Dukung Gus Yahya Staquf, Gus Hasan Tetap Hormati Kiai Said

DUKUNG GUS YAHYA: Gus Hasan, dukung Gus Yahya sebagai Ketum PBNU pada Muktamar ke-34 NU di Lampung. | Foto: Barometerjatim.com/IST SURABAYA, Barometerjatim.com - Di dua Muktamar Nahdlatul Ulama (NU), ke-32 di Makassar dan ke-33 di Jombang, Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Al Falah Banyumas Jateng, KH Maulana Ahmad Hasan merupakan pendukung Ketua Umum PBNU saat ini, KH Said Aqil Siroj. Namun pada Muktamar ke-33 di Lampung, Desember mendatang, kiai yang akrab disapa Gus Hasan itu mendukung KH Yahya Staquf (Gus Yahya) agar terjadi regenerasi ketua umum PBNU. "Tentu idealnya adalah regenerasi harus berjalan. Organisasi ini adalah satu amanah penataan terhadap struktur NU baik dari segi dakwah, ekonomi, pendidikan dan sebagainya," katanya, Sabtu (16/10/2021). "Ini tentu akan sangat baik, apabila generasi-generasi selalu tumbuh dan diberikan kepercayaan untuk memimpin nakhoda NU pada era selanjutnya," sambung Gus Hasan. Meski menginginkan regenerasi ketua umum PBNU, ketua PCNU Banyumas Jateng periode 2012-2017 itu mengaku masih dan akan selalu menghormati KH Said Aqil Siroj. Terlebih banyak jasanya dalam memperjuangkan, merawat, dan mengembangkan NU. "Bagi saya, beliau adalah tokoh kiai yang al 'alim al 'allamah. Sampai hari ini saya tetap mendukung kepemimpinan beliau, tapi tidak untuk (pencalonan) ketiga kalinya," tandas pengurus Lembaga Bahtsul Masail (LBM) PWNU Jateng itu. Warga NU, lanjut Gus Hasan, harus merasa bangga dengan capaian dan kesuksesan yang ditorehkan Kiai Said selama dua periode memimpin PBNU. "Mudah-mudahan khidmat beliau di dalam periode yang telah lewat adalah khidmat yang sangat istimewa, yang benar-benar kami rasakan dan kami banggakan punya pimpinan beliau. Kami bangga NU dipimpin Kiai Said pada zamannya," kata Gus Hasan. "Saya akan tetap hormat sekali dengan beliau, sampai hari ini dan kapanpun, tapi untuk support saya pada Muktamar NU di Lampung ini adalah berikan kesempatan kepada generasi-generasi pengurus NU. Berikan kesempatan (generasi muda) untuk menjadi nakhoda PBNU." Jajaran Ketua LTMNU PBNU periode 2015-2020 itu berharap, pada masa yang akan datang, Kiai Said bisa mengemban amanah sebagai sebagai Rais Aam PBNU. "Beliau merupakan tokoh al 'alim al 'allamah. Orang seperti beliau ini sangat dibutuhkan oleh umat karena memberi manfaat kepada umat manusia," katanya. Kapasitas dan Rekam Jejak Sementara soal dukungannya kepada Gus Yahya sebagai, Gus Hasan yakin kakak Menteri Agama (Menag) Gus Yaqut Cholil Qoumas itu bisa membawa NU menjadi lebih baik dan lebih tangguh serta selalu memberi manfaat kepada umat, bangsa, dan negara. Menurut Gus Hasan, kapasitas keilmuan dan pengalaman Gus Yahya Staquf di ilmu keagamaan dan organisasi tak perlu diragukan lagi. "Gus Yahya adalah putra dari (almarhum) KH Cholil Bisri, pengasuh Ponpes Raudlatut Thalibien Rembang. Kiai Cholil adalah putra dari KH Bisri Mustofa, beliau adalah alkarim ibnil karim sibthil karim," katanya. "Beliau (Gus Yahya) mempunyai kapasitas kelimuan yang cukup, rekam jejaknya pun sangat menonjol. Pernah menjadi Jubir Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), menjadi Katib Aam Syuriah PBNU dan menjadi pengasuh pondok pesantren," katanya. Selain itu, Gus Yahya juga dekat dengan dunia pesantren, memiliki jaringan pergerakan-pergerakan lintas agama dan lintas negara, serta kerap hadir dalam pertemuan internasional baik sebagai delegasi dari PBNU maupun Indonesia. "Dari segala sisi keilmuan dan rekam jejak beliau, insyaallah sudah sangat cukup dan tidak diragukan. Maka, mudah-mudahan Allah berikan kekuatan sehingga para kiai, para pemimpin kita diberikan kemudahan di dalam berkhidmat kepada umat," tuntas Gus Hasan. » Baca Berita Terkait Muktamar NU