Tak Banyak yang Tahu! Gus Sadad Ungkap 2 Keinginan Besar Cak Anam di Astranawa sebelum Direbut PKB
SURABAYA | Barometer Jatim – Ketua DPD Partai Gerindra Jatim, Anwar Sadad mengungkap dua keinginan besar 'pendekar' Nahdlatul Ulama (NU) , mendiang Choirul Anam alias Cak Anam yang belum terwujud. Selain lebih dulu berpulang, Astranawa yang menjadi tempat untuk mewujudkan keinginannya jatuh ke Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
“Saya masih ingat. Dulu beliau pernah punya keinginan di tempat ini (Astranawa) bikin menara rukyah (rukyatul hilal), biar gak usah ke Ujungpangkah (Gresik), waktu itu gitu. Satu gedung yang tinggi,” katanya saat menjadi pembicara dalam diskusi Ngobrol tentang Cak Anam Bersama Gus Sadad pada peringatan HUT ke-23 Duta Masyarakat -- harian yang didirikan Cak Anam, Jumat (8/3/2024).
“Bikin menara rukyah, satu gedung yang tinggi. Dari situ nanti kita bisa melakukan rukyah,” tandas keluarga Pondok Pesantren (Ponpes) Sidogiri, Pasuruan yang akrab disapa Gus Sadad itu.
Keinginan kedua Cak Anam yang belum terwujud, beber Gus Sadad yang juga Wakil Ketua DPRD Jatim, yakni membuat guest house sebagai bentuk penghormatan terhadap para kiai.
“Karena kiai-kiai itu kan enggak nginep di hotel, enggak ada cibuk, enggak ada gayungnya. Karena itu Cak Anam ingin ada guest house untuk kiai-kiai, ya di tempat ini. Tapi ya tidak sampai terpenuhi,” ucapnya.
DIREBUT PKB: Eksekusi Gedung Astranawa pada Rabu, 13 November 2019. | Foto: Barometerjatim.com/RQ/DOK
Meski belum terwujud, Sadad melihat keinginan Cak Anam untuk memperlihatkan kebesaran NU tidak bisa hanya dinarasikan dengan kata-kata belaka tapi harus disimbolisasikan.
“Menurut saya, Graha Astranawa ini adalah bagian dari bagaimana Cak Anam mencoba mengkonkretkan kebesaran dari perjuangan politik,” ujar Sadad yang maju Caleg DPR RI di Pemilu 2024 dan hampir pasti lolos ke Senayan.
“Jadi membangun betul dari nol. Mulai dari tanah yang dimiliki secara pribadi, tapi harus merelakan direbut oleh orang lain ya pada akhirnya, he.. he,” imbuhnya.
Sekadar mengingatkan, Gedung Astranawa di Jalan Gayungsari Timur Surabaya yang bertahun-tahun menjadi simbol kebesaran Cak Anam akhirnya jatuh ke PKB lewat eksekusi yang dilakukan Pengadilan Negeri (PN) Surabaya, Rabu, 13 November 2019.
Setelah menang dalam gugatan hingga eksekusi, PKB kemudian mengubah nama Graha Astranawa menjadi Grha GD. Di sisi lain, Cak Anam terus melawan lewat jalur hukum hingga menghembuskan napas terakhir pada Senin, 9 Oktober 2023 saat dirawat di Rumah Sakit Islam (RSI) Jemursari Surabaya.
Telaten Cetak Kader
Selain luar biasa dalam menojolkan kebesaran NU, Cak Anam juga dipandang Sadad sebagai pribadi yang telaten dalam mencetak kader.
“Saya menggambarkan Cak Anam itu, kalau misalnya kader-kader ini orang-orang yang akan disiapkan menjadi sopir bagi organisasi sebesar NU, maka dia dengan sangat kuat mencetak,” ujarnya.
“Ngajari nyetir mulai pertama. Masukin kopling, menginjak rem, start, diajari dengan telaten. Dia tidak menciptakan sesuatu yang instan, comot sana comot sini untuk nyetir mobil. Cak Anam ngajari dari awal sampai bisa nyetir, sampai punya mobil sendiri,” beber Sadad.
Doktor bidang Politik Islam Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya itu pun mengakui, bahwa dirinya termasuk orang yang dilatih Cak Anam mulai dari belum bisa start mobil.
“Namanya juga belajar, kadang nabrak sana nabrak sini, sampai akhirnya punya kendaraan sendiri dan bisa melatih sopir yang baru,” pungkasnya sembari tersenyum tipis.{*}
| Baca berita Gerindra Jatim. Baca tulisan terukur Rofiq Kurdi | Barometer Jatim - Terukur Bicara Jawa Timur