Gus Fahrur: Kiai Said 2 Periode Ketum PBNU Itu Sudah Cukup
CUKUP DUA PERIODE: KH Said Aqil Siroj, dinilai cukup dua periode menjabat ketua umum PBNU. | Foto: Barometerjatim.com/ROY HS
SURABAYA, Barometerjatim.com - Meski mendukung KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) sebagai ketua umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) lewat Muktamar ke-34 NU, Ketua Ikatan Gus Gus Indonesia (IGGI), Dr KH Ahmad Fahrur Rozi (Gus Fahrur) tak masalah kalau KH Said Aqil Siroj masih ingin maju untuk periode ketiga.
"Ya silakan, itu hak beliau. Tapi menurut saya, dua periode itu sudah cukup," kata kiai muda yang juga Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) An Nur Bululawang, Kabupaten Malang tersebut kepada Barometerjatim.com, Minggu (26/9/2021).
Namun Gus Fahrur mengingatkan, menurut teori Guru Besar di NU, Prof Dr KH Tolchah Hasan yang juga gurunya di bidang organisasi, menjelaskan bahwa waktu dua periode sudah cukup untuk melahirkan kader baru.
"Apabila sudah dua periode tidak lahir kader baru, berarti dia telah gagal melakukan kaderisasi. Jadi enggak boleh dipilih lagi, karena pemimpin ini harus menciptakan kader, bukan pengikut. Pemimpin itu melahirkan pemimpin," jelas Gus Fahrur.Dia mencontohkan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) melahirkan KH Hasyim Muzadi, dan Kiai Hasyim melahirkan Kiai Said, "Itu lho harus terus. Jangan terus sendiri, harus ada regenerasi," katanya.
Begitu pula saat zaman Rasulullah Saw. Dari Nabi Muhammad ke Abu Bakar Ash-Shiddiq, berlanjut ke Umar bin Khattab dan seterusnya. Jadi ada proses kesinambungan dan dunia ini mengakui dua periode merupakan masa kepemimpinan yang ideal."Tapi itu hak beliau, kita menghormati hak. Kalau beliau memang ingin maju, silakan, itu tidak masalah. Jadi bersaing sehat saja tidak masalah toh, ini demokrasi," ujar Gus Fahrur yang juga wakil ketua PWNU Jatim.
Kiai Hasyim Beri Contoh
SUDAH ADA CONTOH: Gus Fahrur, Kiai Hasyim Muzadi beri contoh Ketum PBNU cukup dua periode. | Foto: Barometerjatim.com/ROY HS SUDAH ADA CONTOH: Gus Fahrur, Kiai Hasyim Muzadi beri contoh Ketum PBNU cukup dua periode. | Foto: Barometerjatim.com/ROY HS
Apakah di AD/ART NU tidak ada batasan periodesasi Ketum PBNU? "Tidak ada, tapi dulu Kiai Hasyim itu menolak maju lagi, karena merasa dua periode sudah cukup. Jadi dimulai dari Kiai Hasyim Muzadi, dia tidak mau maju lagi tanfidziyah," jelasnya.
Kiai Hasyim, kata Gus Fahrur sudah memberi contoh, meski waktu itu banyak yang mendesak agar maju untuk periode ketiga. Kiai Hasyim tidak mau, maka kemudian maju rais aam.
"Seharusnya Kiai Said itu sekarang maju rais aam. Jangan di tanfiziyah terus kan sudah sepuh, beliau seharusnya naik ke rais aam. Kiai Said itu tingkatnya sudah rais aam atau wakil rais aam. Tapi kalau beliau masih berkenan ya silakan saja," katanya.» Baca Berita Terkait Muktamar NU