Ketumnya Diserang Spanduk Rasis, Bara JP Papua: Polisikan

Reporter : barometerjatim.com -
Ketumnya Diserang Spanduk Rasis, Bara JP Papua: Polisikan

POLISIKAN: Diben Elaby, minta kader Bara JP di Jatim melaporkan spanduk rasis ke kepolisian. | Foto: Barometerjatim.com/IST

SURABAYA, Barometerjatim.com - Ketua DPD Bara JP (Barisan Relawan Jokowi Presiden/Barisan Relawan Jalan Perubahan) Papua, Diben Elaby menyayangkan munculkan spanduk bernada rasis yang dialamatkan ke ketua umumnya hasil Kongres Luar Biasa (KLB) Surabaya, Gianto Wijaya.

Spanduk yang bertebaran di sejumlah titik di Kota Surabaya tersebut, di antaranya bertuliskan: Tolak Bara JP Dipimpin Gianto Wijaya (Tionghoa), Bara JP Ada U/ Rakyat Bukan U/ Gianto Wijaya (Tionghoa).

"Kita sayangkan ya. Namanya kita kan keluarga besar Bara JP di seluruh dunia, baik dalam negeri luar negeri pendukung Jokowi, kita sudah sepakat final, kita tidak rasis," katanya kepada Barometerjatim.com, Minggu (3/10/2021).

"Jadi kalau kita khawatir ada oknum-oknum tertentu, memanfaatkan situasi ini untuk merusak hubungan silaturahmi kami," sambungnya.

Bara JP akan mengambil langkah hukum? "Ya, kita semua minta supaya kepolisian bisa menangkap, menemukan menemukan siapa yang menulis, siapa yang memasang itu, bisa diproses sesuai jalur hukum," kata Diben.

"Kemudian ditemukan pasti siapa yang nyuruh di balik semua ini. Kalau ditemukan, kita harap supaya diproses secara hukum karena itu akan mengganggu dan menimbulkan suatu permasalahan baru lagi," tegasnya.

Ataukah akan melapor ke kepolisian? "Teman-teman di Surabaya sudah mempersiapkan itu. Cuma kan saya di Papua ini kan menyayangkan hal itu. Makanya kita minta kepolisian mengusut sampai siapa pelakunya," ujarnya.

Apalagi Surabaya kota besar, di beberapa sudut kota ada CCTV-nya. Diben juga percaya, pasti kepolisian cukup profesional dan bisa menangkap serta menemukan pelakunya sehingga tidak melebar.

"Kita harap teman-teman Bara JP Jatim melaporkan ke polisi. Kita ini kan organisasi besar, jadi pasti mereka akan melaporkan, bertindak," tegasnya.

Namun Diben yakin penyebar spanduk bernada rasis itu bukan dari keluarga besar Bara JP. "Sekali lagi, saya minta kepolisian segera ungkap dan proses motif pelaku dan siapa dalang di balik rasis itu," katanya.

KLB Sesuai AD/ART

SPANDUK RASIS: Salah satu spanduk bernada rasis yang dialamatkan ke Ketum Bara JP, Gianto Wijaya. | Foto: Barometerjatim.com/ISTSPANDUK RASIS: Salah satu spanduk bernada rasis yang dialamatkan ke Ketum Bara JP, Gianto Wijaya. | Foto: Barometerjatim.com/IST SPANDUK RASIS: Salah satu spanduk bernada rasis yang dialamatkan ke Ketum Bara JP, Gianto Wijaya. | Foto: Barometerjatim.com/IST

Diben tak memungkiri ada beberapa kader Bara JP yang yang tidak sependapat dengan KLB di Surabaya. Namun dia mengigatkan, kalau KLB tersebut sah karena berpegang pada AD/ART sebagai 'kitab suci' dalam berorganisasi.

"Jadi tahapan-tahapan mekanisme untuk menyelenggarakan kongres pasca meninggalnya ketua umum kami itu sudah terpenuhi, dihadiri wakil ketua I. Kalau ketua umum meninggal dan Sekjen mengundurkan diri tentu ada wakil ketua I," katanya.

Menurut Diben, wakil ketua I ini yang mengundang dan sekitar 15 DPD yang hadir. Kemudian DPP melakukan rapat dan memutuskan untuk melakukan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) yang dilanjut dengan KLB.

"Wakil ketua I ini tidak boleh bertindak sendiri. Dia atas nama almarhum ketua umum mengundang teman-teman DPP untuk melakukan rapat pleno. Dalam rapat pleno itu mereka putuskan untuk melakukan Rapimnas. Rapat pleno itu DPP dan DPD-DPD yang hadir," jelasnya.

Seperti diberitakan, KLB Bara JP di Hotel Wyndham Surabaya, 25-26 September 2021, melahirkan ketua umum baru. Secara aklamasi, Gianto Wijaya yang sebelumnya menakhodai ketua DPD Bara JP Jawa Timur terpilih sebagai ketua umum, Minggu (26/9/2021) dini hari.

KLB yang didahului dengan Rapimnas tersebut digelar pasca ketua umum sebelumnya, Viktor S Sirait meninggal dunia dan Sekretaris Umum Yayong Waryono mengundurkan diri.

» Baca Berita Terkait Bara JP

Simak berita terukur barometerjatim.com di Google News.