Indo Publika: Khofifah Kena Jebakan, Sekda Layak Dicopot!

SURABAYA, Barometerjatim.com - 'Surprise' pesta ulang tahun (ultah) yang disiapkan Plh Sekda Provinsi Jatim, Heru Tjahjono untuk Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa justru berbuntut panjang baik secara politik maupun hukum.
Direktur Eksekutif Indo Publika, Asep Irama menilai, pesta ultah tersebut bisa dibilang jebakan yang justru menjerumuskan Khofifah pada kubangan masalah.
Hemat saya, jika pesta itu murni rencana Plh Sekda, maka Gubernur Khofifah bisa menebus kepercayaan publik Jatim dengan memberhentikan Sekda. Heru hanya akan jadi benalu bagi Khofifah, dan karena itu layak untuk diberhentikan, kata Asep kepada Barometerjatim.com, Sabtu (29/5/2021).
Sebab, tandas Asep, protes dan sakit hati masyarakat Jatim hingga hari ini belum juga mereda. Mulai pelaporan yang dilakukan elemen masyarakat ke Polda Jatim, protes warga perantauan Jatim di Jakarta, hingga jadi bulan-bulanan warganet.
Bahkan muncul hastag #TangkapGubernurJatim dan trending di Twitter, Jumat (28/5/2021). Rata-rata warganet menghujat Khofifah dengan berbagai meme dan meminta penegak hukum bertindak adil.
"Makanya, sangat wajar hari ini muncul pihak yang membandingkan kasus ini dengan kerumunan yang memenjarakan Rizieq Shihab, kata Asip. Sekadar tahu, Rizieq divonis 8 bulan penjara dalam perkara kerumunan di Petamburan dan denda 20 juta atas kerumunan di Megamendung.
Karena itu, kata Asep, keadilan dan kesetaraan di hadapan hukum menjadi pedang yang akan terus dihunus setiap waktu. Apalagi Polda Jatim telah mendalami dan berencana memanggil pihak-pihak terkait sebagai saksi, termasuk Khofifah dan Wagub Emil Dardak.
"Kalkulasi politiknya, masa depan Khofifah sangat bergantung pada akhir dari kasus ultah ini, ucap Asep.
"Gubernur Khofifah bisa menebus kepercayaan publik Jatim dengan memberhentikan Sekda."
Kerumunan pesta ultah Khofifah yang diduga melanggar protokol kesehatan (prokes), lanjut Asep, secara politik juga bisa menjadi senjata bagi sejumlah kalangan untuk menurunkan tingkat elektabilitas gubernur yang juga ketua umum PP Muslimat NU tersebut.
Pesta ini punya efek politis yang begitu besar. Mau tidak mau, akan menurunkan tingkat kepercayaan masyarakat Jatim kepada Khofifah," kata Asep.
"Sangat disayangkan, mengingat pesta itu adalah kejutan dari Plh Sekdaprov dan sejumlah OPD yang sama sekali tanpa rencana Khofifah, tetapi efek kejutnya justru pada kapabilitas dan akuntabilitas Khofifah, ucapnya.
Bumerang Bagi Khofifah
Meski Khofifah telah memberikan klarifikasi, menurut Asep, tindakan kerumunan yang diduga melanggar prokes tersebut telah mencederai kepercayaan publik pada pemerintah.
Saya melihat, pesta ultah yang dihelat di rumah dinas Gedung Grahadi Surabaya itu menjadi bumerang bagi Khofifah, karena jelas akan menggerus kepercayaan publik pada Pemprov Jatim," kata Asep.
"Tentu ini bukan soal etik atau tidak. Problemnya, di saat masyarakat berperang mati-matian melawan Covid-19, pemerintah Jatim justru mengumbar contoh yang tidak baik dengan menghelat pesta ulang tahun, tandasnya.
Bagi Asep, Khofifah boleh menyampaikan klarifikasi dengan menyebut bahwa video yang beredar soal pesta ultahnya banyak terdistorsi dan tak faktual, tetapi gelaran pesta tetap saja membuat masyarakat curiga.
Predikasi Khofifah yang dikenal sebagai pribadi sederhana dan bersahaja yang konsisten mengajak publik Jatim taati prokes, bisa saja luntur.
Meski angka penularan Covid-19 di Jatim lebih rendah dari provinsi lain di Jawa, kata Asep, mestinya Khofifah dan Pemprov Jatim tetap awas sebagai langkah antisipatif untuk menelan meningkatan kasus aktif.
"Pada poin inilah, pesta ulang tahun itu jadi masalah, tak peduli apakah pesta itu hanya santunan yatim atau band, tuntas alumnus Fakultas Hukum Universitas Bung Karno (UBK) itu.{*}
» Baca Berita Terkait Gaduh Ultah Khofifah