Ketum PBNU: Ada Agenda Hancurkan NU Sebelum 2024

SARASEHAN: Kiai Said Aqil Siroj saat acara silaturahim dan sarasehan di PWNU Jatim. | Foto: Barometerjatim.com/Roy HS
SURABAYA, Barometerjatim.com Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Said Aqil Siroj bersyukur NU berandil besar mengantarkan kemenangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin di Pilpres 2019.
"Sudah barang tentu andilnya NU sangat besar. Tanpa NU ikut bekerja, tidak mungkin atau jauh kalau Jokowi-Ma'ruf itu menang," katanya saat acara silaturahim dan sarasehan di Gedung PWNU Jatim, Surabaya, Kamis (17/10/2019) malam.
"Akan tetapi setelah kita menang, eh.. tantangannya semakin besar. Seandainya kalah enggak begitu besar seperti ini," sambungnya.
Tantangan yang dimaksud Kiai Said, yakni ada pihak tertentu yang diklaimnya dongkol dengan andil besar NU dalam memenangkan Jokowi-Ma'ruf, sedang berupaya keras untuk menghancurkan NU sebelum Pilpres 2024."Kemarin kemenangan kita (Jokowi-Ma'ruf di Pilpres 2019) kan 16 juta, dan target mereka akan dibalik tahun 2024, mereka yang menang 16 juta," kata Kiai Said.
"Maka 'biang keroknya' NU, harus dihancurkan dulu sebelum 2024. Dan ini ketahuilah by design, pasti ada yang mendesain, ada konspirasi yang luar biasa," tandasnya.
Apakah pihak yang dimaksud tersebut kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno atau 'penumpang gelap'? "Pokoknya yang tidak senang NU, saya tidak bisa menyebut namanya. Kita semua merasakan," elak Kiai Said.Satu hal yang pasti, menurutnya, pihak yang berupaya menghancurkan Ormas keagamaan terbesar di Tanah Air tersebut semakin banyak, terang-terangan dan mereka bersatu.
"Kalau bisa sebelum 2024 NU harus.. bubar sih enggak, harus kocar-kacir, harus pecah, harus ora karu-karuan, berantakan, sebelum 2024," ujarnya.
Hal itu, tuturnya, bisa dilihat dari beragam 'serangan' yang terus-terusan dialamatkan ke NU. Jangankan yang jelek, yang baik saja dijelek-jelekkan. Kiai Said mencontohkan serangan terhadap film The Santri."Yang namanya film The Santri belum (diproduksi).. belum.. belum.. Baru trailernya (promosi film) itu sudah komentarnya caci maki, mengkafir-kafirkan dan sebagainya," katanya.
"(Baru) dibikin nanti April tahun depan. Tapi karena ya film itu miliknya NU langsung dikafir-kafirkan. Kalau orang lain bikin film, mau pacaran mau apa, enggak ada komentar," imbuhnya.
Indikasi lainnya, lanjut Kiai Said, "Coba bayangkan, seorang yang tadinya sosialis, sekuler.. ler, saya ndak sebut namanya, cari sendirilah ben cerdas. Ada seorang aktivis HAM yang tadinya sekuler.. ler, sak iki jenggoten dan gebuki NU," katanya."Ada orang aktivis demokrasi, aktivis HAM, sekarang jadi sekretaris FPI (Front Pembela Islam), hah coba. Pejuang HAM kan bisanya kekiri-kirian, mosok ini kanan banget," herannya.
Itu artinya, tandas Kiai Said, di sana ada operasi khusus, ada yang mendanai, ada yang gembosi semuanya, yang sengaja mereka didesain untuk mengecilkan, meminggirkan atau memporak-porandakan NU."Bukan teroris, bukan! (Tapi mereka) yang tiap hari kerjanya meng-counter atau merespons dengan negatif apapun yang dilakukan NU, apalagi jeleknya. Baiknya pun dianggap jelek," katanya.
» Baca Berita Terkait Jokowi, PBNU