
SURABAYA, Barometerjatim.com – Meski turun 313,13 ribu orang (0,81%), Jawa Timur masih tercatat sebagai provinsi dengan jumlah penduduk miskin terbanyak di Indonesia pada semester kedua (September) 2021.
Berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS), Senin (17/1/2022), jumlah penduduk miskin di wilayah yang dipimpin Gubernur Khofifah Indar Parawansa itu sebanyak 4,25 juta (10,59%) dari sebelumnya (Maret 2021) 4,57 juta jiwa (11,40%). Disusul Jawa Barat (4 juta) dan Jawa Tengah (3,93 juta).
Namun secara persentase, provinsi dengan penduduk miskin tertinggi yakni Papua (27,83%), disusul Papua Barat (21,82%) dan Nusa Tenggara Timur (20,44%). Sedangkan DKI Jakarta memiliki penduduk miskin cukup rendah, 498 ribu (4,67%).
Secara nasional, jumlah penduduk miskin pada September 2021 sebanyak 26,50 juta orang (9,71%). Angka ini berarti turun 1,04 juta orang (0,43%) terhadap Maret 2021 dan turun 1,05 juta orang (0,48%) terhadap September 2020.
“Kalau lihat trennya semakin bagus, karena penduduk miskinnya semakin turun, mulai dari Maret ke September 2021. Artinya upaya perbaikan ekonomi terhadap kemiskinan sudah mulai terasa, karena trennya mengalami penurunan. Ini kinerjanya bagus,” kata Kepala BPS, Margo Yuwono dalam siaran pers.

“Jadi kesimpulannya, selama setahun ini penurunan kemiskinan menunjukkan kinerja membaik, tapi kalau kita bandingkan sebelum pandemi angka ini masih lebih tinggi, khususnya di September 2019,” tandasnya.
Demikian pula kalau dipilah menurut perdesaan dan perkotaan. Menurut Margo, kemiskinan di tingkat desa lebih tinggi dibanding di kota dan jaraknya cukup lebar. Ini berarti disparitas kemiskinan kota dan desa masih cukup tinggi.
“Tapi yang menggembirakan adalah tren bahwa penurunan di perdesaan turunnya lebih cepat. Artinya kalau pemerintah berupaya bagaimana membangun pertanian, mulai dari pinggiran itu sudah mulai terasa dampaknya, ya karena kemiskinan di perdesaan turunnya lebih cepat dibanding di perkotaan,” paparnya.
Dari data BPS, angka kemiskinan di perdesaan turun 0,57% poin dan di perkotaan turun 0,29% poin. “Kalau tren ini terus dijaga, maka disparitasnya lambat laun akan semakin mengecil,” ucap Margo.•

» Baca berita terkait Kemiskinan. Baca juga tulisan terukur lainnya Abdillah HR.