 2020.

Namun di tahun berikutnya, Maret 2021, turun menjadi 4,57 juta (11,40%) dan kembali berkurang 313,13 ribu (0,81%) menjadi 4,25 juta (10,59%) di September 2021.

Meski turun 313,13 ribu jiwa, Jatim masih tercatat sebagai provinsi dengan jumlah penduduk miskin terbanyak di Indonesia pada semester kedua (September) 2021 dengan 4,25 juta jiwa. Disusul Jawa Barat (4 juta) dan Jawa Tengah (3,93 juta).

Tapi secara persentase, provinsi dengan penduduk miskin tertinggi yakni Papua (27,83%), disusul Papua Barat (21,82%) dan Nusa Tenggara Timur (20,44%). Sedangkan DKI Jakarta memiliki penduduk miskin cukup rendah, 498 ribu (4,67%).

Sedangkan secara nasional, jumlah penduduk miskin pada September 2021 sebanyak 26,50 juta orang (9,71%). Angka ini berarti turun 1,04 juta orang (0,43%) terhadap Maret 2021 dan turun 1,05 juta orang (0,48%) terhadap September 2020.

» Baca berita terkait Kemiskinan. Baca tulisan terukur lainnya Roy Hasibuan.

Simak berita terukur barometerjatim.com di Google News.