Caketum PB PMII: Kikis Ideologi Kanan, Aswajakan Milenial

GAGASAN SEGAR: Zulfahmy Wahab, tampil memukau di debat kandidat ketua umum PB PMII. | Foto: Barometerjatim.com/ROY HS
JOMBANG, Barometerjatim.com Sebelas dari 17 calon ketua umum Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII) adu gagasan lewat debat kandidat di Auditorium Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum (Unipdu) Jombang, Sabtu (14/3/2020) petang.
Dalam debat keempat -- dari total enam debat -- untuk zona Jatim, Jateng, DI Yogyakarta tersebut, salah seorang kandidat, Zulfahmy Wahab terlihat tampil memukau di hadapan panelis dan penonton.
Salah satu gagasan yang mendapat aplaus panjang dari penonton, yakni 'membumikan' Islam Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) An-Nahdliyah di kalangan milenial.
"Ideologi PMII Islam Aswaja An-Nahdliyah sudah final. Ini harus dipertanggungjawabkan dan diperjuangkan melalui gagasan-gagasan yang milenial, melalui dakwah-dakwah di medsos," katanya."Tentu ke depan, kita akan banyak mendorong, melahirkan para kader atau da'i sebagai influencer bagaimana Islam Aswaja An-Nahdliyah ini bisa diterima kalangan milenial," sambung mantan tenaga ahli menteri sosial tersebut.
Mengapa harus membumikan Islam Aswja An-Nahdliyah di kalangan milenial?
Zulfahmy melihat, saat ini ideologi Islam 'kanan' serta ideologi lainnya sudah jauh menembus batas ke dalam organisasi kepemudaan, mahasiswa, kampus, serta media sosial."Hari ini PMII masih memiliki banyak problem, bagaimana menyosialisasikan ideologi Islam Aswaja An-Nahdliyah. Sebab, di luar begitu banyak ideologi menyerang Aswaja dan sudah masuk ke dalam sektor organisasi, bahkan mahasiswa," paparnya.
Pusat Dakwah Islam Damai
DEBAT KANDIDAT: Para kandidat ketua umum PB PMII adu gagasan lewat debat kandidat. | Foto: Barometerjatim.com/ROY HS DEBAT KANDIDAT: Para kandidat ketua umum PB PMII adu gagasan lewat debat kandidat. | Foto: Barometerjatim.com/ROY HS
Terkait khitthah Nahdliyah, Zulfahmy menggagas PMII harus menjadi pusat dakwah Islam damai dan Islam rahmatan lil alamin. PMII patut menjadi ujung tombak, agar tetap eksis di lingkungan dan peradaban kampus.
"Kita lihat, begitu banyak ideologi Islam kanan bahkan Islam yang menentang Pancasila, menentang Islam Aswaja An-Nahdliyah yang kita lakukan dalam tradisi dan kehidupan sehari-hari," katanya.
Karena itu, lanjut Zulfahmy, PMII harus kembali menggali keislaman dan keindonesiaan, dua hal yang tak terpisahkan. Lalu merawat tradisi Nahdlatul Ulama (NU) serta menjaga kedekatan dengan pesantren dan kiai.
"Artinya, ideologi Pancasila sebagai landasan kita berbangsa sudah final, dan tidak ada ideologi lain yang bisa dimasukkan ke dalam organisasi kita," ujarnya.Sementara itu Ketua Umum PB PMII, Agus Mulyono Herlambang menuturkan, debat kandidat digelar keliling nusantara untuk memperkenalkan visi-misi kepada kader di seluruh daerah, serta meneguhkan semangat Kongres XX PMII di Balikpapan, Kalimantan Timur, 16-20 April 2020.
Tentang tema debat, kita ingin membedah visi-misi kandidat dalam perspektif organisasi dan mempresentasikan ideologi organisasi, ujarnya.
» Baca Berita Terkait PMII