Gus Hans: Hanya Orang Bebal yang Tak Pahami Pentingnya Regenerasi!
SURABAYA, Barometerjatim.com - Sebelum KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) terpilih menjadi ketua umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) periode 2021-2026, desakan regenerasi mengalir deras dari kalangan Nahdliyin.
Pro kontra pun bermunculan, mengingat dalam AD/ART NU tidak ada batasan periode jabatan ketua umum PBNU dan hanya berlaku untuk badan otonomnya (Banom).
Perlukah jabatan ketua umum PBNU dibatasi dua periode dan dituangkan dalam AD/ART? Tokoh Muda NU, KH Zahrul Azhar Asad alias Gus Hans berpendapat, terlepas perlu tidaknya tertuang di AD/ART, yang perlu ditekankan yakni lebih pada kesadaran diri dan kepantasan.
"Nah, kalau misalnya memang sadar bahwa NU ini organisasi besar yang umatnya jutaan, yang di dalamnya berkumpul orang-orang pintar, maka mestinya memberi kesempatan semakin banyak kader, itu yang penting. Tapi kalau tertulis hanya maksimal dua periode itu lebih baik, termasuk di PBNU dan Banomnya," tuturnya, Jumat (23/12/2021).
Soal narasi yang terbangun bahwa di NU dan Muslimat NU adalah tempat pengabdian terakhir sehingga periode jabatan tidak perlu dibatasi, menurut Gus Hans, pengabdian tidak harus di struktur organisasi.
"Ini yang perlu ditekankan. Mengabdi itu bisa di mana saja, tidak harus di dalam struktur organisasi," ucap kiai muda pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Queen Al Azhar Darul Ulum Jombang tersebut.
Sebab, lanjut Gus Hans, ketika bicara struktur organisasi, maka yang muncul adalah norma-norma yang dibangun atas dasar kesepakatan dan kepantasan.
"Dan saya menekankan, hanya orang bebal yang tidak memahami pentingnya regenerasi," tegas Gus Hans yang juga wakil sekretaris Dewan Penasihat (Wanhat) PW GP Ansor Jawa Timur.
Di dalam AD/ART NU, periode jabatan ketua umum PBNU memang tidak dibatasi, kecuali di Banom, bahkan yang berbasis usia malah bisa hanya satu periode, seperti IPNU dan IPPNU.
Namun khusus Muslimat NU, yang nyata-nyata statusnya Banom, tidak ada batasan periode jabatan untuk ketua umum PP dan ketua PW (wilayah/tingkat provinsi), sehingga Khofifah Indar Parawansa bisa dipilih sampai empat periode (20 tahun). Pun di tingkat wilayah.
Di Jawa Timur misalnya, Masruroh Wahid kembali menjadi ketua PW Muslimat NU Jatim untuk kali keempat (periode 2021-2026) setelah kembali terpilih lewat Konferwil di Hotel Utami Sidoarjo, 27 Oktober 2021.
"Ya Banom harus mengikuti induknya dong! Setidaknya yang di bawahnya itu tidak boleh melampaui apa yang ada di atasnya," ucap Gus Hans.{*}
» Baca Berita Terkait Muslimat NU