Kesengsem Kinerja Eri Cahyadi, Anggota Wantimpres Sampai Urung Buka Buku Catatan

PENUH KEAKRABAN: Anggota Wantimpres, Soekarwo menyimak penjerlasan Wali Kota Eri Cahyadi. | Foto: Barometerjatim.com/IST
SURABAYA, Barometerjatim.com Momen akrab ditunjukkan Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres), Soekarwo alias Pakde Karwo saat bertamu ke Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi di rumah dinasnya Jalan Sedap Malam, Surabaya, Rabu (11/5/2022).
Pakde Karwo begitu kesengsem dengan kinerja Eri, sampai-sampai melempar kelakar kalau sebenarnya sudah menyiapkan buku catatan untuk didiskusikan namun urung dibuka.
Saya sebenarnya menyiapkan buku ini, tapi enggak tak buka karena apa yang saya catat sudah dilakukan semuanya oleh Pak Eri, candanya yang diikuti tawa lepas Pakde Karwo dan Eri.
Sebelumnya, dalam pertemuan tersebut Pakde Karwo menanyakan sejumlah program yang dilakukan Eri pasca pandemi Covid-19, terutama terkait dengan pemulihan ekonomi di Kota Surabaya.
Eri pun menjelaskan panjang lebar tentang berbagai program yang telah dilakukannya untuk memulihkan ekonomi, terlebih tentang pemulihan ekonomi melalui padat karya untuk mengentas kemiskinan.Menurutnya, saat ini banyak program Pemkot yang dilakukan melalui padat karya. Mulai dari pelatihan, pemasaran produk, hingga pemberian bantuan modal untuk terus memberdayakan UMKM Surabaya.
Bahkan, kami juga sudah menerapkan 40 persen APBD Surabaya untuk menggerakkan ekonomi kerakyatan. Kami terus gerakkan UMKM Surabaya supaya mandiri, dan upaya padat karya ini untuk meningkatkan taraf hidup warga Surabaya, paparnya.
Dia juga menjelaskan bahwa Pemkot sudah memberikan pelatihan pembuatan paving kepada warga Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). Nantinya, mereka akan difasilitasi alat dan bahannya, lalu hasil pavingnya akan dibeli Pemkot untuk digunakan fasilitas umum.
Jadi, setelah dilatih mereka terus diberdayakan dan disediakan pasarnya, karena ini yang sangat penting, tegasnya.Selain itu, pemkot juga sudah melakukan pelatihan menjahit. Setelah dilatih, mereka diberi garapan menjahit seragam sekolah, termasuk sepatu sekolah, sehingga pangsa pasarnya juga sudah jelas.
Ke depan kita akan menggelar berbagai pelatihan lagi, termasuk pelatihan menjadi tukang dan pembantu tukang, katanya.
BTKD Dikelola MBR
Tak hanya itu, saat ini aset-aset Bekas Tanah Kas Desa (BTKD) Pemkot dimaksimalkan dan dikelola MBR. Dalam bidang pertanian, mereka dilatih untuk mengelola lahan pertanian dan diberikan benihnya oleh Pemkot, lalu hasilnya dijual untuk pemasukan mereka.
Sedangkan yang nonpertanian, nantinya aset BTKD akan dimanfaatkan untuk cuci mobil, laundry, rumah produksi batik, dan lainnya.
Jadi, padat karya itu bermacam-macam yang dilakukan oleh Pemkot, dan tujuan akhirnya adalah mengentas kemiskinan di Surabaya. Mereka para MBR ini harus bisa lulus dari data MBR Pemkot, ucapnya.
Berbagai terobosan dan inovasi lainnya dalam rangka pemulihan ekonomi juga disampaikan kepada Pakde Karwo, termasuk aplikasi e-peken yang dibuat Pemkot untuk menghimpun dan memasarkan toko kelontong dan produk UMKM.
Apalagi, saat ini ASN Pemkot juga sudah diwajibkan untuk membeli kebutuhan sehari-harinya di aplikasi tersebut, sehingga ini akan semakin menggerakkan ekonomi kerakyatan di tingkat bawah.Nah, berbagai terobosan dan inovasi pemulihan ekonomi melalui padat karya yang dilakukan Eri rupanya sejalan dengan pemikiran Pakde Karwo.
Bahkan, berkali-kali mantan Gubernur Jatim dua periode itu sempat memuji kinerja Eri dalam memulihkan ekonomi Surabaya. Harusnya pemerintah daerah lainnya juga seperti Pak Eri ini, katanya.
» Baca berita terkait Pemkot Surabaya. Baca juga tulisan terukur Lainnya Moch Andriansyah.