Jawaban Tak Nyambung Astutik Cecar Muhdlor Saat Debat

DEBAT PILBUP SIDOARJO: Kelana-Astutik (kanan) dan Muhdlor-Subandi dalam debat publik Pilbup Sidoarjo. | Foto: IST/JTV
SIDOARJO, Barometerjatim.com Debat publik perdana Pilbup Sidoarjo 2020, Selasa (3/11/2020) malam, berlangsung hangat saat sesi tanya jawab paslon nomor tiga, Kelana Aprilianto-Dwi Astutik ke paslon nomor dua, Ahmad Muhdlor Ali-Subandi.
Astutik mengawali pertanyaan dengan menyapa Muhdlor lewat sapaan adik. "Senang sekali saya diberi kesempatan untuk menanyakan kepada adik saya, Gus Muhdlor," katanya sembari tersenyum tipis.
Selanjutnya, perempuan yang juga wakil sekretaris Pimpinan Wilayah (PW) Muslimat NU Jatim itu bertanya terkait penanganan anak telantar yang menjadi kewajiban negara sesuai perintah UUD 1945.
"Kita tahu bahwa di dalam UUD 1945, bahwa nasib anak telantar itu dipelihara oleh negara, ini jelas tulisannya. Nah, bagaimana breakdown dari UUD 1945 tersebut dalam mengatasi nasib anak-anak telantar ini?" tanya Astutik.Apalagi situasi sekarang, lanjut Astutik, anak-anak telantar membutuhkan status atau legalitas. Saat mau masuk sekolah, misalnya, mereka selalu ditanya soal akta kelahiran.
"Maka, bagaimana cara anda untuk mengatasi, mem-brakdown persoalan ini," tandas Astuik yang meraih gelar doktor untuk bidang pendidikan tersebut.
Menjawab pertanyaan Astutik, Muhdlor menjabarkan tak hanya anak-anak telantar yang akan diperhatikan. Bahkan paslon nomor dua memiliki program terkait pemberian makanan gratis melanjutkan program yang sudah baik."Kita ke depan ingin memberikan jaminan, bukan hanya anak telantar saja. Satu, manula yang powerless, yang sudah ibarat kata tidak mempu diberikan kail, dia hanya mampu ketika diber ikan," katanya.
Kedua, lanjut Muhdlor, pihaknya juga akan memberikan perhatian lebih kepada yatim piatu. Jika di kepemimpinan sebelumnya ada 1.600 yatim piatu di panti asuhan, maka akan dinaikkan menjadi 2.500. Termasuk anak telantar nanti diakomodir di sana.
Ketiga, Muhdlor-Subandi juga akan menaikkan perhatian terhadap penyandang disabilitas. Kalau kemarin datanya sekitar 250 yang mendapat perhatian, maka akan dinaikkan menjadi 500."Jadi untuk anak telantar sudah termaktub di sana. Nanti kita kuatkan perhatiannya lewat Dinsos, lewat panti yatim piatu tadi. Kita akomodir di sana, kita kasih perhatian di sana," ucapnya.
Tak Puas Jawaban
CECAR LAWAN DEBAT: Dwi Astutik (kanan) dan kelana, cecar Muhdlor-Subandi soal anak telantar. | Foto: IST/JTV CECAR LAWAN DEBAT: Dwi Astutik (kanan) dan kelana, cecar Muhdlor-Subandi soal anak telantar. | Foto: IST/JTV
Puaskah Astutik dengan jawaban Muhdlor? "Mohon maaf jawabannya belum nyambung," sergahnya. "Karena pertanyaan saya adalah bagaimana nasib anak telantar ini akan status yang harus dia miliki, jadi bukan bicara yang lain."
Penekanan pertanyaan Astutik, yakni bagaimana pimpinan daerah mampu mem-breakdown UUD 1945 dalam mengatasi persoalan akta kelahiran yang dibutuhkan anak-anak telantar saat ini.
Hal ini penting diikhtiarkan, kata Astutik, agar mereka bisa mengakses diri dalam dunia pendidikan, kesehatan dan lain sebagainya.
Dicecar Astutik, Muhdlor kembali menjawab. "Saya kira mekanismenya sama tadi lewat dinsos, kemudian kita akomodasi di panti-panti yatim tadi. Kemudian kita juga carikan orang tua asuh, sehingga masa depannya lebih terjamin.""Karena memang hari ini yang menjadi kendala untuk mereka adalah bagaimana bisa melanjutkan sekolah, bagiaman bla.. bla.. bla.. ini ke depan. Saya kira negara hadir lewat Dinsos untuk memberikan kejelasan, bagaimana mereka punya masa depan yang lebih cerah lagi," paparnya.
» Baca Berita Terkait Pilbup Sidoarjo