Anwar Sadad Dukung Peran Zakat Wujudkan SDGs di Jatim: Jubirnya Harus Masyarakat Kampus!
SURABAYA | Barometer Jatim – Wakil Ketua DPRD Jatim, Dr Anwar Sadad mengapresiasi Forum Zakat (FOZ) -- asosiasi yang menaungi 194 Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) di Indonesia -- keliling kampus untuk mewujudkan peran zakat dalam mencapai Sustainable Development Goals (SDGs), termasuk di Jatim.
“Peran zakat dalam mencapai SDGs di Jatim ini memang juru bicaranya harus masyarakat kampus, orang-orang terdidik,” tegas Sadad saat menjadi opening speech talkshow "Zakat Goes to Campus Chapter Jatim" di Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Rabu (13/12/2023).
“Dan saya merasa sangat berbangga hati. Saya dari DPRD Jatim bersama dengan Ibu Khofifah (Gubernur Jatim), kita ingin memberikan supporting, kita akan berlaku suportif, bagaimana agar tema substasi nilai-nilai zakat ini benar-benar bisa teraplikasikan,” sambungnya.
| Baca juga:
- Bawaslu Lamongan Usut Foto Anies Baswedan di Soal Ujian Bahasa Inggris SMK, Nih Hasilnya!
- Korupsi Hibah Jatim: Banding Ditolak! Sahat Akan Terus Melawan Lewat Kasasi?
- Gus Fauzi Bela Gibran yang Dicap Takut Debat: Kalau Hanya Tukang Ngomong, Rocky Gerung Ajalah yang Jadi Cawapres!
Bagi Sadad, kehadiran FOZ di kampus bukanlah hal yang mengherankan, karena pilihan temanya terkait mendukung pencapaian SDGs menggambarkan hal tersebut. Bahwa komsep-konsep di dalam agama memang harus dituangkan, dioperasionalisasikan dalam gagasan-gagasan yang bersifat universal.
“Dan kalau kita pelajari, misalnya. Ini tentu pilihan tema yang sangat menarik dan sangat akademik, bahwa SDGs, tujuan pembangunan berkelanjutan, itu sebenarnya menggambarkan di situlah substansi, nilai-nilai ajaran agama yang dicoba ditafsirkan dalam pandangan yang majemuk,” katanya.
“Sehingga tidak lagi menjadi term yang sangat identik dengan agama, tetapi nilai-nilainya sangat mengandung nilai-nilai agama,” tandas legislator keluarga Pondok Pesantren (Ponpes) Sidogiri, Pasuruan yang akrab disapa Gus Sadad itu.
Tak Melulu Pendekatan Agama
BERSAMA OPZ: Anwar Sadad usai menjadi opening speech talkshow Zakat Goes to Campus Chapter Jatim. | Foto: Barometer Jatim/ROY
Sadad lantas mencontohkan satu dari 17 poin tujuan besar dalam SDGs, yakni no poverty atau menghapus kemiskinan. Menurutnya, ini tantangan bagi insan akademik. Tantangan supaya nilai-nilai spirit ajaran agama terutama dalam konteks zakat, harus bisa menjadi suatu tema yang diterima dan dipahami secara universal.
“Tanpa harus menggunakan, mungkin ya, milai-nilai atau sebutan-sebutan atau istilah-istilah yang sangat melekat sebagai term agama. Sehingga apa yang kita lakukan, apa yang kita praktikkan, pada dasarnya sudah mengusung spirit agama,” ujarnya.
Atau soal zero hunger (mengakhiri kelaparan). Menurut politikus yang juga Ketua DPD Partai Gerindra Jatim itu, kalau misalnya berbicara di forum pengajian, bolehlah menyitir ayat-ayat Al Qur’an.
“Enggak boleh ada orang yang lapar, misalnya. Kita dengan mudah membuat suatu referensi dari surat Al Quraisy. Tetapi at'amahum mingjuu’ ini adalah tema yang mungkin hanya cocok kita gunakan dalam tema-tema pengajian,” katanya.
| Baca juga:
- Sumenep Calendar of Event 2024 Dilaunching, Wow! Bupati Fauzi Siapkan 100 Event
- Gerindra Akui Usung Khofifah Maju Cagub Jatim 2024 karena Dukung Prabowo, Hashim: Enggak Ada Masalah kan?
- Perayaan Natal Nasional di Surabaya Bakal Dibanjiri 30 Ribu Jemaat Kristiani, Eri: Warga Muslim Ikut Menjaga!
“Tetapi dalam kehidupan akademik di kampus, tentu at'amahum mingjuu’ ini harus dioperasionalisasikan dalam gagasan, ide, yang akademik juga,” tandasnya.
Terlebih varian zakat begitu banyak, ada zakat profesi dan lain sebagainya. Kalau edukasi, narasi ini digunakan dengan menggunakan cara pendekatan ala milenial, ala Gen Z, ala akademis, Sadad yakin penerimaan publik Jatim akan semakin meningkat.
Dia juga berharap, output dari talkshow FOZ ini bisa menjadi pandangan, gagasan, yang nantinya diimplementasikan sebagai bagian dari regulasi Pemprov bersama DPRD Jatim.
“Sehingga gerakan zakat ini menjadi suatu gerakan yang tidak lagi bersentuhan dengan nilai-nilai agama saja, tapi juga bersentuhan tentu saja dengan nilai-nilai kemanusiaan untuk menciptakan suatu kehidupan ekonomi yang jauh lebih baik di masa depan,” pungkasnya.{*}
| Baca berita DPRD Jatim. Baca tulisan terukur Rofiq Kurdi | Barometer Jatim - Terukur Bicara Jawa Timur