Jhonny Thio Doran, Bangun Kerajaan Bisnis dari Kamar Kos
KERJA KERAS: Jhonny Thio Doran, bangun kerajaan bisnis dari kamar kos 1,5 x 4 meter. | Foto: Barometerjatim.com/IST
SURABAYA, Barometerjatim.com Tak banyak orang meraih kesuksesan di usia muda. Satu di antaranya yakni Jhonny Thio Doran yang mencapai sukses di usia 34 tahun.
Namun perjuangan pengusaha Wearable Gadget & Accessories merek-merek ternama ini tidaklah mudah, karena sempat melewati masa-masa perjuangan di sebuah kamar kos berukuran sempit.
Ditemui di ruang kerjanya, Jhonny menceritakan awal mula membangun kerajaan bisnisnya pada 2008. "Saya memulai usaha dari kamar kos-kosan berukuran 1,5 x 4 meter," terangnya, Selasa (1/12/2020).
Saat itu, dia berjualan secara online melalui platform Kaskus. Karena terganjal modal, dia memulai dengan menjadi dropshipper jam tangan murah. Selain berjualan jam, Jhonny juga mengerjakan beberapa project pembuatan website dari klien.
Ternyata prospek penjualan jam tangan tersebut cukup bagus. Awalnya dia tak memiliki stok sama sekali. Namun, lambat laun terkumpul modal yang dapat digunakan untuk memulai usaha penjualan casing handphone.
"Saat itu sangat booming dengan handphone Blackberry," kenang CEO Doran Group & JETE Indonesia tersebut.Upaya tersebut membuahkan hasil. Pelan tapi pasti. Bisnisnya kian melesat. Kini, Jhonny fokus mengembangkan usaha di bidang Wearable Gadget & Accessories yang membawa brand JETE, Garmin, Samsung Wearable, DJI, Gopro, Sandisk, Logitech.
Dia menyadari tak semudah membalik telapak tangan menggapai kesuksesan. Banyak kisah suka duka saat membuka usaha yang digelutinya saat ini. Mulai kepuasan melihat kinerja tim hingga menerjang masa-masa sulit.
"Sukanya saat melihat tim saya terus bertumbuh, tim yang saya bangun dari awal bergabung dengan perusahaan, terus bertumbuh menjadi pribadi yang lebih baik dan memiliki banyak pengalaman," katanya.
"Yang paling penting mereka dapat membawa perubahan positif untuk keluarga kecil mereka," imbuh pria kelahiran Samarinda, 18 Juni 1986 tersebut.Kendati demikian, dia juga sempat melewati masa-masa yang tak mudah. Jhonny menganggap rintangan itu harus ditaklukkan. Tantangan adalah pembelajaran untuk membuatnya lebih berkembang dan terus belajar.
"Jadi hingga saat ini, saya tidak pernah mengingat hal-hal duka yang pernah saya lewati. Untuk apa mengingat hal negatif bila kita bisa mengingat hal yang positif," ujarnya.
Di sisi lain, banyak pelajaran hidup ditemui dari sekeliling. Bahkan sebuah pengalaman tak terlupakan yang mengantarnya menuju kesuksesan.
Perjalanan seorang rekan yang juga pernah menduduki posisi general manager di perusahaan miliknya."Totalitas hatinya ada di perusahaan, suka duka selalu bersama saya, tidak pernah mengeluh dan selalu mengerti apa yang hari kita kerjakan bersama," ucap Jhonny.
Namun takdir berkata lain. Pada tahun 2019, temannya tersebut mengidap penyakit dan harus menghadap ke Sang Pencipta.
"Nama beliau adalah Dicky Ibrahim. Beliau sangat berjasa kepada saya dan perusahaan. Tanpa beliau, tidak ada Doran di hari ini," tandasnya.
Berorganisasi di JCI
Setelah usahanya makin moncer, pada suatu titik, Jhonny merasakan kejenuhan karena terus berada dalam ruangan kantor. Dia ingin bersosialisasi serta melebarkan jaringan melalui organisasi.
"Bila saya selalu di kantor maka tidak akan punya banyak teman," ungkapnya.
Akhirnya dia memutuskan untuk bergabung bersama Junior Chamber Indonesia (JCI) East Java pada 2016 dengan tujuan menambah relasi dan networking.
"Saya melihat organisasi JCI East Java ini sangat positif, terutama leader saat itu, yang selalu semangat dan membuat agenda yang baik untuk member," tambahnya.Di JCI, lanjut Jhonny, dia banyak belajar tentang leadership & make a real impactful project.
"Bagi saya, belajar adalah dengan cara aktif berpartisipasi dan berkarya, karena itu saya menyanggupi untuk menjadi ketua dari organisasi ini," ucap Jhonny yang kini didaulat menjadi President JCI East Java.
» Baca Berita Terkait Sosok