Tak Dilirik di Pilpres, Pengamat: Representasi Gus Ipul Tak Jelas

Reporter : barometerjatim.com -
Tak Dilirik di Pilpres, Pengamat: Representasi Gus Ipul Tak Jelas

Gus Ipul, belum ada kubu di Pilpres 2019 yang meliriknya. | Foto: Barometerjatim.com/roy hs

SURABAYA, Barometerjatim.com Pasca kalah telak (selisih 7,1 persen) dari Khofifah Indar Parawansa di Pilgub Jatim 2018, tampaknya peran politik Saifullah Yusuf (Gus Ipul) semakin meredup. Bahkan tak lagi diperhitungkan di kancah nasional.

Faktanya, hingga kini dua kubu yang bertarung di Pilpres 2019, baik Tim Kampanye Daerah (TKD) Jatim Jokowi-Ma'ruf Amin maupun Badan Pemenangan Provinsi (BPP) Jatim Prabowo-Sandiaga, enggan melibatkan Wagub Jatim itu di tim pemenangan.

"Saya pastikan hingga saat ini (Gus Ipul) tidak terlibat dalam pemenangan Prabowo-Sandi," tegas Sekretaris BPP Jatim, Basuki Babussalam saat dikonfirmasi wartawan, Sabtu (19/1).

Pun demikian dengan TKD Jatim, "Gus Ipul tidak ada komunikasi dengan kami, karena memang sejak awal tidak masuk di SK (tim pemenangan di Jatim)," ucap Sekretaris TKD Jatim, Otman Ralibi.

Mengapa kedua kubu di Pilpres tak bergairah melirik Gus Ipul? Menurut Pengamat Politik asal UIN Sunan Ampel Surabaya, Akhmad Khubby Ali AR, kedua kubu tentu memiliki banyak pertimbangan dalam merekrut tokoh yang bisa mendongkrak suara jagoannya.

Biasanya, kata akademisi yang akrab disapa Boby itu, hal yang mendasar dalam sebuah tim pemenangan yakni loyalitas. "Tentu kedua pihak (timses) ingin merekrut orang-orang yang loyal," katanya.

Nah, lanjut Khubby, "Pada Pilgub Jatim kemarin Gus Ipul itu representasi kelompok mana, kan juga tidak jelas! Tidak mewakili partai politik."

Lagi pula, lanjut Boby, mayoritas kiai yang dulu mendukung Gus Ipul di Pilgub Jatim saat ini sudah menentukan sikap, baik di kubu Jokowi-Ma'ruf atau Prabowo-Sandi.

Meski demikian, Gus Ipul belum sama sekali kehilangan basisnya. Dia masih bisa menggerakkan barisan GP Ansor lama meski di dalamnya juga sarat dinamika. Hanya saja, Bobby tidak tahu persis berapa jumlah dukungan yang bisa digerakkan dari Ansor lama.

Satu yang digarisbawahi Bobby, Gus Ipul memang harus bergerak untuk mendapat tempat di kancah Pilpres 2019. "Kalau Gus Ipul tidak memainkan kaki-kakinya, bisa ketinggalan kereta nanti," ujarnya.

Berharap 'Diajak' Jokowi

Sebelumnya Ketua Ikatan Gus Gus Indonesia (IGG), KH Ahmad Fahrur Rozi yang selama ini dikenal sebagai salah seorang pendukung utama Gus Ipul di Pilgub Jatim 2018, berharap Jokowi segera melakukan komunikasi dengan Gus Ipul.

Pengasuh Ponpes An Nur Bululawang 1 Malang itu menilai, Jokowi memiliki kedekatan dengan Gus Ipul mengingat pendamping Jokowi adalah KH Ma'ruf Amin yang mantan Rais Aam PBNU.

"Kalau Gus Ipul ditunjuk menjadi salah satu koordinator dari unsur kiai dan ulama, maka kekuatan ini akan semakin kuat. Peluang menang Jokowi pun semakin besar," ujar seperti dikutip sejumlah media online.

Apa yang dilakukan pendukung Gus Ipul ini bertolak belakang dengan Khofifah. Jika Gus Ipul memilih menunggu, Khofifah -- yang memiliki basis massa solid dan loyal terutama di NU kultural -- malah sudah bergerak ke seluruh penjuru Tanah Air dan luar negeri untuk memenangkan Jokowi-Ma'ruf Amin lewat Jaringan Kiai Santri Nasional (JKSN).

Sejak dideklarasikan di Halaman Gedung Institut KH Abdul Chalim, Pacet, Mojokerto, 6 Oktober 2018 dan dihadiri Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin, Erick Thohir, JKSN sudah menggelar 18 kali deklarasi baik di dalam dan luar negeri. Terbaru, JKSN dideklarasikan di Magelang, Jawa Tengah, 17 Januari 2019.

» Baca Berita Terkait Pilpres 2019, Gus Ipul

Simak berita terukur barometerjatim.com di Google News.
Tag