Penyakit Mulut dan Kuku Ternak Masuk Surabaya, Dua Kecamatan Lockdown

-
Penyakit Mulut dan Kuku Ternak Masuk Surabaya, Dua Kecamatan Lockdown
BUKAN ZOONOSIS: Penyemprotan biosafety, PMK bukan zoonosis alias tak menular atau infeksi manusia. | Foto: Barometerjatim.com/IST SURABAYA, Barometerjatim.com Gawat! Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) masuk Surabaya. Ini setelah di wilayah Kecamatan Lakarsantri dan Sambikerep ditemukan hewan ternak terjangkit. Pemkot Surabaya melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) langsung bergerak cepat melakukan pencegahan penyebaran, dengan menerjunkan Satgas PMK untuk mengawasi hewan ternak. Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Surabaya, Antiek Sugiharti mengatakan, ketika sudah ada wilayah yang dinyatakan suspect (positif PMK), maka yang harus dilakukan adalah penguatan monitoring lalu lintas ternak sesuai dengan Keputusan Menteri Pertanian (Menpan) RI No 403/KPTS/PK.300/ M/05/2022. Artinya, akan dilakukan lockdown lalu lintas hewan ternak di tingkat wilayah kelurahan dan kecamatan, jelasnya, Rabu (18/5/2022). Menurut Antiek, untuk memasifkan upaya pencegahan, pihaknya akan menerjunkan Satgas PMK dan berkoordinasi dengan masing-masing lurah dan camat serta perguruan tinggi di Surabaya. "Jadi bukan hanya DKPP yang bergerak, tetapi kami juga perlu support dengan camat dan lurah untuk mengawasi arus keluar masuk ternak di wilayahnya dan mengantisipasi menjelang perayaan Hari Raya Idul Adha. Kami juga berkoordinasi dengan perguruan tinggi yang memiliki bidang kedokteran hewan," paparnya. Selain itu, mengantisipasi penularan virus PMK pada hewan ternak bukan hanya melalui sosialisasi di tingkat kelurahan dan kecamatan, tetapi juga melalui masjid, jagal dan peternak hewan. Sosialisasi itu nantinya dilakukan setiap hari oleh DKPP Surabaya, dengan menerjunkan delapan regu ke peternak dan memastikan kepada masyarakat bahwa virus PMK aman bagi manusia. "Delapan regu itu nanti akan turun melakukan identifikasi, memberikan vitamin untuk hewan ternak yang sehat dan memberikan obat ke hewan ternak yang sakit, kata Antiek. Virus ini aman dan tidak menular ke manusia, akan tetapi harus tetap dijaga dan waspada, karena penularan bisa terjadi melalui manusia ke hewan ternak," tandasnya. Terkait dengan kedatangan hewan ternak dari luar kota ke dalam wilayah Surabaya, Antiek menegaskan, setiap hewan ternak harus dilengkapi dengan surat resmi dari veteriner daerah asal. Hal itu berlaku juga bagi pedagang hewan kurban, yang nantinya akan menjual hewan ternak di Kota Pahlawan saat menjelang Hari Raya Idul Adha. "Harus ada surat keterangan sehat dari daerah asal. Nanti ada tim kami juga yang melakukan pemeriksaan hewan ternak dan mengeluarkan surat keterangan sehat, ujar Veteriner. Jadi, kami imbau kepada masyarakat ketika nanti membeli hewan ternak untuk kurban dan lain sebagainya, harus teliti dan meminta surat keterangan sehat yang dikeluarkan oleh instansi berwenang menangani PMK ke penjualnya," tegasnya. Antiek juga kembali menekankan kepada masyarakat agar tidak terlalu khawatir, karena virus PMK tidak menular ke manusia. Menurutnya, daging dan produk turunannya aman dikonsumsi oleh manusia asalkan diolah dengan cara yang benar. Misal dengan cara dicuci, direbus hingga matang, dan tidak dikonsumsi secara mentah. "Virus PMK ini bukan zoonosis, artinya tidak menular atau menginfeksi manusia. Jadi, sebelum mengonsumsi daging dan susu hewan ternak sebaiknya diolah melalui proses memasak, agar aman, dan sehat, kata Antiek. Kami menyarankan agar membeli daging di pasar yang mengambil dari Rumah Potong Hewan (RPH), karena kami telah melakukan pengawasan secara ketat supaya aman ketika dikonsumsi oleh masyarakat," imbuhnya. Daging Boleh Dikonsumsi LOCKDOWN: Antiek Sugiharti, PMK masuk Surabaya lakukan lockdown di dua kecamatan. | Foto: Barometerjatim.com/ISTLOCKDOWN: Antiek Sugiharti, PMK masuk Surabaya lakukan lockdown di dua kecamatan. | Foto: Barometerjatim.com/IST LOCKDOWN: Antiek Sugiharti, PMK masuk Surabaya lakukan lockdown di dua kecamatan. | Foto: Barometerjatim.com/IST Sementara itu, perwakilan dari Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Cabang Jawa Timur I, drh Wiryadining Daruki mengatakan, adanya virus PMK ini perlu diwaspadai lantaran berpengaruh pada perekonomian Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). Sebab, virus PMK merugikan warga MBR yang memiliki peternakan sapi, kambing, domba maupun babi. Karena itu, dia mengimbau kepada seluruh lurah dan camat di Surabaya untuk turut serta melakukan sosialisasi dan pengawasan kepada para peternak maupun  RPH di masing-masing wilayahnya. "Tidak usah khawatir untuk yang ingin mengonsumsi daging, monggo saja. Karena kalau dipotong di RPH akan sangat jelas terlihat antara hewan yang terjangkit PMK dan tidak, pastinya ada tim medis dan dokter," kata Wiryadining. Jika ada hewan yang terjangkit PMK kemudian disembelih, Wiryadining berpesan agar sebaiknya bagian kepala, kaki, dan jeroan harus dimusnahkan dengan cara dikubur. Selain itu dia juga menyarankan ketika menjelang perayaan Hari Raya Idul Adha, masyarakat dapat memotong hewan kurban di RPH yang sudah terjamin keamanannya. "Jadi nantinya bisa dilakukan penyuluhan ke takmir masjid atau panitia Idul Adha. Bukan itu saja, kami harap juga dilakukan vaksinasi massal ke hewan ternak untuk menghindari penularan PMK, mudah-mudah bisa segera berakhir," ujarnya. Sementara itu Camat Karang Pilang, Febriadhitya Prajatara menyatakan sudah melakukan sosialisasi di wilayah kerjanya kepada masyarakat agar tidak panik dan resah dengan virus PMK. Selain itu, dia juga memastikan hewan ternak yang dipotong di RPH aman. Salah satunya RPH Kedurus yang ada di wilayah Kecamatan Karangpilang. Febri menyebut, sebelum hewan ternak masuk ke kandang, maka terlebih dahulu dilakukan pengecekan surat sehat dari kota asal. Selain itu juga dilakukan cek kesehatan oleh dokter hewan dan penyemprotan desinfektan secara berkala. "Jadi masyarakat tidak perlu khawatir, khususnya yang ada di Kecamatan Karangpilang ketika akan mengkonsumsi daging. Karena rata-rata pasar di Surabaya itu dagingnya dipasok dari RPH," ucapnya. » Baca berita terkait Wabah PMK. Baca juga tulisan terukur Lainnya Moch Andriansyah.
Simak berita terukur barometerjatim.com di Google News.