Belum Ada Perwali, Terminal Kedung Cowek Beralih Fungsi

MATI SURI: Terminal Kedung Cowek berubah fungsi menjadi tempat PKL dan parkir. | Foto: Barometerjatim.com/WIRA HARLIJADI
SURABAYA, Barometerjatim.com Sembilan tahun beroperasi, Terminal Kedung Cowek di sisi selatan exit Jembatan Suramadu bak terminal mati. Tak terlihat angkutan kota (angkot) ataupun antrean penumpang.
Padahal, untuk operasional dan perawatannya menggunakan APBD. Terminal Kedung Cowek masuk ke dalam 14 terminal yang menjadi tanggung jawab Pemkot Surabaya dengan beban biaya Rp 27,9 miliar.
Biaya tersebut digunakan termasuk untuk urusan perawatan seperti pengecatan, serta menggaji 10 personel dari Dinas Perhubungan (Dishub) Surabaya untuk penjagaan meski terminal tidak beroperasi.
Ya, alih-alih ramai penumpang dan Angkot, dari pantauan Barometerjatim.com di lokasi, Selasa (3/9/2019) kondisi terminal malah terlihat beralih fungsi: Menjadi tempat penampungan Pedagang Kaki Lima (PKL) dan parkir.Diduga, kondisi tersebut melanggar peruntukan. Sebab, sesuai surat keputusan (SK) penetapan dari wali kota lokasi bangunan Terminal Kedung Cowek masuk ke dalam tipe C.
Kalaupun ada perubahan peruntukan, harusnya berpayung hukum Perwali. Namun Kepala Dinas Perhubungan Surabaya, Irvan Wahyudrajad berdalih kalau Perwali masih berproses. "Masih dibahas di bagian hukum," katanya.
Irvan juga tak setuju jika Terminal Kedung Cowek dibilang sepi. Meski tidak banyak lyn yang masuk, untuk pool mobil yang diderek juga, katanya.Dia menegaskan Dishub akan tetap mengoperasikan terminal tersebut. Bahkan akan ditambah fungsinya, selain sebagai terminal juga sebagai lahan parkir baru untuk kendaraan.
Nanti kalau lapangan tembak dan cable car operasional akan ramai. Adanya SDN baru di sampingnya sudah bisa untuk parkir. Semua terminal juga menjadi berfungsi sebagai tempat parkir khusus, jelasnya.
Disorot Kalangan Dewan
Belum adanya Perwali terkait perubahan peruntukkan Terminal Kedung Cowek menjadi sorotan anggota DPRD Surabaya dari Partai Nasdem, Imam Syafi'i.
Dia menyesalkan aset Pemkot yang dibangun megah tapi tidak berfungsi. "Bangunannya bagus, seharusnya dari dulu Pemkot 'memaksa' agar angkutan bisa masuk. Kenapa tidak dilakukan?" katanya.
Imam menambahkan, dalam waktu dekat pihaknya akan melihat langsung kondisi Terminal Kedung Cowek yang menjadi 'rasan-rasan' publik Surabaya tersebut."Patut disayangkan, karena dibangun mahal-mahal tapi tidak difungsikan sebagaimana mestinya. Kalau di zaman Orde Baru ada kondisi aset seperti itu sudah masuk ke dalam ranah korupsi," ucapnya.
» Baca Berita Terkait Pemkot Surabaya