Prabowo: Pertahanan Kita Lemah Harta Tak di Indonesia


JAKARTA, Barometerjatim.com Capres nomor urut 02, Prabowo Subianto menilai sistem pertahanan Indonesia terlalu lemah. Padahal, pertahanan dan keamanan sangat penting, termasuk untuk menjaga kekayaan suatu negara.
"Saya menilai pertahanan Indonesia terlalu lemah! Jauh dari yang diharapkan," katanya sambil beberapa kali mengelengkan kepala saat debat Capres di Hotel Shangri-la, Jakarta, Sabtu (30/3/2019) malam.
"Kenapa? Karena kita tidak punya uang! Karena itu, kita harus menjaga keuangan kita. Ke mana keuangan kita? Keuangan kita, kekayaan kita, harta kita, tidak tinggal di Indonesia. Karena itu kita lemah, mau kita diplomasi apa?" sambungnya.
Mantan Danjen Kopassus itu juga mengingatkan, seharusnya seluruh elemen bangsa sadar kalau soal pertahanan ini sebenarnya Indonesia sedang diejek banyak pihak.
"Dia senyum di depan kita, tapi.. we have nothing, we have no power. Menteri Pertahanan dulu, Pak Juwono Sudarsono mengatakan kepada saya: I am not The Indonesian Minister Defense, I am The Indonesian Defenseless Minister," paparnya.
Jadi, bagi Prabowo, pertama, Indonesia harus meningkatkan soal anggaran pertahanan. "Tapi untuk itu kita harus membuat sistem hentikan kebocoran, kurangi korupsi, ubah sistem, sehingga kekayaan Indonesia tidak mengalir ke luar negeri. Ini masalah inti," tegasnya.
Namun Capres nomor urut 01, Joko Widodo (Jokowi) membantah kalau anggaran untuk pertahanan minim. Menurutnya, saat ini anggaran di Kementerian Pertahanan mencapai Rp 107 triliun atau terbesar kedua setelah Kementerian Pekerjaan Umum (PU).
"Artinya, perhatian kita terhadap pertahanan ini juga bukan main-main. Bahwa masih ada yang proses, ada yang kurang, inilah yang harus kita perbaiki sebagai pemimpin," katanya.
"Saya optimis dengan penguasaan radar udara, radar maritim yang sudah 100 persen, siapapun yang masuk ke teritori negara kita akan ketahuan, akan ketahuan!" sambungnya.
Saat ini, menurut Jokowi, radar maritim dan radar udara bahkan sudah 100 persen menguasai wilayah Indonesia. Ada 19 titik radar udara yang terkoneksi, serta 11 titik radar maritim yang terkoneksi.
Gelar Pasukan Terintegrasi
Di sisi lain, Jokowi menyebut sedang membangun gelar pasukan yang terintegrasi agar pertahanan tidak terpusat di Jawa (Jawasentris) dengan memerintahkan Menhan dan Panglima TNI untuk membangun Divisi III.
"Yang telah mulai bekerja Divisi III Kostrad di Gowa, kemudian Komando Angkatan Udara di Biak, kemudian Armada III Angkatan Laut di Sorong. Ini sudah dalam proses pembangunan dan segera akan jadi," katanya.
Tak hanya itu, Jokowi juga telah memerintahkan untuk gelar pasukan terintegrasi di empat titik penting. Yakni di Natuna (sebelah barat), Morotai (timur), Samlagi dekat Masela (selatan) serta Biak.
"Apa yang kita harapkan dari gelar pasukan ini? Artinya titik-titik pinggir yang ada di negara ini semuanya terjaga," tandasnya.
ยป Baca Berita Terkait Prabowo, Jokowi, Pilpres 2019