Pilwali Surabaya, PDIP Dinilai Mahir Atasi Problem Internal

PILWALI SURABAYA BELUM: Gelombang II penyerahan rekomendasi PDIP untuk Pilkada 2020. | Foto: Barometerjatim.com/ROY HS
SURABAYA, Barometerjatim.com Pilwali Surabaya 2020 bisa menjadi kontestasi yang keras bagi PDIP di rumah sendiri. Selain berpotensi dikeroyok delapan Parpol -- PKB (5 kursi), PPP (1), Nasdem (3), Golkar (5), Demokrat (4), PAN (3), Gerindra (5) dan PKS (5) -- pengusung Machfud Arifin, partai banteng juga diguncang dinamika internal.
Termasuk mundurnya kader organik, Armuji dari penjaringan bakal calon yang mempertegas adanya problem hebat di internal PDIP, hingga isu upaya saling berebut rekomendasi antara Whisnu Sakti Buana dan Eri Cahyadi yang disebut-sebut anak emas Wali Kota Surabaya, Tri Rismahaini alias Risma.
Namun menurut Pengamat Politik Mochtar W Oetomo, dinamika dalam politik itu pasti dan biasa terjadi di internal PDIP. Hal itu juga dinilainya tidak terlalu masalah, karena PDIP biasanya mahir dalam mengatasi problem internal mengingat Parpol ini sifatnya tegak lurus.
"Tradisi PDIP selama ini kan ketika ketua umum, ketika DPP sudah membuat keputusan, itu biasanya yang bawah mengikuti dengan sendirinya," katanya kepada wartawan, Jumat (27/7/2020)."Saya rasa dalam konteks problem internal, PDIP berpengalaman dalam mengatasi dinamika internal. Sehingga menurut saya sih tidak terlalu masalah, problemnya tinggal menunggu keputusan (rekomendasi) Ketum saja, DPP saja," sambungnya.
Bagaimana dengan sempat munculnya sejumlah baliho dari sejumlah kader, termasuk gambar Puti Guntur Soekarno maupun Whisnu, apakah hal itu tidak semakin mempertegas adanya nuansa berebut rekomendasi?
Menurut Moechtar yang juga Dirut Surabaya Survey Center (SSC), memberi warna dinamika di internal Parpol malah menjadi keharusan dalam kontestasi politik."Kalau ndlujur-ndlujur (lurus-lurus) saja, justru akan kehilangan momentum publikasi dan seterusnya," ucapnya.
Sebelumnya, terkait rekomendasi untuk Pilwali Surabaya, Ketua DPD PDIP Jatim, Kusnadi menegaskan baru akan dikeluarkan pada gelombang ketiga.
"Waktunya yang menentukan tetap DPP, mungkin akhir Agustus," katanya usai penyerahan rekomendasi gelombang kedua, Jumat (17/7/2020).Politikus yang juga Ketua DPRD Jatim itu juga memastikan tidak ada kendala dalam menentukan rekomendasi untuk pasangan calon di Pilwali Surabaya 2020.
"Semua kan membutuhkan kajian. Bappilu DPP juga melakukan evaluasi dan survei sendiri, sehingga dari hasil itu menjadi dasar diterbitkannya rekomendasi," tegas Kusnadi.
» Baca Berita Terkait Pilwali Surabaya