Pakar Stikosa-AWS Nilai Kualitas Komunikasi Gibran Maju Pesat: Lebih Tenang dan Terampil!

Reporter : -
Pakar Stikosa-AWS Nilai Kualitas Komunikasi Gibran Maju Pesat: Lebih Tenang dan Terampil!
GIBRAN MAJU PESAT: Rizky Wulandari, nilai kualitas komunikasi Cawapres Gibran maju pesat. | Foto: IST

SURABAYA | Barometer Jatim – Pakar Komunikasi Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi-Almamater Wartawan Surabaya (Stikosa-AWS), E Rizky Wulandari menilai gaya komunikasi Cawapres Gibran Rakabuming Raka maju pesat. Kini jauh lebih terbuka dan terampil dalam komunikasi verbal maupun nonverbal.

"Mungkin kita masih ingat saat dia muncul di depan publik pertama kali, saat dikenalkan Presiden Joko Widodo," kenang perempuan yang akrab dipanggil Kiky tersebut, Sabtu (25/11/2023).

Saat itu, kata Kiky, Gibran terkesan enggan muncul di depan publik. Pernyataannya cenderung emosional gara-gara dituding tidak mendukung langkah ayahnya, Jokowi saat pemilihan presiden.

Gibran juga terlihat lebih protektif dengan memunculkan pernyataan-pernyataan yang kurang terukur. Namun saat itu masyarakat cenderung penasaran, ingin tahu lebih detail sosok-sosok dalam keluarga Jokowi.

"Mungkin dari sisi usia, saat itu Gibran masih sangat muda. Dia juga lebih aktif sebagai pebisnis yang kerap menggunakan komunikasi efektif dan efisien," terang Kiky.

| Baca juga:

Tapi kini jauh berbeda. Kiky melihat Gibran sudah memasuki tahap penguatan public speaking. Ada pertumbuhan signifikan dari sisi kejelasan komunikasi, yakni teknik penyampaian ide atau pesan secara jelas dan terstruktur.

"Gibran relatif sudah menggunakan kata-kata yang mudah dipahami audiens. Mungkin karena sudah melibatkan konsultan? Saya enggak ngerti. Dulu dia sempat nyeletuk begitu di sebuah acara televisi," katanya sambil tersenyum.

Yang jelas, tandas Kiky, kekuatan public speaking memiliki peran penting dalam panggung politik. Lewat public speaking, salah satunya diharap mampu mendorong audiens agar terpengaruh, termotivasi, tergerak, atau setidaknya tertarik.

"Lewat teknik yang benar, public speaking membuat kita bisa mendapat perhatian. Sehingga ada ketertarikan atau mempertahankan minat audiens," tegasnya.

Tetap Tenang Saat Diserang

Dari pengamatannya terhadap sosok Gibran, mulai dari pertemuan dengan Prabowo Subianto saat deklarasi, pendaftaran di KPU, bertemu awak media saat tes kesehatan, hingga pengundian nomor urut Capres-Cawapres, Kiky menilai kini lebih tenang dan lebih terbuka.

"Dia memiliki keterampilan verbal dan nonverbal cukup baik. Kalaupun ada persoalan lebih pada sisi intonasi dan volume suara, juga gerak tubuh dan ekspresi wajah yang kurang mendukung pesan yang disampaikan," katanya.

Namun Gibran adalah tokoh publik yang secara karakter sudah lekat di media massa sejak 2014, maka orang akhirnya cenderung maklum.

"Gibran datang bertemu wartawan untuk klarifikasi soal ijazah, ini langkah yang bagus. Tak banyak politisi kita mau melakukan klarifikasi secara terbuka. Dukungan pernyataan dari Juru Bicara Gibran, Emil Dardak makin memperjelas proses klarifikasi," paparnya.

| Baca juga:

Meski harus diakui, proses klarifikasi bukan langkah mudah karena audience cenderung percaya pada narasi dan narasumber yang lekat dengan perspektif, sudut pandang, dan keyakinan yang dimiliki sejak awal.

Catatan lain yang harus dilakukan Gibran, kata Kiky, yakni penguasaan masalah. Dosen Public Relations dan Marketing Communications Stikosa-AWS ini percaya, kemampuan komunikasi yang baik harus didukung referensi yang kuat. Gibran juga perlu memperkuat performance saat bicara di depan publik lewat ekspresi yang kuat, selaras dengan narasi yang disampaikan.

"Kepercayaan diri sangat dibutuhkan dalam public speaking. Bagaimana dia tampil dengan penuh percaya diri di depan audiens, tetap tenang saat diserang, tak gampang lupa daratan saat menerima pujian, tetap mengendalikan situasi dalam kondisi apapun," kata Kiky.{*}

| Baca berita Pilpres 2024. Baca tulisan terukur Roy Hasibuan | Barometer Jatim - Terukur Bicara Jawa Timur

Simak berita terukur barometerjatim.com di Google News.