Khofifah Masih Puncaki Elektabilitas Cagub Jatim 2024, SSC: Hati-hati! 36,3% Bukan Angka Aman, Itu Alarm Bahaya
SURABAYA, Barometer Jatim – Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa masih memuncaki elektabilitas bursa Cagub Jatim 2024. Dalam survei terbaru Surabaya Survey Center (SSC) yang dilakukan pada 20-30 Juni 2023 di 31 kecamatan se-Surabaya, perempuan yang juga Ketua Umum PP Muslimat NU itu mengantongi keterpilihan 36,3%.
Jarak dengan peringkat kedua, Tri Rismaharini alias Risma yang meraup elektabilitas 19,8% memang cukup jauh. Namun Peneliti Senior SSC, Ikhsan Rosidi mengingatkan kalau 36,3% bukanlah angka aman buat incumbent.
“Dalam fakta empirik politik, angka 36,3% atau di bawah 50% untuk incumbent masih sangat riskan. Apalagi penantangnya secara tren justru naik. Pak Eri (Cahyadi) naik, bulum lagi nanti ada yang lain, misalnnya Pak (Achmad) Fauzi yang di angkot-angkot itu sudah kita lihat (posternya) penerus Gubernur M Noer,” paparnya, Jumat (14/7/2023.
Bagi Ikhsan, ini sebuah sinyal bahwa Khofifah -- kalau maju lagi di Cagub Jatim -- akan menghadapi para penantang yang serius. “Jika maju lagi di periode berikutnya ya harus dipersiapkan betul,” ucap Ikhsan.
“Karena di sisi lain, PDIP dengan calon-calonnya itu juga sudah bersiap. Bahkan bukan hanya sekarang, tapi satu dua tahun yang lalu mereka sudah persiapkan sedemikian rupa.”
| Baca juga:
- Elektabilitas Melesat Lewati Emil Dardak, SSC: Warga Surabaya Ingin Eri Cahyadi Naik Level Jadi Gubernur Jatim!
- Bursa Pilgub Jatim 2024: Mesin Politik Belum Bergerak, Bupati Fauzi Sudah Ngetop di Wilayah Eri Cahyadi!
- Survei SSC: Bupati Sumenep Fauzi Satu-satunya Wakil Madura di Bursa Pilgub Jatim 2024
Apakah angka 36,3% bisa dibilang alarm bahaya bagi Khofifah? “Elektabilitas Bu Khofifah yang trennya justru turun meskipun sedikit-sedikit, sementara calon penantangnya semakin naik meskipun juga sedikit-sedikit itu pada fakta empirik politik biasanya tanda bahaya,” katanya.
Ikhsan mencontohkan saat Fauzi Bowo bertarung dengan Joko Widodo (Jokowi) di Pilgub DKI Jakarta 2012. Saat itu, mayoritas orang masih yakin Fauzi Bowo yang akan menang karena angkanya tinggi tapi lupa melihat bahwa trennya turun.
Sebaliknya, Jokowi dianggap tidak terlalu baik untuk bisa menyaingi Fauzi Bowo karena elektabilitasnya dilihat rendah. Tapi orang tidak melihat bahwa trennya naik.
“Masalahnya jika calon itu bisa menjaga tren naik terus sampai hari pemilihan, itu kan berbahaya. Nah, masyarakat cenderung lebih tertarik pada tren yang naik daripada yang stagnan atau bahkan turun,” kata Ikhsan.
“Jadi secara psikologis ketika melihat tren naik, orang akan tersedot perhatiannya ke situ. Makanya ada istilah tending tropic, viral, ya karena orang lebih tertarik pada sesuatu yang trennya naik dan cenderung lupa pada sesuatu yang trennnya cenderung turun.”
Sukses Laksanakan Program
HATI-HATI: Ikhsan Rosidi, tren elektabilitas Khofifah cenderung turun dan lawannya malah naik. | Foto: Barometerjatim.com/ROY
Apalagi warga Surabaya, lanjut Ikhsan, secara umum Eri yang berpasangan dengan Armuji selama ini dinilai berhasil melaksanakan program-program Pemkot Surabaya secara maksimal.
Hasil survei SSC menunjukkan, 27% responden yang diteliti menyatakan bahwa Eri-Armuji mampu mewujudakan program membuka lapangan kerja dengan optimal. Berikutnya, 17,8% responden menyatakan bahwa Pemkot Surabaya dapat meningkatkan kualitas pendidikan di Kota Pahlawan menjadi lebih baik.
Hasil lainnya mencatat, sebanyak 17,6% responden menyatakan Pemkot Surabaya berhasil menjaga dan meningkatkan penghijauan.
| Baca juga:
- Gus Fawait Bersikeras Tak Tahu Alokasi Hibah Pokir DPRD Jatim, JPU KPK: Yang Lain Mengakui, Saya Tanya Kejujuran Saudara!
- Duga Ada Korupsi Triliunan Rupiah Hibah Pemprov Jatim, LIRA Laporkan Khofifah ke KPK: Dia Harus Bertanggung Jawab!
Lalu hasil yang menunjukkan meningkatnya layanan kesehatan sebanyak 17,3%, diikuti mewujukdan birokrasi yang bersih dan melayani 6,5%, kemudian pemulihan ekonomi 6,3%, serta mewujudkan lingkungan yang harmonis dan berbudaya 5,3%. Sisanya 2,2% menyatakan tidak tahu/tidak menjawab.
Dalam survei SSC kali ini, 1.200 responden dipilih menggunakan metode stratified multistage random sampling. Margin of error kurang lebih 2,83 persen pada tingkat kepercayaan sebesar 95 persen. Penentuan responden dalam setiap Kartu Keluarga (KK) dilakukan dengan bantuan kish grid.
Sebagai informasi, SSC adalah salah satu lembaga survei yang bernaung di bawah Asosiasi Survei Opini Publik Indonesia (ASOPI) dan aktif dalam berbagai kegiatan riset opini publik sejak 16 tahun lalu, tepatnya sejak 7 Juli 2007.{*}
| Baca berita Pilgub Jatim. Baca tulisan terukur Roy Hasibuan | Barometer Jatim - Terukur Bicara Jawa Timur