PWNU Jatim Tak Undang Menag di Acara Hari Santri, Ada Apa

-
PWNU Jatim Tak Undang Menag di Acara Hari Santri, Ada Apa
TAK UNDANG MENANG: Gus Salam (tengah), PWNU Jatim tak undang Menteri Agama. | Foto: Barometerjatim.com/ROY HS SURABAYA, Barometerjatim.com Sejumlah pejabat negara -- mulai bupati, wali kota, gubernur, hingga wakil presiden -- diundang pada puncak peringatan Hari Santri Nasional (HSN) 2019 yang digelar PWNU Jatim. Tapi khusus Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi sengaja tidak diundang dalam acara yang akan digelar di halaman kantor PWNU Jatim, Jalan Masjid Al Akbar, Surabaya, Minggu (27/10/2019) malam tersebut. Keputusan Panitia HSN 2019 PWNU Jatim ini mengundang tanda tanya, karena baru kemarin PBNU lewat salah seorang ketuanya, KH Robikin Emhas menyoal kursi Menag yang diberikan Presiden Jokowi ke Fachrul Razi. Kiai Robikin mengklaim, dirinya dan pengurus PBNU mendapat pertanyaan dari banyak kiai -- terutama kiai kampung -- terkait penunjukan Fachrul Razi yang berlatar belakang militer sebagai Menag. Selain pertanyaan, banyak kiai dari berbagai daerah yang menyatakan kekecewaannya dengan nada protes, kata Kiai Robikin dalam rilisnya. Namun Ketua Panitia HSN 2019 PWNU Jatim, KH Abdussalam Shokib menjelaskan, Fachrul Razi tidak diundang karena acaranya bertajuk Hari Santri, maka yang diundang khusus kader santri dari berbagai tempat. "Karena Wapresnya (KH Ma'ruf Amin) santri, kita undang. Jadi kita undang itu sebenarnya bukan jadi Wapresnya, tapi karena beliau ini santri," kata kiai muda yang akrab disapa Gus Salam tersebut di kantor PWNU Jatim, Kamis (24/10/2019) malam. "Gubernur (Khofifah Indar Parawansa) kita undang, kenapa? Karena gubernur juga kader santri. Semua kepala daerah Jatim yang dari kader santri juga kita undang," imbuhnya. Apakah Fachrul Razi bukan santri? "Saya belum pernah tahu beliau pakai sarung. Jadi khawatir nanti malah enggak sampai undangannya, ya kita daripada spekulasi belum dululah," ucapnya. "Kecuali nanti sudah menunjukkan KTS (Kartu Tanda Santri)-nya, mungin tahun depan baru kita undang," imbuh salah seorang kiai pengasuh Ponpes Mamba'ul Ma'arif Denanyar, Jombang itu. Saat dipertegas apakah Fachrul Razi bukan Nahdliyin alias warga NU, Gus Salam menyebut pihaknya belum tahu. Tapi kalau kader, dia memastikan bukan. "Karena definisi kader itu kan orang yang pernah aktif di organisasi NU, baik di tingkat ranting (desa) sampai pusat. Apakah beliau pernah jadi anggota Ansor, IPNU, pengurus RMI (Rabithah Ma'ahid al Islamiyah)?" katanya. "Kalau tidak punya kualifikasi ini, tentu belum bisa dikatakan kader NU. Tapi kalau mengaku warga (NU) ya monggo, karena enggak ada yang bisa melarang mereka itu mengaku menjadi warga NU," jelasnya. » Baca Berita Terkait Hari Santri Nasional   
Simak berita terukur barometerjatim.com di Google News.