Wapres Sorot Jatim, Pakar Singgung Pesta Ultah Khofifah

-
Wapres Sorot Jatim, Pakar Singgung Pesta Ultah Khofifah
ADA DISTRUST DI JATIM: Asep Irama, pesta ulang tahun Khofifah di tengah pandemi Covid-19 masih membekas. | Foto: IST SURABAYA, Barometerjatim.com - Empat hal dipertanyakan Wakil Presiden (Wapres) KH Ma'ruf Amin kepada Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa saat rapat koordinasi terkait penanganan Covid-19 di Jatim, Rabu (21/7/2021). Pertama, soal pelaksanaan PPKM Darurat yang disebutnya belum maksimal karena merujuk data Google Community Mobility Report hingga 16 Juli 2021, penurunan mobilitas di pusat perbelanjaan dan rekreasi belum sejauh di Provinsi DKI, bahkan masih di bawah Yogyakarta dan Bali. Kedua, soal 3T (Testing, Tracing, dan Treatment). Menurut Ma'ruf, jumlah testing di Jatim memang sudah di atas standar WHO. Tetapi positivity rate di Jatim 39,24 persen, jauh dari standar 5 persen yang ditetapkan Badan Kesehatan Dunia (WHO/World Health Organization). Ketiga, capaian vaksinasi yang baru 8,36 persen dari target sasaran 31,8 juta jiwa. Keempat, terkait bantuan sosial dan bantuan produktif untuk usaha mikro. Menurut Pakar Politik yang juga Direktur Eksekutif Indo Publika, Asep Irama Jatim tidak bisa dibandingkan dengan Bali, misalnya, karena penduduk di Jatim lebih beragam yang dihuni dua etnis besar, Jawa dan Madura. Secara kultur, penduduk di Bali juga lebih patuh terhadap pimpinan maupun budaya. "Tetapi terlepas dari itu, saya melihatnya begini. Dulu Khofifah itu pernah 'merayakan', kalaupun itu Sekdanya, ulang tahun (ultah) di tengah pandemi Covid-19," katanya kepada Barometerjatim.com, Sabtu (24/7/2021). Imbas pesta ultah itulah, tandas Asep, yang kemudian menghilangkan kepercayaan publik terhadap kebijakan yang dikeluarkan Pemprov Jatim, terutama terkait penanganan pandemi Covid-19. "Artinya dianggap ini pembohongan pubik. Ini pemimpin yang antara tindakan tidak sesuai dengan kebijakannya, tentu ada distrust (ketidakpercayaan) di Jatim. Ini tentu harus menjadi renungan bagi Khofifah tersendiri, terutama bagi Pemprov Jatim," jelas Asep. "Ada sebagian masyarakat yang tidak percaya dalam kebijakan pemerintah, khususnya Jatim dalam menangani Covid-19. Itu saya yakin ada tendensi terhadap kelakuan Khofifah merayakan hari ultahnya waktu itu," sambungnya. Jadi pesta ultah Khofifah masih membekas? "Pasti, karena itu di tengah pandemi, pasti membekas dan ini harus diakui di Jatim," tegas Asep. Dia mencontohkan terutama di wilayah Madura yang disebutnya sangat rendah orang percaya terhadap Covid-19, bahkan tidak mau melakukan vaksinasi. "Itu kemarin saya lihat angkanya, Madura itu masuk tertinggi lho, ini artinya kan Khofifah gagal. Orang Jatim tidak percaya, itu tentu kalau kita hubungkan dengan perayaan ultah Khofifah sangat erat hubungannya," katanya. Lebih dari itu, ucap Asep, Khofifah dilihatnya kurang koordinasi ke bawah terutama dengan wali kota dan bupati di seluruh Jatim serta kalangan Nahdlatul Ulama (NU), baik secara struktural maupun kultural. » Baca Berita Terkait Wabah Corona
Simak berita terukur barometerjatim.com di Google News.