Harga Ayam Anjlok, Peternak di Lamongan Rugi Berlipat

Reporter : barometerjatim.com -
Harga Ayam Anjlok, Peternak di Lamongan Rugi Berlipat

HARGA JUAL ANJLOK: Peternak ayam di Lamongan keluhkan harga jual. | Foto: Barometerjatim.com/HAMIM ANWAR

LAMONGAN, Barometerjatim.com Di tengah wabah virus Corona (Covid-19), sejumlah peternak ayam ras pedaging di  Kabupaten Lamongan dibuat pusing dengan harga jual.

Mereka mengeluhkan anjloknya harga jual ayam, lantaran jauh dari Harga Pokok Produksi (HPP) yang ditentukan Kementerian Pertanian (Kementan).

"Harga ayam sekarang hancur, anjloknya jauh banget, per kilogram saat ini cuma Rp 6.000 sampai Rp 7.000," kata Hafidz Ihyauddin, salah seorang peternak ayam di Lamongan, Jumat (17/4/2020).

Menurutnya, harga jual di tingkat peternak saat ini tidak sebanding dengan biaya produksi. Akibatnya, peternak hanya bisa pasrah atas kerugian akibat anjloknya harga ayam tersebut.

"HPP (harga pokok produksi) yang disepakati dari Kementan sekitar Rp 17.500 per kilogram, dan harga dasar yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp 18.000 per kilogram," katanya.

Anjloknya harga ayam di tingkat peternak membuat para peternak ayam ras pedaging ikut terpuruk. Bahkan sebagian besar peternak di Lamongan sudah banyak yang gulung tikar sejak pertengahan 2019.

"Kerugiannya cukup besar dan berlipat, peternak sekarang ibarat sudah jatuh tertimpa tangga. Di saat harga ayam anjlok, sebaliknya harga pakan ayam naik," jelasnya.

Menurut Hafidz, regulasi dan kebijakan pemerintah yang dijalankan selama ini hasilnya tidak memihak peternak rakyat. Buktinya para peternak justru mengalami kerugian hampir dalam 20 bulan terakhir.

"Sistem kontrol GPS (Grand Parent Stock) dan cutting DOC (Day Old Chicken) yang diterapkan selama ini tidak memberi manfaat terhadap peternak rakyat," keluhnya.

Dia berharap, pemerintah dapat mengkaji ulang soal kebijakan dan regulasi terkait peternakan ayam yang diterapkan selama ini karena belum sepenuhnya berpihak pada peternak rakyat.

» Baca Berita Terkait Lamongan

Simak berita terukur barometerjatim.com di Google News.