Sekjen JKSN Sebut Masuk Akal Andai Gus Ipul Pilih Prabowo

POLITIK 'MASUK AKAL': Gus Hans (kiri), masuk akal andai Gus Ipul (kanan) mendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di Pilpres 2019. | Foto: Barometerjatim.com/ROY HASIBUAN
SURABAYA, Barometerjatim.com Kecuali Saifullah Yusuf (Gus Ipul), para 'pemeran utama' di Pilgub Jatim 2018 sudah menjatuhkan pilihannya di Pilpres 2019. Gubernur-Wagub Jatim terpilih 2019-2024, Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak bahkan sejak awal berseiring dengan Joko Widodo (Jokowi).
Pun demikian dengan Gubernur Soekarwo. Meski belum terang benderang, pembentukan Relawan Jo-Wo (Jokowi-Ma'ruf Amin-Soekarwo) yang dikoordinatori Martono menjadi pertanda kalau "begawan politik Jatim" yang akrab disapa Pakde Karwo itu akan segera terbuka mendukung Jokowi-Ma'ruf.
Apalagi Martono tak kuasa menahan blak-blakannya, "Nanti setelah pensiun (dari jabatan gubernur) pada Februari 2019, Pakde akan turun langsung gantikan saya, katanya usai deklarasi, 7 Oktober lalu.
Baca: Sekjen JKSN: Istighotsah Kubro PWNU Jatim Acara Samar
Satu-satunya yang belum menentukan pilihan tinggal Gus Ipul. Dalam wawancara dengan wartawan, Jumat (5/10), Wagub Jatim itu menuturkan dirinya masih menunggu instruksi para kiai yang masih intens melakukan pertemuan untuk menentukan pilihan.
Memang ada para kiai yang sudah menentukan mendukung Pak Jokowi, ada juga yang sudah mendukung Pak Prabowo. Tapi masih ada juga yang masih mencermati visi dan misi para calon, katanya.
Langkah Gus Ipul di Pilpres 2019 memang ditunggu para pendukungnya, terlebih dia dinilai masih memiliki pengaruh karena sisa-sia Pilgub Jatim 2018 masih hangat. Gubernur-Wagub terpilih hasil Pilgub Jatim baru ditetapkan KPU Jatim, 27 Juli lalu.
Baca: Tepis Gerindra! Gus Hans: JKSN Tak Dukung Ulama Jadi-jadian
"Saya kira beliau (Gus Ipul) masih punya pengaruh," nilai Sekjen Jaringan Kiai Santri Nasional (JKSN), KH Zahrul Azhar As'ad yang akrab disapa Gus Hans saat dihubungi Barometerjatim.com, Minggu (14/10).
Soal mengapa Gus Ipul belum menentukan pilihan, menurut Gus Hans, mungkin mantan Ketum PP GP Ansor dua periode itu sedang 'perang batin' antara mengawal kepentingan Nahdlatul Ulama (NU) yang lebih luas atau kembali pada kebiasaan sebelumnya.
Baca: Di Pelantikan PWNU, Gus Ipul Sebut Ada yang Khianati Kiai
"Kebiasaan yang kemarin kan lain daripada yang lain. Kongkretnya, ketika NU dimana, beliau dimana. Saat Pak Hasyim (KH Hasyim Muzadi) maju (Pilpres 2004), beliau malah di SBY (Susilo Bambang Yudhoyono)," katanya.
Begitu pula saat Jusuf Kalla (JK) yang mendampingi Jokowi di Pilpres 2014. "Ada Pak JK yang jelas-jelas NU-nya, Gus Ipul malah memilih yang ada Hatta (Rajasa)-nya. Saya yakin masih ada jejak digitalnya," tandas Pengasuh Ponpes Queen Al Azhar Darul Ulum Jombang itu.
Jaga Marwah NU
Melihat rekam jejak tersebut, apakah Gus Ipul akan kembali mendukung Prabowo-Sandiaga? "Saya tak berani berasumsi. Tapi kalau memang mau berpikir untuk kepentingan NU, katanya yang paling NU kan, ya mestinya harus segera mengambil keputusan. Wong jelas-jelas Kiai Ma'ruf mantan rais aam," paparnya.
"Langkah kita (mendukung Jokowi-Ma'ruf) ini kan untuk menjaga marwahnya beliau (Kiai Ma'ruf) dan NU. Kalau sampai sekarang belum juga memutuskan, bisa jadi bagi Gus Ipul marwah NU tidak menjadi prioritasnya. Berarti kan ada tanda tanya besar."
Baca: Mantan Aktivis 98 Bergandengan Tangan Menangkan Jokowi
Tapi kalau akhirnya Gus Ipul lebih memilih mendukung Prabowo, tandas Gus Hans, itu juga wajar dan masuk akal jika melihat rekam jejaknya selama ini terkait dukung-mendukung di Pilpres.
"Secara politik memang wajar dan masuk akal kalau Gus Ipul ke sana, kan tahun kemarin (2014) timsesnya Pak Prabowo. Itu ijtihad politik masing-masing dan sah-sah saja," tuntas mantan Jubir Khofifah-Emil Dardak di Pilgub Jatim 2018 tersebut.
ยป Baca Berita Terkait Gus Hans, Pilpres 2019, Gus Ipul, JKSN