Pilwali Surabaya, Gus Hans Tak Mau seperti Deddy Mizwar

Reporter : barometerjatim.com -
Pilwali Surabaya, Gus Hans Tak Mau seperti Deddy Mizwar

CHECK SOUND: Gus Hans masih check sound sebelum memutuskan maju di Pilwali Surabaya. | Foto: Barometerjatim.com/ROY HS

SURABAYA, Barometerjatim.com Meski banyak menerima undangan untuk mendiskusikan Surabaya pasca Wali Kota Tri Rismaharini alias Risma, Zahrul Azhar Asumta enggan memastikan kapan declare maju di Pilwali Surabaya.

'Kiai milenial' yang akrab disebut Gus Hans itu menegaskan kalau dirinya masih test the water, check sound, untuk menyelami apa yang diinginkan masyarakat Surabaya pasca kepemimpinan Risma.

"Karena saya tidak kepikiran sama sekali mengarah ke sana (maju Pilwali Surabaya)," katanya saat ditanya salah seorang peserta diskusi yang digelar Komunitas Milenial Peduli Indonesia (Kompi) Surabaya, Selasa (27/8/2019).

Lagi pula, secara berseloroh Gus Hans menyebut kontrak programnya dengan sejumlah stasiun televisi juga belum habis. Begitu pula kontraknya dengan salah satu produk larutan penyegar.

"Nanti konsekuensinya sama kayak Mas Deddy Mizwar (bintang iklan di produk yang juga dibintangi Gus Hans). Begitu jadi wakil gubernur (Jabar periode 2013-2018), kontraknya langsung diputus," candanya yang disambut ger-geran ratusan peserta diskusi.

"Saya juga masih belum mau kontrak saya diputus sekarang, karena ternyata enak sekali gak lapo-lapo oleh duit," sambung pria yang juga Presiden Football for Peace Interfaith Indonesia itu, lagi-lagi disambut gelak tawa hadirin.

Bahas soal Toleransi

Dalam diskusi bertajuk "Merawat dan mewarnai keberagaman Indonesia dengan toleransi" tersebut, Gus Hans banyak mengupas terkait perbedaan dan kebersamaan untuk menjaga keutuhan NKRI agar tak mudah dihancurkan.

Menurutnya, penghancurkan sebuah bangsa di seluruh dunia biasanya dilakukan melalui dua cara, yakni candu atau penyalahgunaan narkotika serta pendangkalan pemahaman dan kapitalisasi agama.

Soal candu,  papar Gus Hans, selama ratusan tahun bangsa ini -- terutama generasi mudanya -- 'diracuni' penjajah dengan candu. "Membiarkan masyarakat, generasi mudanya, untuk menjadi pengguna narkoba di saat itu," katanya.

Lalu soal pendangkalan dan kapitalisasi agama. Seharusnya, kata Gus Hans, semakin orang fanatik dan yakin dengan agama yang dianutnya, maka akan semakin memuliakan semua umat yang diciptakan Allah Swt.

"Ketika dia tidak bisa memuliakan yang lain, maka pasti ada masalah dalam hatinya, dalam konteks memahami agama yang dianut," ucapnya.

Sebab, semua agama di dunia tidak ada yang mengajarkan untuk saling memusuhi. "Tetapi karena sekarang ini sering membela bendera agama daripada Tuhan, maka yang kita sibukkan adalah benderanya, bukan Tuhan," jelasnya.

Bagi Gus Hans, inilah yang paling menyakitkan. "Ketika kita sudah merasa paling benar sendiri, yakin punya kavling surga, tapi langkah dan sikap kita justru jauh dari surga," tegasnya.

» Baca Berita Terkait Pilwali Surabaya, Gus Hans

Simak berita terukur barometerjatim.com di Google News.