Ayah Kiai Asep Saifuddin Chalim Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional, Apa Jasanya untuk Bangsa Ini?

| -
Ayah Kiai Asep Saifuddin Chalim Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional, Apa Jasanya untuk Bangsa Ini?
USULAN: KH Asep hadiri seminar pengusulan ayahnya dapat gelar Pahlawan Nasional. | Foto: Barometerjatim.com/ROY

SURABAYA, Barometer Jatim – KH Abdul Chalim Leuwimunding, ayah Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Amanatul Ummah Pacet Mojokerto KH Asep Saifuddin Chalim, diusulkan mendapat gelar Pahlawan Nasional.

Nah, untuk meraihya, kembali digelar seminar nasional pengusulan gelar pahlawan nasioal di Gedung Islamic Center Surabaya, Sabtu (29/4/2023), yang dihadiri sejumlah tokoh, ulama, hingga sejarawan. Mereka hadir untuk membedah perjuangan salah satu tokoh pendiri Nahdlatul Ulama (NU) asal Majalengka, Jawa Barat tersebut.

"Alhamdulillah, hari ini bertempat di Gedung Islamic Center Surabaya dapat terselenggara seminar nasional dalam rangka pengusulan KH Abdul Chalim Leuwimunding sebagai calon Pahlawan Nasional," ujar Ketua Panitia Seminar, Muhammad Ghofirin.

Dia menuturkan, seminar kali ini merupakan kali ketiga setelah sebelumnya diselenggarakan seminar serupa pada Kamis (30/3/2023) di Gedung Yudha Abdi karya Pemkab Majalengka dan pada Selasa (18/4/2023) di Ruang Delegasi, Gedung Nusantara V Lantai 2, Senayan, Jakarta Pusat.

"Pada seminar hari ini, diikuti 500 peserta terdiri dari berbagai unsur di antaranya sejarawan, ulama, akademisi, birokrat, dan masyarakat umum," jelasnya.

Beberapa tokoh yang hadir di antaranya Nyai Hj Machfudhoh (putri pertama KH Wahab Chasbullah), cucunya KH Hasyim Asyari, putra KH Hasan Gipo, Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Barat, serta Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa

Ghofirin yanng merupakan pengurus Ponpes Amanatul Ummah itu menandaskan, diselenggarakan seminar ini salah satu bagian untuk memenuhi persyaratan administrasi pengusulan gelar Pahlawan Nasional.

"Kami berharap para peserta seminar dapat memberi masukan dan memperkuat dokumen utama maupun dokumen pendukung pengusulan  KH Abdul Chalim Leuwimunding sebagai calon Pahlawan Nasional. Karena, bisa saja ada sejarah atau cerita yang terlewatkan, dengan adanya seminar diharapkan kita semua bisa mengetahuinya," terangnya.

Ghofirin menambahkan, Kiai Abdul Chalim dipandang layak menyandang gelar Pahlawan Nasional atas perannya dalam pendirian NU, sebagai muassis dan muharrik NU, serta sebagai mentor politik dan spiritual Laskar Hizbullah saat perjuangan melawan penjajah untuk kemedekaan Indonesia.

"Dari hasil seminar ini, sepenuhnya kami serahkan kepada TP2GD (Tim Peneliti, Pengkaji Gelar Daerah) Provinsi Jawa Barat. Semoga setelah melalui proses pengkajian dan penelitian yang dilakukan, usulan calon Pahlawan Nasional dinilai memenuhi kriteria,” kata Ghofirin.

“Sehingga proses dapat dilanjutkan hingga kepada Presiden RI guna mendapatkan persetujuan Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional bagi KH Abdul Chalim Leuwimunding," harapnya.

Perjuangan di Berbagai Jalur 

Lantas, apa jasa Kiai Abdul Chalim Leuwimunding untuk bangsa ini? Menurut Guru Besar Sosialogi Politik Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya, Prof Dr Abdul Halim, banyak jejak sejarah perjuangan Kiai Abdul Chalim.

Baik sebagai salah satu pendiri NU, terlibat dalam perjuangan kemerdekaan dengan membentuk Laskar Hizbullah Cabang Majalengka, Cirebon di Jawa Barat, hingga jejak sejarah perjuangannya di jalur pendidikan, jalur perekonomian hingga jalur politik.

"Beliau mengusulkan agenda pentingnya kemerdekaan bangsa dan negara Indonesia di Komite Hijaz atau sebelum NU berdiri. Usulan itu disampaikan ke KH Wahab Chasbullah dan banyak jejak sejarah beliau terkait pendirian NU hingga kemerdekaan bangsa Indonesia," tuturnya.

Kiai Abdul Halim, lanjutnya, juga sebagai mentor politik dan menggembleng pasukan untuk mengatur strategi perang. "Beliau juga mentor spiritual sebagai memperkuat mentalitas Laskar Hizbullah supaya tidak takut saat di medan pertempuran. Beliau juga mentor kekebalan tubuh bagi pasukan tempur dan laskar," paparnya.

Ketika terjadi pertempuran hebat di Kota Surabaya melawan sekutu pada Nopember yang saat ini dikenal sebagai Hari Pahlawan di 10 Nopember, Kiai Abdul Chalim waktu itu juga turut berperan meski tak menenteng senjata.

"Ketika serangan umum di Surabaya pada November, beliau menyampaikan undangan pergerakan kiai yang ada di Jawa Barat untuk bersama kiai-kiai di Jawa Timur memobilisasi dan berkumpul di Markas Besar Oelama (MBO) di Waru, Sidoarjo," terang Prof Abdul Halim.

Jejak Sejarah di Jabar 

Selain jejak sejarah perjuangan di Kota Surabaya dan Jawa Timur, KH Abdul Chalim juga memiliki jejak sejarah di wilayah Jawa Barat.

Sejarahwan Tim TP2GD Jawa Barat, Prof Dr H Ajit Thohir menambahkan, KH Abdul Chalim selain sebagai pendiri dan penggerak NU yang berkontribusi dalam pendirian NU dan merebut kemerdekaan tidak hanya di Surabaya dan Jawa Barat, juga salah satu yang meredam pergerakan DI/TII di Jawa Barat.

"Pada waktu itu banyak kiai-kiai yang terpengaruh. Beliau menyadarkan ke para kiai agar kembali ke pangkuan ibu pertiwi, negara Indonesia. Beliau melakukan pendekatan politiknya, yakni merangkul dan tidak memukul sehingga tidak ada konfrontasi," terangnya.

Menurut Prof Ajit Thohir, banyak aspek-aspek keunggulan (hagiografi) KH Abdul Chalim, mulai dari keterlibatan di organisasi Serikat Islam (SI), menjadi salah satu pendiri NU, menjadi pendiri dan redaktur Soeara Nahdlatoel Oelama, terlibat di Laskar Hizbullah hingga bergerak di bidang pendidikan dan perekonomian.

"Beliau membuat surat kabar Soera Oelama di Surabaya. Kemudian beliau membagikan dan menyebarkan hingga ke Jawa Barat dan beliau juga terlibat hingga muncul Resolusi Jihad," terangnya.

Ketua PWNU Jawa Barat, KH Juhadi Muhammad mengatakan, pihaknya memberikan dukungan sepenuhnya agar KH Abdul Chalim menjadi Pahlawan Nasional seperti KH Hasyim Asy'ari dan KH Wahab Chasbullah.

"Karena kita tahu semua, ketika kita membaca sejarah berdiri NU, maka tidak lepas dari peranan KH Abdul Chalim. Sehingga ketika hari ini diajukan untuk menjadi Pahlawan Nasional, saya pikir ini sangat layak sekali," ujarnya.

Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa juga menilai peran serta Kiai Abdul Chalim dalam pendirian NU hingga perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia ini layak diganjar sebagai Pahlawan Nasional.

"Kebayang enggak hubbul wathon minal iman, cinta tanah air sebagian dari iman, maka itulah sebagian yang mendorong semangat nasionalisme. Sampai kemudian Resolusi Jihad. Nah ini jejak-jejak sejarah yang seperti ini harus didukung oleh dokumen yang kuat," terang Khofifah.

Sementara itu Kiai Asep mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat mengusulkan dan mendukung ayahnya meraih Gelar Pahlawan Nasional.

"Saya juga menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya atas kehadiran dan dukungan dzurriyat pendiri NU dalam seminar ini" Ucap Kiai Asep.

Selanjutnya, Kiai Asep menerangkan bahwa dalam rangka birrul walidain dan dalam rangka memberikan teladan pada generasi berikutnya pada anak turun Kiai Abdul Chalim, Kiai Asep merespons pengusulan Gelar Pahlawan Nasional bagi ayahnya tersebut dengan sebaik-baiknya.

"Saya mohon doanya, karena sudah kami terjuni, maka kami akan berusaha agar berhasil," ucap Kiai Asep.{*}

 » Baca berita Pahlawan Nasional. Baca tulisan terukur Rofiq Kurdi.

Simak berita terukur barometerjatim.com di Google News.